tugas, mendengarkan pendapat orang lain, mendorong orang lain untuk bekerja keras, dan memberikan bantuan akademis. Pola
interaksi ada ketika kelompok dalam keadaan baik. 4
Penilaian dari hasil Suatu referensi kriteria tugas dan sistem penilaian yang
digunakan. Terpusat pada kebiasaan pembelajaran dan kemajuan akademik dari siswa secara individu tetapi kemungkinan juga
termasuk kelompok sebagai keseluruhan, kelas, dan sekolah.
d. Langkah-langkah dalam Kemampuan Kerja Sama
Aspek kemampuan
kerja sama
merupakan ukuran,
karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Isjoni 2009: 16 merumuskan
dalam kerja sama terdapat langkah-langkah di dalam kelompok antara lain:
1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam
atau berenang bersama”. 2.
Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab
terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3.
Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
4. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara
para anggota kelompok.
5. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan
ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 6.
Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
7. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani. Anita Lie 2007: 31 mengemukakan agar kerja sama
mencapai hasil yang maksimal antara lain siswa saling ketergantungan yang positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi
antar anggota serta evaluasi proses kelompok. Pendapat serupa dikemukakan oleh Nasution 2000: 151 menjelaskan dalam kerja
sama terdapat langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Setiap anggota kelompok memberikan pendapat masing-masing saat melakukan kerja sama.
2. Setiap anggota kelompok menghargai kontribusi anggota.
3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab kepada kelompok.
4. Setiap anggota kelompok turut berpartisipasi dan bekerja sama
dengan individu lain secara efektif. 5.
Setiap anggota kelompok mendorong partisipasi anggota kelompok lain.
6. Setiap anggota kelompok menggunakan dan terlibat prosedur
demokratis dalam perencanaan, penyelesaian, dan membuat keputusan.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar tidak hanya terkait dengan
pencapaian nilai kuantitatif-kognitif siswa, namun juga meliputi sikap, kemampuan siswa, dan perubahan tingkah laku siswa ke arah yang
positif. Agus Suprijono 2009: 5 merumuskan hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan keterampilan yang diperoleh dengan kegiatan belajar mengajar. Oemar Hamalik 2011: 31 menyatakan bahwa hasil belajar
merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap- sikap, apresiasi, dan keterampilan. Oleh karena itu, hasil belajar
memerlukan pengukuran berupa evaluasi dalam membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan
kegiatan belajar mengajar. Di Indonesia sistem pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil
belajar dari Benjamin Bloom. Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana 2006: 22 mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yang
terdiri dari: 1
Ranah Kognitif, merupakan hasil belajar intelektual yang meliputi enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.