Jenis dan Rancangan Penelitian Sampel Penelitian

4.2.2. Waktu Peneleitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga April 2013.

4.3. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah semua pekerja pengolahan batu kapur pada bagian lokasi pengumpulan batu kapur, penghancuran, pembakaran, pembongkaran tobong, pengayakan pengemasan finishing. Jumlah pekerja di industri batu kapur tidak diketahui secara pasti karena sifat pekerja tidak tetap. Pada penelitian ini populasi peneliti menetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk mengambil populasi studi. Sampel adalah sebagian individu yang diteliti atau diselidiki. Sampel ditentukan berdasarkan metode non-probability sampling dengan quota sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel yang distratifikasikan secara proporsional, berdasarkan peneliti saja dan besaran sampel dan kriteria telah ditentukan terlebih dahulu namun tidak dipilih secara acak Nasution, 2003, dengan kata lain sampel penelitian ini ditentukan oleh peneliti sendiri sesuai kebutuhan penelitian namun menurut pertimbangan kekriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumya, yaitu sampel diambil berjumlah 40 responden dengan perincian 20 responden dari titik sampel A dan 20 lainnya dari titik sampel B. Adapun kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pekerja pada pengolahan batu kapur yaitu pada kegiatan penghancuran, pembakaran, pembongkaran dan pengepakan. b. Pekerja berusia lebih dari 20 tahun, memiliki kebiasaan merokok dan bertempat tinggal di area penelitian yaitu Desa Tamansari.

4.4. Metode Pengukuran Penelitian

4.4.1. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode wawancara, pengukuran dan observasi. Adapun alat-alat untuk melakukan pengukuran kulitas lingkungan yaitu kadar suatu debu dan kondisi fungsi paru pekerja batu kapur adalah : 1. Pengukuran kadar debu partikel menggunakan alat EPAM Environmental Particulat Air Monitor dari laboratorium OHS FKIK UIN Jakarta. 2. Pengukuran temperature udara mengguanakan Wbgt Quest 3. Pengukuran kelembaban udara menggunakan Wbgt Quest 4. Pengukuran fungsi paru menggunakan spirometer. 5. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berat badan injak standart. 6. Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice 7. Kuesioner terbuka untuk variabel umur, perilaku merokok dan masa kerja.

4.4.2. Teknik Sampling Kualitas Udara Ambien

Teknik sampling kualitas udara dilihat lokasi pemantauannya terbagi dalam dua kategori yaitu teknik sampling udara emisi dan teknik sampling udara ambien. Untuk sampling kualitas udara ambien, teknik pengambilan sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam dua kelompok besar yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif konvensional dan secara pasif. Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan kualitas udara terdiri dari pemantauan gas dan partikulat BPHLD Jabar,2009. Penelitian ini melakukan pengukuran udara ambien pada partikulat meter berukuran 10 mikron. Teknik pengumpulan PM berbeda dengan pengumpulan gas, yang perlu diperhatikan adalah ukuran diameter dari partikulat tersebut. Ukuran partikulat di dalam matrik gasudara bervariasi dari ukuran molekul sampai ukuran lebih besar. Pada penelitian ini mengkhususkan pengukuran PM 10, yaitu debu partikel yang berukuran 10 mikron menggunakan alat SKC EPAM- 5000. SKC EPAM-5000 adalah aplikasi monitoring kualitas udara partikel secara in situ real time di lingkungan maupun ruangan secara ambien. Unit dari ini mengkombinasikan antara teknik filter secara konvensional dengan metode pemantauan secara in situ real time. Partikel debu akan tergambarkan kedalam sensor dan terdeteksi setiap detiknya. Konsentrasi debu dengan cepat akan terkalkulasi dan terlihat di layar EPAM-5000. Semua data akan tersimpan dalam memori untuk kebutuhan data selanjutnya.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

0 19 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERENGOLAHAN BATU KAPUR

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERRachman Efendi

0 14 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013

9 81 153

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Batu Bata Di Kelurahan Penggaron Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang Tahun 2015.

0 5 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INFORMAL PENGOLAHAN KAPUK UD.TUYAMAN DESA SIDOMUKTI WELERI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013.

0 4 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung | Anes | JIKMU 8490 16812 1 SM

0 0 8

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT KASUR (STUDI KASUS DI DESA BANJARKERTA KARANGANYAR PURBALINGGA)

0 0 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL DI LIGU SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10