Perbedaan Kemampuan Kerja Sama Siswa dengan Menggunakan
diskusi sehingga kerja sama pada kelas eksperimen 1 belum optimal. Setelah
itu masing-masing
kelompok secara
bergantian mempresentasikan hasil kelompok, kemudian guru memberikan soal
individu yang hasilnya akan berimplikasi pada nilai kelompok. Kelompok yang mempunyai nilai tertinggi memperoleh hadiah atau
penghargaan dari guru. Hal tersebut berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas
eksperimen 2 CIRC. Di dalam kelas eksperimen 2 CIRC guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen terdiri 4-5 siswa
yang disebut dengan kelompok membaca. Guru memberikan wacana atau berita terkait materi pembelajaran agar siswa tidak hanya mengerti
tentang materi pembelajaran yang sedang dipelajari, akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dan pembelajaran langsung melalui bacaan
wacana atau berita yang diberikan oleh guru. Guru memberikan 3 kasus berita di Indonesia terkait materi yang dipelajari, kemudian siswa bekerja
sama menjawab soal serta menghubungkan soal tersebut terhadap materi yang sedang dipelajari.
Wacana atau berita yang diberikan oleh guru bertujuan agar siswa secara langsung dapat mengetahui contoh nyata dari materi yang
dipelajari. Siswa juga bertanggung jawab saling memberikan penjelasan kepada siswa lain karena di akhir pelajaran guru memberikan soal untuk
mengetahui sejauh mana siswa mengerti dengan materi yang dipelajari, hal ini mengantisipasi agar tidak hanya satu siswa saja yang
mendominasi kegiatan kelompok. Oleh karena kemampuan kerja sama siswa yang menggunakan metode CIRC lebih tinggi daripada siswa yang
menggunakan metode STAD. Setelah diskusi selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Setelah itu guru memberikan
soal untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang dipelajari.
Perbedaan kemampuan kerja sama pada kelas eksperimen 1 STAD dan kelas eksperimen 2 CIRC terletak pada guru saat
membagikan LKS kepada siswa. Pada kelas eksperimen 1 STAD guru hanya memberikan LKS dan materi kepada siswa untuk didiskusikan
serta bekerja sama mempelajari materi dan menjawab LKS. Sedangkan pada kelas eksperimen 2 CIRC guru memberikan materi dan juga LKS,
akan tetapi LKS yang diberikan guru pada kelas eksperimen 2 tidak hanya soal-soal terkaita pelajaran akan tetapi masalah atau berita yang
sedang terjadi di Indonesia terkait dengan pelajaran tersebut, selain siswa memahami materi, siswa juga mengetahui contoh nyata dari berita yang
diberikan guru sehingga memancing siswa dalam menjawab LKS, oleh karena itu siswa lebih bersemangat melakukan kerja sama kelompok
dibandingkan kelas eksperimen 1. Pada dasarnya, baik kelas eksperimen 1 STAD maupun kelas
eksperimen 2 CIRC merupakan dua metode yang menuntut siswa- siswanya untuk bekerja sama dalam kelompok. Sebagaimana tujuan
mata pelajaran IPS salah satunya adalah melatih siswa memiliki
kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam masyarakat majemuk. Kemampuan kerja sama siswa di dalam kelompok pada
metode CIRC lebih dominan daripada metode STAD, sehingga hal ini juga menjadi faktor bahwa kemampuan kerja sama metode CIRC lebih
tinggi daripada metode STAD.