Learning tipe NHT pada pembelajaran matematika, yaitu dengan materi Bangun Ruang Sisi Datar Kubus dan Balok. Setiap akhir
pembelajaran di kelas, peneliti berdiskusi kembali dengan observer mengenai perbaikan dan perkembangan renpon siswa terhadap
Cooperative Learning tipe NHT. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan munculnya indikator kepercayaan diri siswa dan
kesesuaian pelaksanaan Cooperative Learning tipe NHT dengan materi yang akan disampaikan.
Berdasarkan hasil analisis dari skala kepercayaan diri, lembar observasi dan wawancara serta hasil tes evaluasi individu ditemukan
beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus I.
1. Kelebihan pada pembelajaran siklus I
a. Model Cooperative Learning tipe NHT membuat suasana kelas
menjadi aktif dan menyenangkan.
Model Cooperative Learning tipe NHT merupakan model pembelajaran yang baru bagi siswa, sehingga membuat mereka
bersemangat dalam menerima pelajaran dan mengurangi kejenuhan selama proses pembelajaran.
b. Siswa berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Kesempatan yang selalu diberikan kepada siswa untuk menjawab
LKS di depan kelas dapat melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendapat dan mampu mengatasi kritikan dari teman-temannya.
c. Siswa semakin disiplin dengan waktu pembelajaran. Siswa terlatih untuk mengefisienkan waktu belajarnya dengan
lebih gesit saat pindah posisi dari duduk berpasangan menjadi duduk berkelompok dan mengerjakan LKS.
2. Kekurangan dan kendala yang ditemukan pada siklus I
a. Peneliti kurang memotivasi siswa pada awal pembelajaran. Selama proses pembelajaran siswa belum bisa menyesuaikan diri
dengan model Cooperative Learning tipe NHT, sehingga sebagian siswa terlihat malas-malasan selama pembelajaran dan tidak tepat
waktu saat mengerjakan tugas. Dengan demikian, perbaikan yang akan dilakukan adalah lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam
belajar dan menegaskan kembali cara pembelajaran model Coopertive Learning tipe NHT serta mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang lebih variatif.
b. Peneliti kurang mengoptimalkan waktu selama pembelajaran.
Pada awal pembelajaran siswa masih sibuk menyesuaikan diri dengan teman sekelompoknya sehingga proses pembelajaran menjadi
agak gaduh dan kesempatan peneliti untuk membimbingan setiap kelompok menjadi kurang merata. Solusi yang dapat dilakukan adalah
memperbaiki pembagian waktu untuk setiap kegiatan pertemuan dengan lebih detail.
c. Siswa masih mengandalkan siswa lain untuk mengerjakan tugasnya. Proses penyesuaian diri dengan teman sekelompok yang berjalan
kurang lancar, membuat masih ada siswa yang selalu bertanya dan meminta penjelasan tentang materi pelajaran yang diberikan kepada
teman akrabnya, walau pun berada pada kelompok yang berbeda. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah mendorong siswa untuk
mengerjakan tugasnya masing-masing dan membimbing siswa agar aktif bekerja sama dengan kelompoknya.
d. LKS belum dikerjakan siswa dengan optimal. LKS yang diberikan setiap akhir penjelasan materi terkadang di
anggap siswa sebagai pekerjaan rumah PR sehingga sebagian siswa masih malas untuk mengumpulkan LKS kepada peneliti guru. Hal
ini di atasi dengan menjelaskan kembali bahwa LKS merupakan tugas yang didiskusikan di dalam kelompok dan harus dikerjakan di
sekolah. e. Kepercayaan diri siswa belum tinggi dalam proses pembelajaran.
Selama pelaksanaan Cooperative Learning tipe Numbered Head Together NHT, siswa masih ragu-ragu dalam menyampaikan
pendapatnya. Mereka khawatir berbuat salah dan disalahkan oleh