Kepercayaan Diri dalam Belajar Matematika

Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem belajar kelompok yang terstruktur. 34 Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Goldon Allport mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mampu memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu dengan yang lain atas tugas bersama dan saling menghargai. 35 Model Cooperative Learning dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting, yaitu prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman dan pengembangan keterampilan sosial. 36 Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatih keterampilan kerjasama dan kolaborasi, dan juga keterampilan tanya- jawab. 37 Sehingga hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi unsur utama dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa dalam pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan diharuskan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Tujuan dibentuknya kelompok-kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. 34 Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas, Jakarta:Grasindo, 2002, h.17 35 Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA, 2001, Cet ke-2, h.9 36 Richard I. Arens. Learning to Teach, Jilid Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h. 5. 37 Trianto,op.cit, h 45 21 Dapat disimpulkan bahwa Cooperative Learning adalah suatu pembelajaran secara berkelompok dengan mengoptimalkan peran siswa dalam kelompok belajarnya melalui kerja sama dan saling ketergantungan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Ada 4 ciri-ciri tertentu yang terdapat dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, demikian diungkapkan oleh Arends, yaitu 38 : 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar; 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; 3. Bila memungkinkan, angota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam; dan 4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok belajar yang strategis dengan melibatkan kolaborasi siswa untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi dan memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Ada 6 langkah utama di dalam melaksanaan model Cooperative Learning, sebagaimana yang dijelaskan pada tabel I.2 berikut: 39 38 Trianto, op.cit, h. 47 39 Richard Arends, op.cit, h.21 22 Tabel I.2 Fase Tingkah laku Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2 Menyampaikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase-5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Cooperative Learning memiliki beberapa pendekatan dalam pelaksanaan proses pembelajarannya, seperti diuraikan berikut ini: 1 Student Teams Achievement Divisions STAD STAD dikembangkan oleh Robert Slavin, dkk merupakan pendekatan yang paling sederhana dan mudah dipahami. Guru menyajikan materi pelajaran kepada siswa secara regular, baik melalui presentasi verbal atau teks. Siswa di kelas tertentu dikelompokkan menjadi beberapa tim belajar dengan anggota 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Setiap anggota tim menggunakan lembar kerja atau alat belajar lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi tim. Akhirnya guru memberikan kuis secara individual tentang materi tersebut dan mendapat skor kemajuan. 23

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8