Langkah-langkah dalam Kemampuan Kerja Sama

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar tidak hanya terkait dengan pencapaian nilai kuantitatif-kognitif siswa, namun juga meliputi sikap, kemampuan siswa, dan perubahan tingkah laku siswa ke arah yang positif. Agus Suprijono 2009: 5 merumuskan hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan yang diperoleh dengan kegiatan belajar mengajar. Oemar Hamalik 2011: 31 menyatakan bahwa hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap- sikap, apresiasi, dan keterampilan. Oleh karena itu, hasil belajar memerlukan pengukuran berupa evaluasi dalam membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Di Indonesia sistem pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom. Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana 2006: 22 mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yang terdiri dari: 1 Ranah Kognitif, merupakan hasil belajar intelektual yang meliputi enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2 Ranah Afektif, merupakan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3 Ranah Psikomotoris, merupakan hasil belajar yang terdiri dari keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek dalam ranah psikomotoris, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan, serta gerakan ekspresif dan interpretatif. Asep Jihad dan Abdul Haris 2009: 15 mengatakan untuk mengetahui hasil belajar dapat dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Tes diangap sebagai salah satu bentuk evaluasi pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan untuk membandingkan kemampuan awal siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Pendapat yang dikemukakan Agus Suprijono 2009: 5 digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPS adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan yang diperoleh dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, hasil belajar IPS ditekankan kepada pencapaian hasil tes yang meliputi pre-test dan post-test . Pre-test diberikan untuk mengetahui hasil kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan, sedangkan post-test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi yang dapat dikuasai oleh siswa setelah diberikan perlakuan. Hasil dari pre-test sebelum perlakuan dan post-test setelah diberikan perlakuan inilah yang nantinya akan menjadi perbandingan dan indikator untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS pada materi yang diajarkan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini hasil belajar diukur pada ranah kognitif. Hasil belajar pada ranah kognitif dilakukan dengan cara penilaian yang berupa tes pilihan ganda. Untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa dilakukan pretest dan posttest .

5. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial IPS di SMP

Pada dasarnya, IPS merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersumber pada pusat kegiatan hidup manusia seperti manusia dengan alam lingkungannya, manusia dengan kelompoknya, manusia dengan manusia lainnya. IPS juga merupakan mata pelajaran wajib di tingkat pendidikan dasar dan menengah yang memuat berbagai displin ilmu sosial yang saling terintegrasi. Adanya mata pelajaran IPS disekolah diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang ilmu sosial serta memiliki kepekaan terhadap masalah sosial di sekitarnya. Konteks IPS tidak jauh berbeda dengan ilmu sosial karena konsep-konsep IPS adalah hasil perpaduan berbagai konsep-konsep ilmu sosial tersebut. Supardi 2011: 21 mengemukakan, ilmu sosial pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS VIII SMP NEGERI 28 MEDAN T.A. 2013/2014.

0 2 19

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar IPS Dengan Metode Student Teams Achievement Division Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Tegalgondo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 0 13

PERBEDAAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI EKOSISTEMDI SMA NEGERI 11 MEDAN.

0 1 19