Pemeriksaan Keabsahan Data Interpretasi Hasil Analisis

Subyek Siklus I Siklus II Perubahan Skor Kategori Skor Kategori S23 114 Sedang 118 Sedang + 4 S24 115 Sedang 122 Sedang + 7 S25 95 Rendah 126 Sedang + 31 S26 111 Sedang 114 Sedang + 3 S27 121 Sedang 140 Tinggi + 19 S28 109 Sedang 113 Sedang + 4 S29 103 Sedang 118 Sedang + 15 S30 132 Sedang 141 Tinggi + 19 S31 115 Sedang 114 Sedang -1 S32 118 Sedang 121 Sedang + 3 S33 120 Sedang 117 Sedang -3 S34 104 Sedang 104 Sedang + 0 Rata-rata 112,14 119,80 Tabel III.16 menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa melalui Cooperative Learning tipe NHT dalam pembelajaran matematika. Ini terbukti dengan sebanyak 67,8 siswa mengalami peningkatan skor pada skala kepercayaan diri. Peningkatan terbesar dialami siswa S 7 dengan 40 poin yang pada siklus I berada dalam ketegori rendah. Tabel III.17 Peningkatan Hasil Skala Kepercayaan Diri Siswa pada Siklus I dan II Berdasarkan Pengkategorian Kepercayaan Diri Kategori Kepercayaan Diri Banyak Siswa Persentase Rendah menjadi Sedang 3 8,82 Rendah menjadi Tinggi Sedang menjadi Tinggi 6 17,6 Tabel III.17 menunjukkan bahwa adanya peningkatan kepercayaan diri siswa dari kategori rendah menjadi sedang sebanyak 3 siswa, yaitu S 1 , S 7 , dan S 25 . Siswa pada kategori sedang menjadi tinggi sebanyak 6 siswa yaitu S 12 , S 13 , S 14 , S 18 , S 27 dan S 30 . Sedangkan tidak ada siswa yang pada kategori rendah meningkat menjadi tinggi. Tabel III.18 Persentase Hasil Skala Kepercayaan Diri Siswa pada Siklus I dan II Kategori Kepercayaan Diri Siklus I Siklus II Perubahan Rendah 8,82 -8,82 Sedang 91,1 82,4 -8,7 Tinggi 17,6 +17,6 Tabel III.17 menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa melalui Cooperative Learning tipe NHT dalam pembelajaran matematika. Ini terbukti dengan tidak adanya siswa yang berada pada kategori rendah, dimana pada siklus I ada siswa dalam kategori rendah sebesar 8,82 atau 3 siswa. Siswa yang berada pada kategori sedang sebesar 82,4 atau 28 siswa, dimana pada siklus I siswa dalam kategori sedang sebesar 91,1 atau 31 siswa. Siswa dalam kategori tinggi sebesar 17,6 atau 6 siswa, dimana pada siklus I tidak ada siswa yang berada dalam kategori tinggi.

2. Lembar Observasi Kepercayaan Diri Siswa

Lembar observasi terdiri dari lembar observasi guru peneliti pada proses pembelajaran untuk menilai kualitas guru peneliti dalam pelaksanaan Cooperative Learning tipe NHT dan lembar observasi kepercayaan diri siswa untuk mengetahui persentase kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika di setiap pertemuan pada siklus I dan II. Hasil observasi kepercayaan diri siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel III.19 Hasil Lembar Observasi Siswa pada Siklus I dan II No Subyek Skor No Subyek Skor Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II 1 S1 39 55 18 S18 35 44 2 S 2 32 54 19 S 219 26 52 3 S 3 34 55 20 S 20 30 50 4 S 4 35 51 21 S 21 35 55 5 S 5 27 49 22 S 22 21 49 6 S 6 38 52 23 S 23 45 57 7 S 7 36 53 24 S 24 28 53 8 S 8 39 54 25 S 25 27 51 9 S 9 26 53 26 S 26 34 51 10 S 10 35 53 27 S 27 20 43 11 S 11 40 44 28 S 28 27 54 12 S 12 37 55 29 S 29 27 52 13 S 13 34 53 30 S 30 34 52 14 S 14 40 53 31 S 31 36 55 15 S 15 38 50 32 S 32 29 53 16 S 16 42 54 33 S 33 35 49 17 S 17 35 51 34 S 34 15 50 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah meningkatkan kepercayaan diri seluruh siswa selama pembelajaran matematika dengan Cooperative Learning tipe NHT. Tabel III.20 Hasil Lembar Observasi Siswa pada Siklus I dan II No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Peningkatan 1 Mengarahkan atau mengatur pembagian tugas 45,1 82,8 37,7 2 Menggunakan kualitas suara yang disesuaikan dengan situasi. 55,8 96,1 40,3 3 Mengekspresikan pendapat. 48,5 81,4 32,9 4 Duduk dengan orang lain dalam aktivitas sosial. 95,1 99,5 4,4 5 Bekerja secara kooperatif dalam kelompok. 66,6 95,1 28,5 6 Memandang lawan bicara ketika mengajak atau diajak bicara. 44,6 94,6 50 7 Menjaga kontak mata selama perbincangan berlangsung 39,7 95,1 55,4 8 Memulai kontak yang ramah dengan orang lain. 46,5 95,1 48,6 9 Menjaga jarak yang sesuai antara diri sendiri dengan orang lain 38,2 84,8 46,6 10 Berbicara dengan lancar, hanya mengalami sedikit keraguan. 25,9 47 21,1 Rata-rata 50,6 86,9 36,3 Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa rata-rata persentase kepercayaan diri siswa mengalami peningkatan 36,3. Data pada tabel IV.11 menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah meningkatkan sebagian besar indikator kepercayaan diri yang masih rendah pada siklus I, yaitu mengarahkan atau mengatur pembagian tugas, mengekspresikan pendapat, memandang lawan bicara ketika mengajak atau diajak bicara, menjaga kontak mata selama perbincangan berlangsung, memulai kontak yang ramah dengan orang lain, dan menjaga jarak yang sesuai antara diri sendiri dengan orang lain serta berbicara dengan lancar, hanya mengalami sedikit keraguan. Peningkatan yang tertinggi yaitu pada indikator menjaga kontak mata selama perbincangan berlangsung.

3. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar yang digunakan adalah tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS Lembar Kerja Siswa. Adapun nilai hasil evaluasi di akhir siklus I dan II dilihat pada tabel berikut: Tabel III.21 Hasil Nilai Tes I Siswa pada Akhir Siklus I dan II No Subyek Nilai No Subyek Nilai Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II 1 S1 80 88 18 S18 85 100 2 S 2 80 80 19 S 219 75 95 3 S 3 95 93 20 S 20 95 95 4 S 4 80 100 21 S 21 70 95 5 S 5 85 90 22 S 22 50 85 6 S 6 85 100 23 S 23 95 95 7 S 7 70 75 24 S 24 90 95 8 S 8 75 100 25 S 25 90 95 9 S 9 75 95 26 S 26 95 95 10 S 10 65 85 27 S 27 80 100 11 S 11 70 80 28 S 28 80 85 12 S 12 90 100 29 S 29 80 74 13 S 13 80 85 30 S 30 80 90 14 S 14 75 100 31 S 31 85 95 15 S 15 85 95 32 S 32 85 100 16 S 16 80 95 33 S 33 85 95 17 S 17 80 95 34 S 34 65 74 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah meningkatkan hasil belajar 85,3 siswa selama pembelajaran matematika dengan Cooperative Learning tipe NHT. Tabel III.21 Hasil Nilai Tes Siswa pada Akhir Siklus I dan II Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,53 poin. Pada siklus I dengan rata-rata nilai 80,44 masih ada 6 orang siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, yakni S 7 , S 10 , S 11 , S 21 , S 22 dan S 34 . Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 91,97 dengan nilai terendah 74, tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM.

4. Pedoman Wawancara

Penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru dan siswa. Wawancara dilakukan sebelum dan setelah tindakan siklus I dan II. Pada wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan penelitian pendahuluan diperoleh informasi bahwa siswa jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran dan kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa sehingga pembelajaran menjadi monoton. Sebagian siswa menyukai pelajaran matematika karena dianggap penting untuk kelulusan sekolah, sedangkan yang lain menyatakan kurang menyukai karena sering mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus I diperoleh informasi bahwa Cooperative Learning tipe NHT yang telah diterapkan cukup baik. Namun untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa maka media yang digunakan Statistik Siklus I Siklus II Peningkatan Nilai minimum 50 74 24 Nilai maksimum 95 100 5 Rata-rata 80,44 91,97 11.53 harus lebih menarik, lebih disiplin dalam alokasi waktu selama pembelajaran, dan guru harus lebih mengarahkan siswa untuk memiliki rasa percaya diri yang kuat, Adapun hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus II didapatkan informasi bahwa siswa sangat merespon baik Cooperative Learning tipe NHT ini dan guru bidang studi matematika observer berpendapat bahwa pelaksanaan Cooperative Learning tipe NHT ini telah dilaksanakan dengan baik sehingga dapat dikatakan berhasil.

D. Interpretasi Hasil Analisis

Hasil penelitian siklus I menunjukkan siswa cukup senang dan bersemangat belajar dengan Cooperative Learning tipe NHT. Ketika diberikan tugas berupa soal latihan pada LKS siswa dapat mengerjakannya dengan baik dan tertib, meskipun pada siklus I masih banyak siswa yang sering menanyakan jawabannya kepada guru dan canggung dalam berdiskusi dengan anggota kelompoknya namun pada siklus II siswa mulai mandiri dan percaya diri dalam diskusi dan mengerjakan tugas yang diberikan. Dan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan.

E. Pembahasan Temuan Penelitian

1. Penerapan Cooperative Learning tipe NHT dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam belajar matematika. 2. Penerapan Cooperative Learning tipe NHT dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika. 3. Penerapan Cooperative Learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 4. Penggunaan LKS Lembar Kerja Siswa dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas. 5. Kepercayaan diri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa. 109 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika diantaranya mengidentifikasi penyebab dari rendahnya rasa percaya diri, mengelola kerja sama dalam aktivitas kelompok, dan memberikan pemikiran yang positif serta semangat untuk berprestasi. 2. Adanya peningkatan kepercayaan diri siswa melalui pendekatan Cooperative Learning tipe Numbered Head Together NHT dalam pembelajaran matematika sebesar 67,8 . 3. Penerapan pendekatan Cooperative Learning tipe Numbered Head Together NHT dalam pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar adalah dengan menstimulasi keterlibatan siswa dalam mengekspresikan jawaban secara lisan mengenai sifat-sifat, bagian dan jaring-jaring, memberi kesempatan siswa untuk saling berbagi cara penyelesaian soal dengan berpikir bersama dalam menentukan rumus luas permukaan dan volume, dan melatih siswa bertanggung jawab dalam kelompoknya dalam menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dalam menerapkan metode Cooperative Learning tipe NHT untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, antara lain: 1. Siswa hendaknya meningkatkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam belajar matematika, sehingga siswa akan lebih mudah memahami pelajaran matematika sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. 2. Guru matematika khususnya pada sekolah ini, disarankan dapat menggunakan Cooperative Learning tipe Numbered Head Together NHT untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dan membangun suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa dapat mencapai prestasi yang optimal. 3. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan Cooperative Learning tipe Numbered Head Together NHT sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Anita, Sri, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. Arends, Richard. Exploring Teaching an Introduction to Education. New York: McGraw- Hill. 2001. Arends, Richard. Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar,Cet.7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008. Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006. Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi, Cet.11. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008. Hankin, Sheenah. Strategi Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Jakarta: Gramedia. 2005. Ibrahim, Muslimin. Pembelajaran Kooperatif,cet.2. Surabaya: UNESA. 2001. Lie, Anita. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. 2002. , Penelitian Tindakan Kelas, Ilmu Psikologi, Tersedia online : http:www.id.wikipedia.org. , Pengertian Kepercayaan Diri, Ilmu Psikologi, Tersedia online : http:Ilmupsikologi.wordpress.com. ,Percaya Diri, Dalam Psikologi, Tersedia online : http:masbow.com. Rini, Jacinta. Memupuk Rasa Percaya Diri, Tersedia online : http:www.e-psikologi.com. Rumini, Sri, dkk. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta. 1991. Santrock, John. Adolescence, Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. 2003. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, Landasan, Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. 2006. Suwardi, Manajemen Pembelajaran Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi. Salatiga: STAIN Salatiga Press. 2007. Suwarno, Pembelajaran Kooperatif Jenis Numbered Head Together. Tersedia online: http:www.pdfqueen.com. Tim MKPBM. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. 2001.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8