Pengukuran Kandungan Silika pada Batu Kapur

standar nilai ambang batas berdasarkan standar National Institute for Occupational Safety and Health NIOSH yaitu tidak lebih dari 2. Pengukuran kandungan SiO 2 di lakukan oleh laboratorium khusus pertambangan dan mineral dengan standar ISO 11535-2010 oleh PT.CCIC Jakarta, Member of China Certification and Inspection Group.

4.5. Teknik Pengolahan Data

4.5.1. Teknik Pengolahan

Data primer yang sudah terkumpul, dilakukan pengolahan data secara statistik. Pengolahan data terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk dilakukan uji, analisis dan interpretasi data. Adapun tahapannya sebagai berikut :

a. Editing

Pengecekan data untuk kelengkapan data, kesinambungan data, keseragaman data sehingga validitas data dapat terjamin.

b. Coding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data serta menjadi kerahasiaan identitas responden.

c. Scoring

Dilakukan untuk memberikan skor terhadap variabel yang akan dianalisis berdasarkan skor, yaitu skor 1 untuk index category kategori indeks dan skor 0 untuk reference category kategori pembanding.

d. Cleaning

Data yang dikumpulkan kemudian dilaksanakan cleaning pembersihan data, artinya sebelum dilakukan pengolahan, dilakukan pengecekan data agar tidak terdapat data yang tidak diperlukan.

4.6. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif analitik. Pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel penelitian. Variabel tersebut meliputi konsentrasi PM 10 , suhu dan kelembaban serta karakteristik individu pekerja seperti umur, masa kerja, status gizi dan konsumsi merokok.

4.6.1. Analisis Univariat

Hasil penelitian dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, mean, standard deviasi, minimum-maksimum, untuk melihat distribusi frekuensi dan prosentase variabel dependen dan variabel independen, antara faktor lingkungan agent yaitu konsentrasi debu PM 10 ,suhu dan kelembaban. Sedangkan fakor host yaitu distribusi jumlah pekerja yang mengalami gejala gangguan fungsi paru, umur, masa kerja, konsumsi merokok dan status gizi. Sebelumnya juga dilakukan uji normalitas data, untuk mengetahui kenormalan suatu data numerik. Jika setelah dilakukan uji normalitas data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

0 19 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERENGOLAHAN BATU KAPUR

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU DENGAN FUNGSI PARU PEKERJA PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERRachman Efendi

0 14 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013

9 81 153

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Batu Bata Di Kelurahan Penggaron Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang Tahun 2015.

0 5 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INFORMAL PENGOLAHAN KAPUK UD.TUYAMAN DESA SIDOMUKTI WELERI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013.

0 4 15

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung | Anes | JIKMU 8490 16812 1 SM

0 0 8

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT KASUR (STUDI KASUS DI DESA BANJARKERTA KARANGANYAR PURBALINGGA)

0 0 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL DI LIGU SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10