Bidang infrastruktur Bank Tabungan Negara 2015

LAPORAN TAHUNAN | 2015 48 kinerja bisnis yang luar biasa untuk tahun 2015 dan diharapkan terwujud juga pada tahun-tahun yang akan datang. Dalam rangka mendukung program sejuta rumah Perseroan telah menyiapkan program 5 SIAP, yaitu: • Siap Pendanaan: melalui kerjasama pendanaan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Perseroan sendiri; • Siap Teknologi Informasi: yaitu meningkatkan kapasitas teknologi informasi serta pengembangan sistem aplikasi kredit yang terintegrasi; • Siap Supply Rumah: dengan bekerjasama dengan lebih dari 3.000 pengembang perumahan di seluruh Indonesia; • Siap Sumber Daya Manusia: yaitu pemenuhan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia khususnya pemroses kredit baik KPR Subsidi maupun KPR Non Subsidi. • Siap Proses Bisnis: melalui penyempurnaan proses bisnis, perbaikan risk management dan menambah jaringan pelayanan. Melalui kerja keras serta dukungan penuh dari seluruh stakeholder Perseroan, program Sejuta Rumah ini telah dapat dilaksanakan dengan baik. Selama tahun 2015, Perseroan telah berhasil memberikan KPR dan dukungan pembiayaan untuk pembangunan rumah sebanyak 474.099 unit, yang terdiri dari pembiayaan rumah Subsidi sebanyak 286.747 unit dan rumah Non Subsidi sebanyak 187.352 unit. Pembiayaan KPR Subsidi tahun 2015 ini telah mencapai lebih dari 4 kali lipat dibandingkan target pembiayaan yang direncanakan Pemerintah tahun 2015. Hal lain yang juga sangat membanggakan bagi Perseroan di tahun 2015 adalah perbaikan kualitas kredit yang signifikan. Perbaikan ini tentunya datang dari berbagai inisiatif di bidang perkreditan, salah satunya dengan melakukan perbaikan pada proses bisnis kredit. Pada lini depan front-end, Perseroan melakukan perbaikan proses akuisisi kredit baru, melalui penerapan pendekatan four- eyes principles dan credit scoring model, meningkatkan kompetensi analis kredit serta membentuk unit Credit Risk bagi kredit-kredit komersial. Pada lini tengah middle-end, Perseroan telah meningkatkan monitoring terhadap bisnis dan agunan debitur, terutama dengan penerapan system monitoring berbasis web iCremo. Sedangkan pada lini belakang back-end, Perseroan memperkuat manajemen penagihan dengan terus memperbaiki organisasi unit kerja Consumer Collection and Remedial serta Asset Management , menambah jumlah kolektor di lapangan, serta mengintensifkan penjualan agunan kredit-kredit bermasalah melalui investor gathering, website BTN Property serta kerjasama dengan balai lelang dan agen properti. Dengan melaksanakan berbagai inisiatif strategis di atas, Perseroan berhasil meningkatkan pertumbuhan kredit yang tinggi sebesar 19,88, jauh di atas pertumbuhan industri yang sebesar 10,44. Posisi Kredit dan Pembiayaan Syariah yang disalurkan Perseroan tahun 2015 mencapai Rp138,96 triliun meningkat dari Rp115,92 triliun di tahun 2014. Peningkatan ini khususnya berasal dari produk-produk kredit untuk mendukung program Sejuta Rumah, yaitu KPR Bersubsidi dengan pertumbuhan sebesar 26,73 dan Kredit Konstruksi yang bertumbuh sebesar 30,47. Besarnya penyaluran kredit yang diberikan di tahun 2015 sebesar Rp51,25 triliun, meningkat sebesar 23,19 dari 2014 yang sebesar Rp41,60 triliun. Sedangkan, NPL per 31 Desember 2015 sebesar 3,42, membaik sangat signifikan dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yaitu 4,01. Hasil ini dicapai melalui intensifikasi penagihan, penjualan agunan kredit dan perbaikan proses bisnis untuk kredit-kredit baru. Untuk meningkatkan pertumbuhan dana-dana berbiaya murah dan fee-based income, serta memperluas program keuangan inklusi di Indonesia, selain program marketing dan priority banking yang telah dilaksanakan setiap tahun secara konsisten, pada tahun 2015 Perseroan melaksanakan beberapa inisiatif di bidang digital dan branchless banking. Beberapa produk dan layanan baru digital banking yang dikembangkan adalah e-banking, yang terdiri dari cash management , EDC purchasepayment, portal BTN Property, eMoney dan vending machine untuk pembelian tiket kereta api. Perseroan juga telah membuka beberapa digital outlet. Selain itu, Perseroan juga berpartisipasi dalam program LAKU PANDAI yang diinisiasi oleh Pemerintah, dengan terus mengembangkan produk Tabungan BTN Cermat. Pada tahun 2015 pengembangan Tabungan BTN Cermat diperluas lagi dengan menggunakan mesin Electronic Data Captured EDC. Layanan Tabungan BTN Cermat kemudian kembali diperluas dengan teknologi berbasis Ponsel atau Unstructured Sumplementary Service Data USSD. Dengan layanan USSD ini, masyarakat dapat melakukan transaksi Tabungan BTN Cermat melalui telepon seluler. Strategi-strategi di atas mampu membuat Perseroan bertahan survive dalam menghadapi persaingan dan meningkatkan kinerjanya. Jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Perseroan mengalami peningkatan sebesar 19,95, tumbuh dari Rp106,47 triliun per 31 Desember 2014 menjadi Rp127,71 triliun per 31 Desember 2015. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga terutama didorong oleh dana berbiaya murah, terutama dari Giro yang meningkat 33,92, dari Rp23,42 triliun menjadi Rp31,37 triliun. Pencapaian ini membuat rasio Current Account Saving Account CASA Perseroan meningkat dari 46,58 pada tahun 2014 menjadi 48,65 di tahun 2015. Perseroan juga berhasil meningkatkan fee based income sebesar 22,29, dari Rp0,92 triliun di tahun 2014 menjadi Rp1,12 triliun di tahun 2015. Laporan Direksi 49 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Secara keseluruhan, berbagai upaya di atas berhasil meningkatkan laba bersih Perseroan yang signifikan, yaitu: sebesar 61,57 dari Rp1,15 triliun di 2014 menjadi Rp1,85 triliun di 2015, seiring dengan menurunnya biaya dana dan membaiknya kualitas kredit Perseroan. Beberapa rasio profitabilitas pada tahun 2015 juga menunjukan perbaikan dibandingkan posisi tahun 2014. NIM sebesar 4,87, meningkat dari 4,47. ROE dan ROA masing- masing sebesar 16,84 dan 1,61, meningkat dari posisi 31 Desember 2014 yang masing-masing sebesar 10,92 dan 1,14. Sedangkan, terkait kinerja Unit Usaha Syariah UUS, sepanjang 2015, berhasil mencatatkan peningkatan Pembiayaan sebesar Rp11,22 triliun, meningkat sebesar 16,37 dari posisi tahun 2014 sebesar Rp9,65 triliun. Jumlah dana pihak ketiga juga meningkat sebesar 26,95, dari Rp8,75 triliun di tahun 2014 menjadi Rp11,11 triliun di tahun 2015. Laba Unit Usaha Syariah meningkat sebesar 28,79 dari Rp202,14 miliar di tahun 2014 menjadi Rp260,33 miliar di tahun 2015. Hal penting lainnya adalah Perseroan juga mampu mempertahankan tingkat kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio CAR yang kuat sehingga mampu menopang pertumbuhan portofolio kredit yang berkualitas. Nilai CAR Perseroan per 31 Desember 2015 sebesar 16,97, meningkat dari 14,64 per 31 Desember 2014. Kinerja yang sangat memuaskan ini kemudian tercermin dari pergerakan harga saham Perseroan, dengan kode perdagangan BBTN. Walaupun Indeks Perdagangan Saham Gabungan IHSG mengalami pelemahan sebesar 12,13 pada tahun 2015, namun harga saham BBTN justru meningkat 7,47, dari Rp1.205 pada penutupan perdagangan tahun 2014 menjadi Rp1.295 pada penutupan perdagangan tahun 2015. Peningkatan nilai saham ini menggambarkan kepercayaan investor yang semakin tinggi terhadap Perseroan. Berbagai pencapaian dan kesuksesan yang dicapai Perseroan di atas menunjukkan bahwa program transformasi yang dilaksanakan manajemen telah berada pada jalur yang benar. Pencapaian Target 2015 Sebagai rangkuman atas Analisis Kinerja Perseroan, secara umum berikut kami sampaikan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan target 2015 yang ditetapkan Perseroan, antara lain: Pencapaian pendapatan bunga bersih telah melebihi target, yaitu sebesar 100,54; Pencapaian laba operasional sebesar 9,79 dari target yang telah ditentukan; Pencapaian laba tahun berjalan telah melebihi target, yaitu sebesar 102,27; Pencapaian total aset melebihi target, yaitu sebesar 100,14; Pencapaian ekuitas telah melebihi target yaitu sebesar 100,98. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar target yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik bahkan melebihi target. Hanya sebagian kecil yang tidak tercapai, diantaranya adalah laba operasional yang sedikit di bawah target. Kendala-Kendala yang Dihadapi Seperti sudah disampaikan sebelumnya, tekanan ekonomi makro turut mempengaruhi kinerja Perseroan pada tahun 2015. Sementara pada sisi lainnya, persaingan antar bank, terutama untuk KPR Non Subsidi menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, Perseroan senantiasa melakukan kajian dalam rangka mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi. Dengan menggunakan tools analisis SWOT, Perseroan menyadari bahwa salah satu kendala yang dihadapi Perseroan adalah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, khususnya dana murah low cost funding belum optimal dalam mendukung pertumbuhan kredit dengan tingkat volatilitas yang masih tinggi. Belum optimalnya penghimpunan dana murah ini menyebabkan kontribusi fee based income masih terbatas. Dalam rangka mengatasi berbagai kendala tersebut, Perseroan telah menetapkan strategi-strategi sebagai berikut: Mengembangkan layanan dan produk berbasis digital khususnya untuk meningkatkan penghimpunan dana murah serta fee based income dan Meningkatkan kualitas SDM dalam menghadapi persaingan bisnis. Upaya tersebut menunjukkan hasil yang sangat baik sebagaimana yang dapat dilihat pada uraian analisis kinerja di atas. Prospek Usaha Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan lebih baik dan berada pada kisaran 4,8-5,5. Konsumsi rumah tangga menunjukkan indikasi perbaikan. Investasi juga diperkirakan mengalami peningkatan terutama didorong oleh pengeluaran atau investasi pemerintah. Peningkatan investasi pemerintah ditopang oleh realisasi proyek-proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, dan bendungan yang sebagian telah memasuki tahap konstruksi. Kegiatan investasi yang meningkat tersebut tercermin dari meningkatnya penjualan semen, impor barang modal, dan indikasi peningkatan kredit. Selain itu, penyerapan belanja fiskal daerah juga berpotensi untuk semakin meningkat, sejalan dengan upaya khusus yang telah disiapkan Pemerintah untuk meningkatkan penyerapan belanja pemerintah daerah. Di sisi lain, perbaikan ekspor berlangsung secara gradual seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang belum secepat perkiraan semula. Konsistensi Pemerintah dalam mendorong reformasi struktural melalui berbagai paket kebijakan ekonomi dan realisasi proyek-proyek infrastruktur diperkirakan akan mendorong perekonomian semakin baik. Laporan Direksi LAPORAN TAHUNAN | 2015 50 Stabilitas sistem keuangan tetap solid ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan. Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko-risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga. Dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit pada tahun 2016 diharapkan meningkat dibandingkan tahun 2015. Otoritas Jasa Keuangan mentargetkan pertumbuhan kredit sebesar 14 pada tahun 2016. Satu hal lagi yang sangat penting dan telah kami pahami adalah prospek bisnis KPR ke depan sangat baik dapat dilihat dari kebutuhan perumahan yang masih begitu besar sebagaimana data backlog dan pertumbuhan penduduk kelas menengah dan penjualan rumah sebagian besar dengan kredit di atas. Penyebab tingginya backlog rumah di Indonesia di pengaruhi oleh banyak hal baik, dari sisi supply dan demand. Dari sisi supply, faktor penyebabnya adalah minimnya ketersediaan lahan dengan lokasi yang baik dan harga terjangkau, infrastruktur yang minim, pasokan bahan bangunan yang berkualitas dan murah sulit tersedia, mahalnya perizinan dan masih besarnya pajak terkait perumahan terutama untuk rumah segmen bawah. Penyebab dari sisi demand diantaranya terbatasnya penghasilan masyarakat dalam menyediakan uang muka rumah maupun kemampuan untuk mengangsur cicilan, bank-bank umum di Indonesia lebih banyak melayani pembiayaan rumah segmen menengah ke atas, dana perbankan umumnya berjangka pendek sehingga rentar maturity missmatch dan penyediaan dana jangka panjang dari pasar modal masih terbatas. Penyelesaian backlog rumah di Indonesia hanya dapat dilakukan dengan upaya yang komprehensif oleh seluruh stakeholders perumahan, terutama oleh Pemerintah. Sejalan dengan penyelesaian backlog, pada tahun 2015 secara serentak Pemerintah telah mencanangkan Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat. Tujuan program tersebut adalah untuk menyediakan kebutuhan rumah untuk rakyat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah MBR dan mempercepat penyelesaian backlog perumahan nasional. Perseroan memiliki peran strategis dalam program pembangunan perumahan nasional khususnya mendukung Program Sejuta Rumah dari Pemerintah. Perseroan telah ditunjuk sebagai Bank utama untuk mensukseskan program ini. Melihat prospek usaha industri perbankan nasional dan bisnis KPR, termasuk di dalamnya Program Sejuta Rumah yang sangat menjanjikan di tahun 2016 tersebut, Perseroan berusaha sebaik- baiknya untuk meraih setiap peluang dan potensi yang tercipta. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh Perseroan, Direksi optimis bahwa prospek usaha di masa yang akan datang akan cerah. Hal ini ditopang dengan yang dimiliki oleh Perseroan diantaranya sebagai berikut. 1. Bisnis Perseroan fokus di bidang perumahan 2. Produk KPR BTN memiliki brand yang kuat sebagai market leader khususnya pada segmen menengah bawah, 3. Customer base nasabah KPR besar 4. Relationship dengan stakeholder perumahan Kami memiliki keyakinan yang kuat dapat segera mewujudkan Visi, Misi dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Untuk itu Perseroan telah menyiapkan strategi pengembangan usaha yang tepat, antara lain: 1. Fokus pada pembiayaan perumahan untuk mendukung program Sejuta Rumah, 2. Aliansi strategis dengan lembaga negara, BUMN, dan Pemda, untuk mendukung program Sejuta Rumah, 3. Opsi penggunakan dana FLPP yang saat ini berada di giro program menjadi instrumen modal subordinasi, 4. Menggunakan customer base nasabah KPR untuk memperoleh dana murah yang semakin ketat, 5. Memanfaatkan relationship dengan stakeholder perumahan untuk menghadapi persaingan bisnis pembiayaan perumahan Penerapan Good Corporate Governance Perseroan berupaya keras untuk menyempurnakan dan melaksanakan praktik GCG, tidak hanya selaras dengan tuntutan regulasi namun juga sesuai dengan best practicesstandard internasional. Bagi Perseroan, penerapan GCG merupakan sebuah keharusan, investasi meniti tangga kesuksesan the most critical secret of success side . Moving Beyond Corporate Governance to True Bussiness Value , merupakan tagline yang gencar dikampanyekan manajemen kepada segenap stakeholders. Dapat kami sampaikan bahwa Perseroan senantiasa menerapkan standard praktik GCG yang tinggi yang mengacu pada ketentuan OJK dan standar internasional sesuai framework ASEAN CG Scorecard yang selaras dengan parameter yang telah ditetapkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development OECD. Berbagai upaya intensif telah dilakukan sebagaimana yang dapat dilihat pada bagian Good Corporate Governance pada Laporan Tahunan ini. Beberapa hal terkait dengan upaya intensif tersebut dapat kami sampaikan sebagai berikut. Struktur dan Mekanisme GCG Perseroan telah memiliki struktur GCG yang kuat dan efektif yang terdiri dari organ utama, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi. Ketiga organ Perseroan tersebut telah menjalankan perannya masing-masing dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Laporan Direksi 51 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. RUPS adalah organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dan memegang segala kewenangan yang tidak dapat didelegasikan atau diserahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS sebagai organ Perseroan merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan Undang-undang Perseroan Terbatas. Selain itu RUPS juga berfungsi sebagai forum pertanggungjawaban kepengurusan Dewan Komisaris dan Direksi atas hasil kinerjanya dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Selama tahun 2015, Perseroan telah menyelenggarakan RUPS tahunan dalam waktu yang tidak melewati batas yang ditentukan yaitu pada tanggal 24 Maret 2015. Perseroan juga menyelenggarakan RUPS Luar Biasa pada tanggal 2 September 2015 dengan agenda Perubahan susunan Pengurus Perseroan. Dewan Komisaris dan Direksi, yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Secara lebih rinci, pedoman dan tata tertib kerja Direksi diatur dalam Board Manual yang mengatur tentang Panduan Tata Kerja Dewan Komisaris dan Direksi antara lain berisi tentang petunjuk tata laksana kerja Direksi secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, dapat menjadi acuan bagi Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Dengan adanya Panduan Tata Kerja Dewan Komisaris dan Direksi diharapkan akan tercapai standar kerja yang tinggi, selaras dengan prinsip-prinsip GCG. Panduan Tata Kerja Dewan Komisaris dan Direksi telah disahkan melalui Keputusan Bersama Dewan Komisaris Perseroan Nomor 01KOM-BTN2015 dan Direksi Perseroan Nomor SKB-01DIR-BTN2015. Pelaksanaan evaluasi kinerja dilakukan secara komprehensif, berjenjang, dan berkala. Hasil evaluasi Key Performance Indicators KPI Direksi oleh Dewan Komisaris merupakan media penilaian pertanggungjawaban Direksi di RUPS. Adapun penilaian lainnya dilakukan berdasarkan parameter kriteria Penilaian Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dalam self-assessment pelaksanaan GCG sebagaimana diatur pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515 DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Berdasarkan hasil penilaian self assessment pelaksanaan Good Corporate Governance tahun 2015, Perseroan mendapat nilai komposit 2. Dalam pelaksanaannya, organ Perseroan memiliki berbagai kebijakanpedoman GCG infrastruktur dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Tujuannya antara lain: • Melengkapi kebijakan pendukung dalam penerapan GCG. • Menjadi pedoman bagi Perseroan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sesuai dengan budaya corporate culture yang diharapkan. • Merupakan bentuk komitmen tertulis bagi seluruh jajaran dan tingkatan organisasi Perseroan dalam rangka meningkatkan disiplin dan tanggung jawab organ Perseroan dalam rangka menjaga kepentingan stakeholders sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Manajemen Risiko Untuk mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis perbankan yang dinamis, maka Perseroan menerapkan manajemen risiko sebagai konsep strategis. Pendekatan yang dilakukan dalam mendukung penerapan manajemen risiko Perseroan secara efektif adalah dengan melakukan pendekatan komprehensif untuk mengelola risiko- risiko Perseroan secara menyeluruh, meningkatkan kinerja dalam mengelola ketidakpastian, meminimalisir ancaman dan memaksimalkan peluang tanpa mengabaikan prinsip-prinsip manajemen risiko paling kurang mencakup 4 empat pilar, yaitu: 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko diantaranya melalui menetapkan struktur organisasi yang mencerminkan secara jelas mengenai batas wewenang, tanggung jawab dan fungsi, serta independensi antar unit bisnis dengan unit kerja manajemen risiko, melakukan persetujuan dan peninjauan berkala mengenai strategi dan kebijakan risiko yang mencakup tingkat toleransi Perseroan terhadap risiko dan siklus perekonomian, bertanggung jawab untuk mengimplementasikan strategi dan kebijakan risiko dengan cara menjabarkan dan mengkomunikasikan kebijakan dan strategi risiko, memantau dan mengendalikan risiko dan mengevaluasi penerapan kebijakan dan strategi, dan membentuk komite-komite yang bertujuan untuk yang membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi untuk mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif. 2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Penerapan Manajemen Risiko didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Perseroan. Kebijakan Manajemen Risiko disusun sesuai dengan karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kegiatan usaha Perseroan, strategi bisnis dan risk appetite Perseroan. Dalam rangka pengendalian Laporan Direksi LAPORAN TAHUNAN | 2015 52 Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur yang dimiliki Perseroan harus didasarkan pada strategi Manajemen Risiko dan dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko. Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan strategi Perseroan secara keseluruhan. 3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko. Bagian dari penerapan manajemen risiko adalah identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya. Selanjutnya, dilakukan pengukuran eksposur Risiko sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha sebagai acuan untuk melakukan pengendalian, setelah dilakukan pemantauan. Dalam proses penerapan manajemen risiko diatas telah didukung oleh Sistem informasi Manajemen Risiko yang merupakan bagian dari sistem informasi manajemen sesuai dengan kebutuhan dalam rangka penerapan Manajemen Risiko yang efektif. 4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh Pelaksanaan sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dengan batasan wewenang dan tanggung jawab pada setiap unit kerja, penetapan limit- limit yang memadai, kaji ulang yang efektif, independen, dan obyektif terhadap kebijakan, kerangka dan prosedur operasional Perseroan serta pelaksanaan audit berkala dengan cakupan yang memadai. Terdapat 8 Risiko yang dikelola Perseroan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko hukum dan risiko reputasi. Kedelapan risiko tersebut telah dikelola dengan baik. Hasil penilaian risiko posisi Desember 2015 menghasilkan nilai peringkat risiko komposit 2 low to moderate. Sistem Pengendalian Intern Sistem pengawasan intern merupakan komponen penting dalam manajemen Perseroan dan menjadi acuan dalam kegiatan operasional yang sehat dan aman. Beberapa tujuan Sistem Pengendalian Internal SPIN Perseroan adalah untuk memastikan: • Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku Tujuan Kepatuhan, yaitu: untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha Perseroan telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang dikeluarkan otoritas pengawasan Perseroan maupun kebijakan, ketentuan, dan peraturan interen yang ditetapkan Perseroan. • Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat waktu Tujuan Informasi, yaitu: untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. • Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Perseroan Tujuan Operasional, yaitu: untuk meningkatkan efektivitas dan efisisiensi dalam menggunakan asset dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi Perseroan dari risiko kerugian. • Meningkatkan efektivitas budaya risiko risk culture pada organisasi secara menyeluruh Tujuan Budaya Risiko, yaitu: untuk mengidentifikasi kelemahan dan menilai penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang ada di Perseroan secara berkesinambungan. • Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecuranganfraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Dengan pengendalian intern yang baik diharapkan mampu mendukung pencapaian sasaran dan kinerja yang ditetapkan manajemen, menambah kepercayaan bagi manajemen dan mendorong kepatuhan pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta meminimalisir risiko kerugian yang timbul melalui proses pengelolaan risiko yang akurat dan memadai. Perseroan senantiasa melakukan evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian intern di Perseroan dan memberikan usulan perbaikan dalam mencapai peningkatan yang berkelanjutan dari proses lini yang ada. Segala sesuatu terkait dengan permasalahan kecukupan pengendalian intern telah dilaporkan kepada Direksi. Langkah-langkah tindak lanjut telah dilakukan untuk meminimalkan risiko. Laporan juga disampaikan kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit yang telah dibentuk. Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Perseroan senantiasa melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian interen. Pemantauan terhadap risiko utama Perseroan harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Perseroan sehari-hari termasuk evaluasi secara berkala, baik oleh satuan-satuan kerja operasional maupun Internal Audit Division. Laporan Direksi 53 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Perseroan juga memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian interen secara terus menerus berkaitan dengan adanya perubahan kondisi interen dan ekstern serta harus meningkatkan kapasitas SPIN tersebut agar efektivitasnya dapat ditingkatkan. Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan Perseroan dalam rangka memastikan terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, antara lain: • Memastikan bahwa fungsi pemantauan telah ditetapkan secara jelas dan terstruktur dengan baik dalam organisasi Perseroan; • Menetapkan satuan kerjapegawai yang ditugaskan untuk memantau efektivitas pengendalian interen; • Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan pemantauan yang didasarkan pada risiko yang melekat pada Perseroan dan sifatfrekuensi perubahan yang terjadi dalam kegiatan operasional; • Mengintegrasikan SPIN ke dalam kegiatan operasional dan menyediakan laporan rutin seperti jurnal pembukuan, management review dan laporan mengenai persetujuan atas eksepsipenyimpangan dari kebijakan dan prosedur yang ditetapkan justifikasi atas irregularities yang selanjutnya dilakukan kaji ulang; • Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi dari satuan kerja pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan; • Menetapkan informasifeed back dalam format dan frekuensi yang tepat. Pada periode 2015, Internal Audit Division IAD melakukan pengujian dan evaluasi guna meningkatkanmenyempurnakan efektifitas SPIN Perseroan yang memadai, yang mencakup lima komponen utama pengendalian yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu Lingkungan Pengendalian Control Environtment termasuk di dalamnya Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian Management Oversight and Control Culture, Identifikasi dan Penilaian Risiko Risk Recognition and Assesment, Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi Control Activities and Segregation of Duties sistem informasi dan akuntansi serta komunikasi Accountancy, Information and Communication, kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan kelemahan Monitoring Activities and Correction Deiciencies. Berdasarkan penelaahan dan pembahasan dalam pertemuan pertemuan yang telah dilakukan oleh Dewan Komisaris, Komite- Komite, Internal Audit Division dan beberapa divisi terkait dapat dikatakan bahwa Perseroan telah memiliki sistem pengendalian internal yang memadai. Whistle Blowing System Dalam rangka meningkatkan efektivitas penerapan GCG, manajemen Perseroan berkomitmen menjalankan perusahaan secara profesional dengan berlandaskan pada perilaku perusahaan yang sesuai dengan Code of Conduct dan budaya kerja, guna mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. Oleh karena itu, Perseroan telah membangun WBS. WBS merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dalam mencegah terjadinya praktik penyimpangan dan bertujuan untuk: • Melakukan deteksi dini dan pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan ataupun pelanggaran; • Secara bertahap menciptakan iklim kerja yang terbuka, tulus, jujur dan bertanggung jawab di Perseroan. Penyampaian Laporan Pelanggaran Mekanisme yang dibangun oleh Perseroan dalam menerapkan WBS adalah pelapor membuat pengaduanpengungkapan dan mengirimkannya kepada: • Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah pegawai Perseroan, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran ditujukan langsung kepada Tim SPPWBS. Laporan dapat dilakukan secara lisan ataupun dengan modus lainnya yang dirasakan nyaman oleh Pelapor. • Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah anggota Tim SPPWBS, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran dikirimkan langsung kepada Direktur Utama Perseroan di Kantor Pusat dengan ditandai “CONFIDENTIAL” atau “RAHASIA” pada sampul surat. • Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah anggota Direksi atau keluarganya, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran dikirimkan langsung ke Tim SPPWBS yang kemudian akan diteruskan ke Direktur Utama dan dilaporkan ke Dewan Komisaris. • Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah anggota Dewan Komisaris atau keluarganya, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran dikirimkan langsung ke Tim SPPWBS yang akan meneruskannya ke Direktur Utama. Kepada Pelapor yang beritikad baik, Perseroan memberikan jaminan perlindungan, sebagai berikut: 1. Penyediaan saluran komunikasi pelaporan lisan, telepon, email yang bebas dan rahasia ataupun penyediaan Ombidsman yang independen dan rahasia. Melalui saluran komunikasi ini Pelapor akan mendapatkan informasi tindak lanjut penanganan laporan dugaan pelanggaran yang disampaikan; 2. Jaminan kerahasiaan identitas Pelapor, terkecuali bila jika terdapat tuntutan hukum mengharuskan identitas ini menjadi dibuka di hadapan hakim; Laporan Direksi LAPORAN TAHUNAN | 2015 54 3. Perlindungan dari tindakan balasan dari si Terlapor atau organisasi yang dilaporkan. Perlindungan ini dapat meliputi: a. Perlindungan fisik baik terhadap diri sendiri maupun keluarganya; b. Perlindungan terhadap harta benda miliknya dan milik keluarga atas teror ataupun pembalasan yang harus dialaminya. c. Perlindungan administratif yang berupa penundaan kenaikan pangkat, pemecatan, pengucilan di tempat kerja, mutasi yang tidak layak, termasuk kepastian kerja, dll; d. Perlindungan hukum, dalam proses litigasi di Pengadilan Negeri, termasuk biayanya, dan bila perlu termasuk perlindungan melalui LPSK Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Sepanjang tahun 2015, jumlah pengaduan yang masuk adalah sejumlah 101 pengaduan yang mencakup 20 pengaduan melalui SuratPO BOX, 38 pengaduan melalui SMSHandphoneDatang Langsung dan 43 pengaduan melalui Email. Berdasarkan jumlah pengaduan yang masuk , 83 pengaduan telah selesai tanpa proses audit lanjutan audit klarifikasi danatau audit khusus dan 18 pengaduan diteruskan ke proses audit audit klarifikasi danatau audit khusus. Information Technologi Governance Perseroan senantiasa melakukan pengembangan dalam Teknologi dan Informasi TI sesuai dengan arahan kebijakan Rencana Bisnis Persero yang menetapkan bahwa Perseroan akan melakukan perubahan pada konsep Branchless Banking sehingga Perseroan dapat melayani seluruh nasabahnya dimana pun berada. Dalam hal pengembangan TI ke depan menuju branchless banking, Perseroan senantiasa mengikuti perkembangan teknologi yang ada untuk mendukung kebijakan produk serta bisnis Perseroan. Tata Kelola Teknologi Informasi merupakan tanggung tawab Direksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tata kelola korporasi dan terdiri atas kepemimpinan, kemampuan perencanaan, dan metode untuk memastikan dukungan dan keselarasan organisasi Teknologi Informasi terhadap strategi dan tujuan Perseroan. Pengorganisasian seluruh kapasitas yang ada untuk menyusun formulasi strategi dan rencana Teknologi Informasi, mengembangkan dan mengimplementasikan inisiatif, dan mengelola operasional Teknologi Informasi untuk memberikan daya saing bagi organisasi. Pemetaan dilakukan terhadap tata kelola proses Teknologi Informasi yang berjalan saat ini di Perseroan mengacu kepada kerangka kerja Control Objectives for Information and related Technology COBIT yang terdiri atas 4 domain sebagai berikut: • Plan and Organise PO • Acquire and Implement AI • Deliver and Support DS, dan • Monitor and Evaluate ME Untuk memastikan penerapan praktik GCG tersebut di atas, maka Perseroan secara konsisten telah melaksanakan Third Party Assessment, baik pada level nasional maupun internasional, sekaligus untuk mendapatkan second opinion terhadap kualitas implementasi GCG dalam rangka perbaikan berkelanjutan. Pada periode 2015, Perseroan telah melakukan penilaian yang dinilai oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship IICD terhadap praktik Corporate Governance yang dinilai berdasarkan ASEAN CG Scorecard ACGS; League of American Communication Professionals LACP yang berkedudukan di Amerika Serikat; Annual Report Award ARA yang diselenggarakan oleh OJK, BI, IAI, Departemen Keuangan, Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG, Bursa Saham Indonesia dan Kementerian BUMN; Corporate Governance Perception Index CGPI yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance IICG; Indonesia Good Corporate Governance Award 2015 yang diselenggarakan oleh IPMI International Business School; dan, serta Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia. Dapat kami sampaikan bahwa hasil penilaian dari lembaga- lembaga independen tersebut menunjukkan hasil yang sangat mambanggakan. Pada level internasional Perseroan berhasil meraih prestasi sebagai satu-satunya bank BUMN yang mendapatkan predikat The Most Improved ASEAN Corporate Governance Scorecard 2015 di tingkat ASEAN. Hasil penilaian ASEAN CG Scorecard terhadap Perseroan mendapatkan predikat EXCELLENT skor diatas 90. Artinya, Perseroan mampu memenuhi standar internasional praktik GCG yang ditentukan ASEAN CG Scorecard OECD yang berada di atas skor rata-rata 100 perusahaan terbuka dan emiten dengan nilai kapitalisasi terbesar di Indonesia. Selain itu, penilaian LACP mendapatkan skor 98 dan mendapatkan 5 lima penghargaan sekaligus, yaitu: 1. Best Letter to Shareholders; 2. Gold Award for Excellence within its Industry on TheDevelopment of The Organization; 3. Top 10 Indonesian Annual Reports of 2014; 4. Top 50 Annual Reports in the Asia-Pasiic Region; 5. Top 100 Annual Report Worldwide. Laporan Direksi 55 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Sementara pada level nasional, hasil penilaian lainnya, dapat kami sampaikan sebagai berikut. • Penilaian ARA mendapatkan skor 80,24 yang mendapatkan juara III kategori BUMN Listed. • Penilaian CGPI mendapatkan skor 85,75 dengan predikat The Most Trusted Company ; • Penilaian Indonesia Good Corporate Governance Award 2015 mendapatkan nilai di atas 92 yang merupakan skor tertinggi; • Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2015 yang mencerminkan prinsip transparansi yang telah dilaksanakan oleh Perseroan. Upaya Perseroan menerapkan GCG membuahkan hasil yang sangat memuaskan sebagaimana ditunjukkan dari pengakuan pihak eksternal tersebut di atas melalui penghargaan yang diraih oleh Perseroan selama periode 2015, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Berbagai penghargaan yang telah diterima bukan hanya sekedar formalitas, akan tetapi mencerminkan efektivitas implementasi GCG di Perseroan. Perseroan telah merasakan bahwa peningkatan implementasi GCG berbanding lurus dengan peningkatan kinerja Perseroan secara keseluruhan. Sebagaimana uraian pada bagian Analisis Kinerja Perseroan diatas. Dan dikuatkan dengan dari berbagai penghargaan pihak independen yang diperoleh Perseroan sepanjang tahun 2015 sebagaimana yang dapat dilihat pada bagian penghargaan dan sertifikasi, yang diantaranya dapat kami sampaikan sebagai berikut: Kinerja Persero Sangat Bagus dari INFOBANK; Industri Keuangan BUMN selama tahun 2014 dari INFOBANK; Bank yang berkinerja Terbaik dari PROPERTY BANK; 4th Best Overall Performance Bank BTN Syariah dari INFOBANK MRI. Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility CSR merupakan salah satu dari penerapan GCG yang utama di Perseroan. Perseroan sangat menyadari bahwa pemenuhan hak-hak para pemangku kepentingan yang meliputi, nasabah, masyarakat, karyawan dan negara merupakan faktor kunci dalam pencapaian kinerja berkelanjutan. CSR merupakan hal penting dalam mendukung tumbuh kembangnya Perseroan. Perseroan menempatkan CSR sebagai bagian program jangka panjang perusahaan. Perseroan dalam upaya mencapai sustainable business senantiasa berusaha memberikan kinerja yang optimal untuk para pemegang saham namun juga memikirkan bagaimana memberikan kontribusi secara maksimal dalam aspek sosial dan lingkungan. Pelaksanaan CSR meliputi CSR terkait dengan lingkungan hidup; CSR terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja; CSR terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan; serta CSR terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen. Selama 2015, kegiatan CSR telah dilakukan secara efektif dan telah memberikan dampak positif bagi Perseroan. Pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup yang baik merupakan komitmen Perseroan. Komitmen tersebut diwujudkan dengan menjadikan lingkungan hidup sebagai salah satu pilar utama dalam kegiatan CSR Perseroan. Bagi Perseroan, melaksanakan kegiatan CSR di bidang lingkungan hidup merupakan sebuah kewajiban yang tidak dapat ditawar. Hal ini didasari atas kesadaran Perseroan bahwa lingkungan hidup merupakan sumber kehidupan yang utama. Dana CSR terkait dengan pelestarian alam di 2015 sebesar Rp473.330.492, mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp239.091.000. Untuk CSR terkait dengan program ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja selama 2015 antara lain adalah dengan memberikan kesetaraan kesempatan kerja bagi seluruh karyawan. Perseroan juga menyediakan layanan kesehatan bagi karyawan beserta keluarga inti yang menjadi tanggungannya yang diharapkan berdampak pada perbaikan produktivitas Perseroan. Jaminan kesehatan yang diterima seluruh karyawan berupa asuransi kesehatan untuk istrisuami dan anak. Perseroan telah dan terus melakukan upaya penerapan K3 secara optimal untuk memperhatikan keselamatan lingkungan kerja dengan target zero accident. Selama tahun 2015, tidak terdapat kecelakaan kerja di Perseroan baik oleh pegawai tetap maupun pegawai outsource, sehingga rasio kecelakaan kerja sebesar 0. Terkait dengan pengembangan sosial kemasyarakatan, sebagai bagian dari warga korporasi yang baik good corporate citizenship , Perseroan menyadari bahwa hubungan dengan masyarakat merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang sangat menguntungkan bagi Perseroan. Kebijakan yang dimiliki Perseroan dituangkan dalam bentuk komitmen untuk membangun kesejahteraan bersama melalui berbagai upaya yang dapat dilakukan. Laporan Direksi LAPORAN TAHUNAN | 2015 56 Perseroan telah memberikan beberapa santunan kepada berbagai pihak yang memerlukan. Total anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan sarana dan prasarana terkait kegiatan CSR pada tahun 2015 sebesar Rp4.123.940.998. Dalam menerapkan CSR terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen, Perseroan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen dengan memberikan layanan terbaik. Perseroan tidak hanya menjual produk perbankan yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat namun juga memberikan perlindungan maksimal kepada konsumen product responsibility. Bentuk komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen, mencakup antara lain Jaminan Perlindungan Simpanan Nasabah, Sistem Pengaduan Nasabah SPN berbasis web, Program Engagement Nasabah dan Program Peningkatan Layanan. Penilaian Kinerja Komite Di Bawah Direksi Dalam melaksanaan tugas kepengurusannya, Direksi membentuk komite-komite di tingkat Direksi sesuai dengan kebutuhan bisnis Perseroan dan ketentuan regulasi, yang diharapkan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi operasional. Direksi menilai bahwa selama 2015, komite-komite tersebut telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan efektif. Komite-komite tersebut adalah sebagai berikut. • Komite Manajemen Risiko • Komite Kebijakan Perkreditan • Asset and Liability Management Committee ALCO • Komite Pengarah Teknologi Infomasi TI • Komite Personalia • Komite Produk Komite Manajemen Risiko adalah komite eksekutif yang dibentuk oleh Direksi Perseroan sebagai wadah pengambilan keputusan dan pengevaluasian pelaksanaan, pengelolaan melalui perumusan kebijakan, strategi dan sasaran dalam bidang Manajemen Risiko. Selama 2015, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan tugasnya sebagai berikut. 1. Usulan peningkatan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko KPMR di Tahun 2015, 2. Evaluasi self assessment profil risiko, 3. Melakukan analisis Tingkat Kesehatan Perseroan, 4. Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR. Komite Kebijakan Pengkreditan merupakan komite yang membantu Direksi dalam merumuskan kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau perkembangan dan kondisi portofolio perkreditan serta memberikan saran-saran langkah perbaikan. Sepanjang tahun 2015, Komite Kebijakan Perkreditan tidak mengadakan rapat. Rapat terkait kebijakan kredit dibahas pada rapat Direksi dan rapat Komite Manajemen Risiko. Asset and Liability Management Committee ALCO merupakan Executive Committee yang berfungsi sebagai wadah penganalisa pengevaluasi pelaksanaan pengelolaan asset and liabilities dan pengambilan keputusan dengan merumuskan kebijakan, strategi dan sasaran dalam rangka Asset Liability Management ALMA. Sepanjang tahun 2015, Asset and Liability Management Committee ALCO telah melaksanakan tugasnya sebagai berikut. 1. Melakukan evaluasi capaian kinerja Perseroan secara periodik, 2. Monitoring perubahan suku bunga kredit kepada debitur, 3. Melakukan evaluasi kinerja kinerja asset dan liabilities dan Strategi rekomposisi dana pihak ketiga, 4. Melakukan evaluasi strategi pengelolaan cost of fund dana pihak ketiga, 5. Melakukan evaluasi penyesuaian tingkat suku bunga kredit konsumer, 6. Melakukan evaluasi kinerja likuiditas dan rekomposisi dana pihak ketiga, 7. Melakukan evaluasi strategi pencapaian pertumbuhan total dana pihak ketiga. Komite Pengarah Teknologi Informasi merupakan Executive Committee yang berfungsi sebagai wadah penganalisa pengevaluasi pelaksanaan pengelolaan di bidang Teknologi Informasi. Sepanjang tahun 2015, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengembangan IT Project Charter dan Penyusunan Rencana Strategi Teknologi Informasi dan Komunikasi RSTIK Tahun 2016 – 2018. Komite Personalia merupakan komite yang membantu Direksi dalam merumuskan Kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau perkembangan dan kondisi Ketenagakerjaan serta memberikan saran langkah perbaikan yang sesuai dengan peraturan Ketenagakerjaan Perseroan dan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku di lndonesia. Sepanjang tahun Laporan Direksi 57 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. 2015, Komite Personalia telah mengadakan 14 empat belas kali rapat terkait dengan pemenuhan kebutuhan pegawai. Komite Produk merupakan komite yang membantu Direksi dalam melakukan evaluasi kesesuaian dan pengembangan produk baru. Selama tahun 2015, Komite Produk telah melakukan Pengembangan menuju transformasi digital banking Perseroan. Perubahan Komposisi Direksi Pada tahun 2015 komposisi Direksi Perseroan mengalami perubahan. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPST yang diselenggarakan pada tanggal 24 Maret 2015, RUPST menyetujui memberhentikan dengan hormat Sdr. Hulmansyah dan Sdr. Rico Rizal Budidarmo sebagai anggota Direksi Perseroan. RUPST 2015 menyetujui mengangkat Sdr. Adi Setianto, Sdr. Sis Apik Wijayanto, Sdr. Sulis Usdoko dan Sdr. Oni Febriarto R. sebagai anggota Direksi Perseroan. Dengan adanya perubahan anggota Direksi tersebut di atas, maka susunan Direksi Perseroan per 31 Desember 2015 adalah menjadi sebagai berikut: Direktur Utama : Maryono Direktur : Irman Alvian Zahiruddin Direktur : Mansyur Syamsuri Nasution Direktur : Iman Nugroho Soeko Direktur : Adi Setianto Direktur : Sis Apik Wijayanto Direktur : Sulis Usdoko Direktur : Oni Febriarto R. Perubahan ini dipandang sangat dibutuhkan oleh Perseroan untuk memenuhi tuntutan bisnis, mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis sebagaimana yang dituangkan dalam program transformasi, termasuk mensukseskan program Sejuta Rumah, berdasarkan evaluasi dari pemegang saham pengendali dan rekomendasi Dewan Komisaris serta Komite Remunerasi dan Nominasi. Penutup Demikian, laporan tugas Direksi atas pelaksanaan usaha Perseroan selama tahun 2015. Direksi memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kepercayaan, komitmen dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, khususnya kepada jajaran tim manajemen dan seluruh karyawan yang telah bekerja keras di tengah tantangan yang terjadi di industri perbankan. Atas kerja keras dari tim manajemen dan seluruh karyawan, Perseroan mampu meningkatkan kinerjanya di 2015. Atas arahan yang diberikan oleh Dewan Komisaris, Direksi memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Arahan Dewan Komisaris sangat memberikan kontribusi dalam pencapaian kinerja Perseroan, sehingga mampu meningkatkan kinerja Perseroan di 2015. Direksi juga mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pemegang saham, nasabah dan mitra kerja Perseroan. Atas dukungan yang diberikan selama ini, Perseroan mampu bertahan dan bahkan senantiasa menunjukkan pencapaian kinerja yang sangat baik. Kedepannya, kami tetap berkomitmen untuk selalu memberikan yang terbaik guna perbaikan pencapaian kinerja secara berkelanjutan. Direksi berharap bahwa Perseroan akan menjadi bagian penting dan berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Jakarta, Maret 2016 Atas nama Direksi PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Maryono Direktur Utama Laporan Direksi LAPORAN TAHUNAN | 2015 58 Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2015 PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Kami juga menyatakan bahwa sistem manajemen risiko dan pengendalian internal perusahaan sudah cukup memadai. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, Maret 2016 Kamaruddin Sjam Komisaris Independen Catherinawati Hadiman Komisaris Independen Arie Coerniadi Komisaris Independen Fajar Harry Sampurno Komisaris Dewan Komisaris Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Lucky Fathul Aziz Hadibrata Komisaris 59 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Surat Pernyataan Anggota Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2015 PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Kami juga menyatakan bahwa sistem manajemen risiko dan pengendalian internal perusahaan sudah cukup memadai. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, Maret 2016 Maryono Direktur Utama Irman Alvian Zahiruddin Direktur Iman Nugroho Soeko Direktur Sis Apik Wijayanto Direktur Oni Febriarto R Direktur Mansyur Syamsuri Nasution Direktur Adi Setianto Direktur Sulis Usdoko Direktur Direksi Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Profil Perusahaan 03 Perseroan senantiasa konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan, Perseroan bercitacita menjadi The Leading Housing Bank in Indonesia with World Class Service. LAPORAN TAHUNAN | 2015 62 Identitas Perusahaan Perseroan terus meningkatkan jumlah jaringan kantor dan juga pada tahun 2015 perseroan juga menambah 5 lima outlet prioritas di seluruh Indonesia 63 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan Dasar Hukum Pendirian Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Kode Saham Kepemilikkan Modal Dasar Modal Dasar Alamat Kantor Pusat Pencatatan di Bursa Efek Indonesia Bidang Usaha Tanggal Pendirian PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1950 Lembaran Negara Republik Indonesia No. 12 Tahun 1950 Rp5.291.172.500.000 BBTN Pemerintah Republik Indonesia 60,04 Masyarakat 38,96 Karyawan 1,00 Rp10.239.216.000.000 Rp10.239.216.000.000 Menara Bank BTN Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta

10130, Indonesia Tel. 62-21 6336789, 6332666

Fax. 62-21 6346704 www.btn.co.id email: csdbtn.co.id 17 Desember 2009 Bank Umum 9 Februari 1950 LAPORAN TAHUNAN | 2015 64 Riwayat Singkat 65 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk., atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BTN selanjutnya disebut Perseroan memiliki sejarah yang sangat panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah berdiri sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan, tepatnya tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama Postspaarbank menjadi Bank Tabungan Pos, dan kemudian berganti nama lagi menjadi Bank Tabungan Negara pada tahun 1963. Pada tahun 1974, Perseroan ditunjuk Pemerintah sebagai satu- satunya institusi yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah KPR bagi golongan masyarakat menengah ke bawah, sejalan dengan program Pemerintah yang tengah menggalakkan program perumahan untuk rakyat. Perseroan mencatatkan saham perdana pada17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia, dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif - Efek Beragun Aset KIK-EBA. Sebagai Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, Perseroan berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman. Keinginan ini ditunjukkan dengan konsistensi selama lebih dari enam dekade, dalam menyediakan beragam produk dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui KPR, baik KPR Subsidi untuk segmen menengah ke bawah maupun KPR Non Subsidi untuk segmen menengah ke atas. Sebagai Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, Perseroan juga sukses meningkatkan posisinya menjadi peringkat ke-10 bank terbesar di Indonesia dari segi aset serta penyaluran kredit. Dengan tujuan memberikan hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan, Perseroan senantiasa konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan, Perseroan bercita- cita menjadi The Leading Housing Bank in Indonesia with World Class Service. Saat ini, Perseroan fokus pada pembiayaan sektor perumahan melalui tiga produk utama, yakni perbankan consumer, perbankan komersial dan perbankan syariah. Pada tahun 2015 Perseroan berperan penting dalam membantu program Pemerintah: Sejuta Rumah Untuk Rakyat, Perseroan telah ditunjuk sebagai salah satu Bank yang mendukung program pemerintah melalui pembiayaan KPR. Riwayat Singkat