GOVERNMENT GUARANTEES Bank Tabungan Negara 2015
Indonesian language.
PT BANK TABUNGAN NEGARA PERSERO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT BANK TABUNGAN NEGARA PERSERO TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2015 and for the Year Then Ended
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
179
43. MANAJEMEN RISIKO 43. RISK MANAGEMENT
Bank portofolio asetnya didominasi oleh Kredit Pemilikan Rumah KPR yang dipengaruhi oleh
adanya perubahan iklim bisnis eksternal seperti inflasi dan tingkat BI rate. Upaya meminimalkan
dampak
negatif tersebut
dilakukan dengan
pengelolaan risiko
secara day
to day
risk management
activities, dengan
berlandaskan prinsip Good Corporate Governance GCG untuk
memastikan seluruh proses dan mekanisme yang terjadi
dalam mencapai
tujuan perusahaan,
mencegah perusahaan dari penyimpangan dan risiko
yang dapat
mengakibatkan kegagalan
pencapaian tujuan perusahaan, serta berlandaskan prinsip
kehati-hatian untuk
memastikan pertumbuhan
kinerja Bank
yang sehat
dan berkesinambungan.
The bulk of the Bank’s loan portofolio consists of mortgage loans KPR that are affected by changes
in the external business environment such as inflation and the BI rate. Efforts to minimize the
negative
impact is
being done
through risk
management activities on a daily basis, with the principles of Good Corporate Governance GCG
as the basis to ensure that all the processes and mechanisms in connection to achieve the Bank’s
objectives, to prevent the bank from deviations and risks that can lead to failure in achieving corporate
objectives. The principle of prudence is the basis of risk management activities to ensure the healthy
growth
of the
Banks performance
and sustainability.
Sebagai tindak lanjut penerapan Pilar 1 Basel II, Bank
telah mengimplementasikan
pengukuran risiko kredit dengan menggunakan Standardized
Approach sesuai dengan SE BI No. 136DPNP tanggal
18 Februari
2011 perihal
Pedoman Perhitungan
Aset Tertimbang
Menurut Risiko
ATMR untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Selain dari itu Bank juga
telah melakukan perhitungan kebutuhan modal minimum dengan menggunakan Basic Indicator
Approach untuk risiko operasional sesuai dengan SE BI No. 113DPNP tanggal 27 Januari 2009
perihal
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut
Risiko ATMR
untuk Risiko
Operasional. Penggunaan Pendekatan Indikator Dasar PID
dan Standardized Model untuk risiko pasar sesuai dengan SE BI No.933DPNP tanggal 18 Desember
2007 perihal
Pedoman Penggunaan
Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum
Bank Umum
dengan Memperhitungkan
Risiko Pasar,
sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 1421DPNP
tanggal 18 Juli 2012. As a follow up to the implementation of Pillar 1 of
Basel II, the Bank has implemented a credit risk measurement using the Standardized Approach in
accordance with SE BI No.136DPNP dated February 18, 2011 regarding the Guidelines for
Calculation of Risk Weighted Assets RWA for Credit Risk by Using Standardized Approach. Apart
from that, the Bank has been doing the calculation of minimum capital requirements using the Basic
Indicator
Approach for
operational risk
in accordance with SE BI No. 113DPNP dated
January 27, 2009 regarding the calculation of risk weighted assets RWA for Operational Risk. The
use of Basic Indicator Approach BIA and the Standardized
Model for
market risk
are in
accordance with SE BI No. 933DPNP dated December 18, 2007 regarding the Guidelines for
the Use of Standardized Method in the Calculation of Capital Adequacy Ratio on Market Risk for
Commercial Banks, which was changed with SE BI No. 1421DPNP dated July 18, 2012.
Guna melengkapi pengukuran risiko khususnya risiko pasar dan risiko likuiditas, bank melakukan
stress test
dengan worst
case scenario
sebagaimana diatur dalam Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR yaitu minimal 1 satu
kali dalam setahun untuk risiko kredit dan setiap triwulan untuk risiko likuiditas. Selain melakukan
scenario analysis terhadap aktivitas bank secara keseluruhan,
bank juga
melakukan scenario
analysis terhadap aktivitas tertentu, khususnya aktivitas
baru, yang
berpotensi meningkatkan
eksposur risiko suku bunga. Saat ini, stress test yang dilakukan oleh bank difokuskan pada 3 tiga
jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar termasuk di dalamnya risiko suku bunga dan risiko likuiditas.
In measuring risks, particularly market risk and liquidity risk, the Bank conducts stress testing using
worst case scenario as set forth in the Risk Management Policy Manual RMPM, which is
being carried out at least once a year for credit risk and quarterly for liquidity risk. In addition to
scenario analysis of the Banks activities as a whole, the Bank also performs scenario analysis on
specific activities, especially new activity, which could potentially increase the interest rate risk
exposure. Currently, the stress tests conducted by the Bank is focused on 3 three types of risks,
namely, credit risk, market risk including interest rate risk and liquidity risk.
Indonesian language.
PT BANK TABUNGAN NEGARA PERSERO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT BANK TABUNGAN NEGARA PERSERO TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2015 and for the Year Then Ended
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
180
43. MANAJEMEN RISIKO lanjutan 43. RISK MANAGEMENT continued
Bank melakukan stress testing secara berkala untuk
menilai kecukupan
modal dalam
hal terjadinya kejadian-kejadian risiko yang bersifat
ekstrim atau
catastrophy. Bank
juga telah
melakukan kaji ulang terhadap Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR guna meningkatkan
fungsi risk control system minimal 1 satu tahun sekali.
Untuk selanjutnya,
berkaitan dengan
rencana implementasi
Basel III
Bank telah
melakukan persiapan penerapan kerangka kerja Basel III dan terlibat di dalam working group
masing-masing jenis risiko di bawah koordinasi Otoritas Jasa Keuangan.
The Bank conducts periodic stress testing to assess capital adequacy in anticipation of the
occurrence of risk events that are extreme or catastrophic. The Bank also conducts a review of
the RMPM at least once a year in order to improve the function of the risk control system. Henceforth,
with regard to the implementation of Basel III, the Bank has a plan to implement the Basel III
framework by involving in each types of risk working group in coordination with the Financial
Services Authority.
Struktur Manajemen Risiko Risk Management Structure
Tata kelola risiko Bank yang berlandaskan prinsip GCG terwujud dari terlibatnya seluruh organ Bank
dalam pengelolaan manajemen risiko. Hal ini dapat dilihat dari susunan organisasi manajemen risiko
Bank. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab untuk memastikan penerapan Manajemen
Risiko telah memadai sesuai dengan karakteristik, kompleksitas
dan profil
risiko Bank.
Dewan Komisaris dan Direksi berperan aktif pada proses
manajemen risiko dalam rangka memitigasi risiko Bank
melalui Kualitas
Penerapan Manajemen Risiko yang meliputi tata kelola risiko, kerangka
manajemen risiko,
proses manajemen
risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan
sistem informasi
manajemen risiko,
serta kecukupan sistem pengendalian risiko.
The Bank’s risk governance, which is based on the principles of GCG, involves the entire Bank in
managing risks.
This can
be seen
in the
composition of
the Banks
risk management
organizational structure.
The Board
of Commissioners BOC and Board of Directors
BOD are responsible for ensuring the proper implementation of risk management in accordance
to the characteristics, complexity and risk profile of the Bank. The BOC and BOD play an active role in
the risk management process in order to mitigate the risk of the Bank through Quality of Risk
Management Implementation which covers risk governance, risk management framework, risk
management process, the adequacy of human resources
and risk
management information
systems, as
well as
the adequacy
of risk
management systems. Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Komite Manajemen Risiko KMR berperan aktif
dalam memberikan
pertimbangan-pertimbangan terhadap risiko yang melekat pada kebijakan yang
akan ditetapkan
Direksi maupun
memberikan evaluasi terhadap ketentuan-ketentuan yang dinilai
kurang sesuai dengan perkembangan terkini dan perlu dilakukan penyesuaian. KMR terlibat secara
aktif dalam
melakukan penilaian
risiko yang
melekat pada setiap produk danatau jasaaktivitas baru sehingga Bank dapat melakukan langkah-
langkah mitigasi yang diperlukan. Selain itu apabila dipandang perlu KMR dapat melakukan evaluasi
terhadap Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR.
The Bank’s Risk Management Committee RMC is actively involved in providing advice on the inherent
risks associated to new policies to be established by the BOD and providing evaluation to the
regulations that are considered to be outdated and require updating. The RMC is also actively involved
in conducting risk measurement of the risks associated to new products andor services to
enable the Bank to take the necessary mitigating actions. The RMC may evaluate the RMPM, if
necessary.