Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa

Berdasarkan tabel III.7, diperoleh informasi tentang kepercayaan diri siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1 Mengarahkan atau Mengatur Pembagian Tugas Rata-rata persentase siswa yang dapat mengarahkan atau mengatur pembagian tugas sebanyak 45,1. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih berusaha menyesuaikan cara belajarnya dengan Cooperative Learning tipe NHT yang berlangsung selama 2 jam pelajaran. 2 Menggunakan Kualitas Suara yang Disesuaikan Dengan Situasi. Rata-rata persentase siswa yang menggunakan kualitas suara yang disesuaikan dengan situasi sebanyak 55,8. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum terbiasa berada dalam kelompok-kelompok belajar selama 2 jam pelajaran. Sebagian besar waktu siswa dikonsentrasikan dengan cara penyesuaian diri dengan teman-teman sekelompoknya. 3 Mengekspresikan Pendapat. Rata-rata persentase siswa yang dapat mengekspresikan pendapatnya sebanyak 48,5. Hal ini menunjukkan bahwa siswa terkadang masih ragu-ragu untuk menyampaikan pemikirannya dalam diskusi kelompok dengan Cooperative Learning tipe NHT yang berlangsung selama 2 jam pelajaran. 4 Duduk Dengan Orang Lain Dalam Aktivitas Sosial. Rata-rata persentase siswa yang tampak siap duduk dengan orang lain dalam aktivitas sosial selama pembelajaran sebanyak 95,1. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat menerima keberadaan teman-teman sekelompoknya selama pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas. 5 Bekerja Secara Kooperatif Dalam Kelompok. Rata-rata persentase siswa yang bekerja secara kooperatif dalam kelompok sebanyak 66,6. Hal ini menunjukkan bahwa 73 sebagian besar siswa masih berusaha menyesuaikan cara belajarnya dan membangun kerja sama dalam diskusi kelompok. 6 Memandang Lawan Bicara Ketika Mengajak atau Diajak Bicara. Rata-rata persentase siswa yang memandang lawan bicara ketika mengajak atau diajak bicara. sebanyak 44,6. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih berusaha menyesuaikan diri dengan teman-teman sekelompoknya. 7 Menjaga Kontak Mata Selama Perbincangan Berlangsung Rata-rata persentase siswa yang menjaga kontak mata selama perbincangan berlangsung sebanyak 39,7. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih ragu-ragu dalam bersosialisasi temannya dalam mengerjakan soal selama Cooperative Learning tipe NHT. 8 Memulai Kontak yang Ramah Dengan Orang Lain. Rata-rata persentase siswa yang memulai kontak yang ramah dengan orang lain sebanyak 46,5. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum terbiasa bekerja sama dengan teman sekelompok dan situasi Cooperative Learning tipe NHT. 9 Menjaga Jarak yang Sesuai Antara Diri Sendiri Dengan Orang Lain. Rata-rata persentase siswa yang menjaga jarak yang sesuai antara diri sendiri dengan orang lain.sebanyak 38,2. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih berusaha memberanikan diri untuk bersosialisasi dengan teman sekelompok dan di luar kelompoknya. 74 10 Berbicara Dengan Lancar, Hanya Mengalami Sedikit Keraguan. Rata-rata persentase siswa yang berbicara dengan lancar, hanya mengalami sedikit keraguan sebanyak 25,9. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum percaya diri dalam menyelesaikan tugas di depan kelas maupun untuk menjelaskan jawabannya kepada guru ataupun teman-temannya.

3. Pedoman Wawancara

Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru dan siswa sebelum dan setelah tindakan pada siklus I untuk memperkuat hasil penelitian. Pada wawancara kepada siswa mata pelajaran yang dilaksanakan setelah siklus I, diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa menyenangi pelaksanaan Cooperative Learning tipe NHT. b. Siswa dapat melatih kekompakan dengan temannya dalam belajar matematika. c. Situasi kelas menjadi tidak monoton dan praktek pembelajaran membuat siswa tidak jenuh dengan materi yang diberikan d. Masih ada siswa yang tidak cocok dengan teman kelompoknya sehingga merasa sulit berkonsentrasi. e. Siswa mulai percaya diri dalam belajar saat mendapat kesempatan mengerjakan soal di depan kelas. Wawancara kepada guru setelah siklus I, diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa lebih kooperatif dalam belajar matematika baik terhadap guru maupun terhadap sesama teman. b. Siswa dapat lebih mengekspresikan pendapat dan menghargai pendapat temannya. c. Siswa terlatih untuk mengatur tugasnya masing-masing dan bertanggung jawab atas dirinya. d. Siswa menjadi percaya diri dalam belajar matematika. e. Terkadang siswa jenuh, karena kurang dapat mengembangkan kemampuannya saat harus selalu berbagi dengan teman kelompoknya.

4. Nilai Hasil Tes Evaluasi Individu

Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada pertemuan ke-7. Hasil tes akhir silkus I tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel III.8 Hasil Nilai Siswa Pada Tes Akhir Siklus I No Subyek Sk or No Subyek Skor 1 S1 80 18 S18 85 2 S 2 80 19 S 219 75 3 S 3 95 20 S 20 95 4 S 4 80 21 S 21 70 5 S 5 85 22 S 22 50 6 S 6 85 23 S 23 95 7 S 7 70 24 S 24 90 8 S 8 75 25 S 25 90 9 S 9 75 26 S 26 95 10 S 10 65 27 S 27 80 11 S 11 70 28 S 28 80 12 S 12 90 29 S 29 80 13 S 13 80 30 S 30 80 14 S 14 75 31 S 31 85 15 S 15 85 32 S 32 85 16 S 16 80 33 S 33 85 17 S 17 80 34 S 34 65 Berdasarkan tabel III.8 terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini menunjukkan masih ada 6 orang siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, yakni S 7 , S 10 , S 11 , S 21 , S 22 dan S 34 . Tabel III.9 Hasil Nilai Siswa Pada Tes Akhir Siklus I Interval nilai Frekuensi f relative f relatif kumulatif 50-57 1 0,03 3 58-65 2 0,06 6 66-73 3 0,08 8 74-81 14 0,41 41 82-89 7 0,21 21 90-97 7 0,21 21 Jumlah 34 100 Keterangan : Nilai tertinggi = 95 Nilai terendah = 50 Jumlah siswa = 34 siswa Rata-rata = 80,44 Berdasarkan tabel III.6 terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 80,44. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini sudah baik, namun masih ada 6 orang siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Sedangkan hasil observasi terhadap guru peneliti pada proses pembelajaran oleh observer cukup baik, hanya saja guru harus lebih aktif dalam memberikan pertanyaan kepada siswa dan membimbing siswa untuk percaya diri untuk bertanya dan mengerjakan soal dengan lebih merata. d Tahap Refleksi - Senin, 26 April 2010 Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Adapun hasil refleksi ini dilakukan untuk penerapan model Cooperative 77 Learning tipe NHT pada pembelajaran matematika, yaitu dengan materi Bangun Ruang Sisi Datar Kubus dan Balok. Setiap akhir pembelajaran di kelas, peneliti berdiskusi kembali dengan observer mengenai perbaikan dan perkembangan renpon siswa terhadap Cooperative Learning tipe NHT. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan munculnya indikator kepercayaan diri siswa dan kesesuaian pelaksanaan Cooperative Learning tipe NHT dengan materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil analisis dari skala kepercayaan diri, lembar observasi dan wawancara serta hasil tes evaluasi individu ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus I.

1. Kelebihan pada pembelajaran siklus I

a. Model Cooperative Learning tipe NHT membuat suasana kelas menjadi aktif dan menyenangkan. Model Cooperative Learning tipe NHT merupakan model pembelajaran yang baru bagi siswa, sehingga membuat mereka bersemangat dalam menerima pelajaran dan mengurangi kejenuhan selama proses pembelajaran. b. Siswa berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Kesempatan yang selalu diberikan kepada siswa untuk menjawab LKS di depan kelas dapat melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendapat dan mampu mengatasi kritikan dari teman-temannya. c. Siswa semakin disiplin dengan waktu pembelajaran. Siswa terlatih untuk mengefisienkan waktu belajarnya dengan lebih gesit saat pindah posisi dari duduk berpasangan menjadi duduk berkelompok dan mengerjakan LKS.

2. Kekurangan dan kendala yang ditemukan pada siklus I

a. Peneliti kurang memotivasi siswa pada awal pembelajaran. Selama proses pembelajaran siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan model Cooperative Learning tipe NHT, sehingga sebagian siswa terlihat malas-malasan selama pembelajaran dan tidak tepat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8