tidak terdistribusi normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas
suatu data adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak,
artinya sebaran data posttest sesuai dengan kurve normal. 2
Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data posttest tidak sesuai dengan kurve normal.
Pengujian normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan visualisasi grafik P-P plot Probability-Probability plot Field, 2009: 134. Grafik P-P Plot
diperoleh dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui apakah data normal atau tidak. Normal atau tidaknya persebaran data dapat dilihat melalui
histogram dengan kurva normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pretest menggunakan visualisasi grafik
P-P plot adalah: 1 Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data
skor posttest terdistribusi secara normal. 2
Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest tidak terdistribusi secara normal.
Pengujian normalitas skor posttest menjadi salah satu prasyarat analisis karena akan menentukan prosedur pengujian pada tahap selanjutnya. Jika data
skor posttest yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametris. Uji pada statistik nonparametris yang
bisa digunakan untuk uji hipotesis adalah Mann Whitney. Jika data terdistribusi
normal, maka analisis yang digunakan untuk uji hipotesis adalah independent t- test.
b. Uji Homogenitas Skor Posttest
Uji homogenitas skor posttest kedua kelompok sampel dilakukan dengan menggunakan Lavene’s Test. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui
homogenitas dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen homogen atau tidak. Hipotesis untuk uji homogenitas skor posttest adalah:
Ho : tidak ada perbedaan varian antara skor posttestt kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok adalah
homogen Ho: ≥
1 2
= ≥
2 2
. Ha : ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok adalah tidak homogen Ha: ≥
1 2
≠ ≥
2 2
. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas
skor pretest adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak atau Ha ditolak
artinya tidak ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok
homogen. 2
Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor
posttest kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok tidak homogen.
Hasil uji homogenitas skor posttest akan mempengaruhi prosedur analisis tahap selanjutnya. Jika data skor posttest kedua kelompok homogen, maka data
untuk uji independent t-test skor posttest yang dilihat dalam output SPSS 20.00 adalah pada baris equal variance assumed. Jika data skor posttest kedua kelompok
tidak homogen, maka data untuk uji independent t-test skor posttest yang dilihat dalam output SPSS20.00 adalah pada baris equal variance not assumed.
c. Independence
Field 2009: 133 mengemukakan bahwa data penelitian yang bersifat independen adalah data dari kedua kelompok yang berbeda dan tidak saling
mempengaruhi. Kedua kelompok sampel dalam penelitian ini memiliki anggota yang berbeda. Masing-masing kelompok menerima perlakuan yang berbeda.
Siswa kelompok eksperimen menerima perlakuan dengan menggunakan media gambar. Siswa kelompok kontrol tidak menerima perlakuan dengan menggunakan
media gambar. Perlakuan yang berbeda pada kelompok sampel dan tidak adanya saling keterkaitan antar kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok adalah
independen.
6. Uji Hipotesis
Prosedur analisis data selanjutnya yaitu menguji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan independent t-test untuk melihat dari perbedaan
rata-rata dari dua kelompok yaitu kontrol dan eksperimen Sugiyono, 2010: 273. Taraf signifikansi ini menggunakan uji dua arah atau dua pihak 2-tailed yaitu
0,05. Perhitungan independent t-test yang digunakan adalah untuk kondisi dengan jumlah anggota yang sama pada dua kelompok sampel. Rumus independent t-test
untuk jumlah anggota sa
Gambar 3.8. Keterangan:
= selisih r = varian
N = banyak
Hipotesis untuk uji Ho : tidak ada perbeda
kelompok eksperim Ha : ada perbedaan rata
eksperimen Ha: µ Kriteria yang diguna
test skor posttest adalah: 1 Jika harga Sig. 2-ta
tidak ada perbedaa kelompok eksperim
belajar siswa atas pe 2 Jika harga Sig. 2-ta
ada perbedaan rata- sampel yang sama dapat dilihat pada gambar 3.8
.8. Rumus Independent t-test Field, 2009: 335
h rata-rata
ak subjek ji independent t-test skor posttest pada penelitian i
daan rata-rata skor posttest antara kelompok ko rimen Ho: µ
1
= µ
2
. ta-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan
: µ
1
≠ µ
2
. unakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji in
h: tailed ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha dito
aan rata-rata skor posttest antara kelompok ko imen atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbe
penggunaan media gambar. tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal dito
-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan
n ini adalah: kontrol dan
an kelompok
inpendent t-
itolak, maka kontrol dan
rbedaan hasil
itolak, maka an kelompok
eksperimen atau da atas penggunaan me
7. Uji Signifikansi Sel
Uji signifikansi selis mengetahui perbedaan a
pada masing-masing kel posttest dilakukan denga
dilihat pada gambar 3.9. dan posttest dengan men
Gambar 3 Keterangan:
= perbeda = rata-rata
= perbeda Hipotesis dalam uji
test dengan menggunaka Ho : tidak ada perbedaa
skor posttest pada Ha : ada perbedaan yan
posttest pada kelom dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil bel
media gambar.
Selisih Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest
elisih rata-rata skor pretest dan skor posttest dilaku n atau signifikan selisih rata-rata skor pretest da
kelompok. Uji signifikansi selisih rata-rata skor p ngan menggunakan paired t-test. Rumus paired t
.9. Perhitungan uji signifikansi selish rata-rata sk enggunakan program SPSS 20.00.
r 3.9. Rumus Paired t-test Field, 2009: 327
daan rata-rata antara sampel rata populasi
daan standar error uji signifikansi selisih rata-rata skor pre-test dan
kan paired t-test untuk kelompok kontrol adalah: aan yang signifikan antara selisih rata-rata skor p
a kelompok kontrol Ho: µ
1
= µ
2
. ang signifikan antara selisih rata-rata skor pretes
lompok kontrol Ha: µ
1
≠ µ
2
.
belajar siswa
kukan untuk dan posttest
pretest dan d t-test dapat
skor pretest
an skor post-
pretest dan
test dan skor
Kriteria pengambilan keputusan yang dilakukan dalam uji signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan posttest dengan menggunakan paired t-test untuk
kelompok kontrol adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol.
2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak
artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol.
Pengujian signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest juga dilakukan pada kelompok eksperimen. Hipotesis dalam paired t-test untuk
kelompok eksperimen adalah: Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan
skor posttest pada kelompok eksperimen Ho: µ
1
= µ
2
. Ha : ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor
posttest pada kelompok eksperimen Ha: µ
1
≠ µ
2
. Kriteria pengambilan keputusan yang dilakukan dalam uji signifikansi selisih
rata-rata skor pretest dan posttest dengan menggunakan paired t-test untuk kelompok eksperimen adalah:
1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen.
2 Jika harga sig. 2- artinya ada perbedaa
skor posttest pada ke
8. Uji Beda Selisih Ra
Uji dilakukan apa adanya perbedaan hasi
Paradigma Pedagogi R seberapa besar pengaruh
Reflektif PPR terhada menggunakan rumus effe
Gambar Keterangan:
r = effect si
t = harga u
df = harga d
Gambar 3.10 adala kemudian dikategorikan
2009: 57 menyatakan b digunakan untuk menent
-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gag daan yang signifikan antara selisih rata-rata skor p
kelompok eksperimen.
Rata-rata Skor Pretest dan Postest
pabila kesimpuilan pada hasil uji hipotesis me asil belajar siswa atas penggunaan model pem
Reflektif PPR. Uji ini dilakukan untuk m ruh penggunaan model pembelajaran Paradigma
adap prestasi belajar siswa. Perhitungan besar effect size. Rumus effect size dapat dilihat pada gam
ar 3.10 Rumus Effect Size Field, 2009: 332
t size uji t
derajat kebebasan alah rumus effect size. Besar effect size yang tela
an berdasar pada kriteria tertentu. Cohen dal besarnya effect size terbagi dalam 3 kategori. Kri
entukan besarnya effect size dapat dilihat pada tabe
agal ditolak pretest dan
enunjukkan pembelajaran
mengetahui ma Pedagogi
ar pengaruh ambar 3.10.
elah dihitung dalam Field,
Kriteria yang abel 3.15.