Uji Validitas Instrumen Teknik Pengujian Instrumen

b. Validitas Muka Validitas muka atau biasa disebut face validity dilakukan setelah validitas isi. Validitas muka menyangkut dua aspek yaitu pengukuran atribut yang konkret dan penilaian dari ahli maupun konsumen alat ukur Margono, 2010: 188. Menurut Arifin 2013: 248 validitas muka yaitu proses peninjauan instrumen secara sederhana atau penilaian instrumen hanya dari sisi muka tanpa kriteria yang mendalam. Validitas muka dilakukan untuk menguji instrumen soal tes prestasi pretest dan posttest dan perangkat pembelajaran. Validitas muka untuk soal tes prestasi dilakukan kepada 2 orang siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran Bantul. Peneliti memilih kelas V untuk menghindari adanya bias dalam penelitian. Siswa kelas V nantinya juga akan mengerjakan soal dalam validitas konstruk atau empiris. Hasil face validity menyatakan bahwa kedua siswa sudah bisa memahami soal tes prestasi pretest dan posttest. Setiap butir soal ditunjukkan pada kedua siswa tersebut, secara keseluruhan siswa paham terhadap soal yang ada. Kalimat pada soal juga tidak terlalu panjang. Saat peneliti bertanya tentang panjang pendek soal siswa mengatakan, “saya paham dan jelas bu sama soalnya.. Pemilihan siswa validitas muka yaitu dilakukan secara random atau acak. Validitas muka untuk perangkat pembelajaran dilakukan kepada guru yang melaksanakan pembelajaran dalam proses penelitian ini. Validitas muka untuk perangkat pembelajaran hanya meliputi kenampakannya saja tidak termasuk isinya. Saat guru melihat perangkat pembelajarannya guru berkomentar, “RPPnya sudah lengkap mbak, LKS dan materi juga sudah baik dan lengkap.” Guru kemudian berkomentar lagi, “ini LKSnya kalau bisa dihiasi gambar-gambar mbak agar lebih menarik. Siswa juga akan semangat dalam mengerjakan” lampiran 8. Peneliti juga bertanya apakah kata-kata dalam RPP dan materi sudah bisa dipahami atau belum, guru menjawab, “sudah mudah dan dapat dipahami ,ini jelas mbak, semoga bisa berjalan sesuai dengan apa yang ada di RPP” c. Validitas Konstruk Validitas konstruk pada instrumen penelitian dilakukan dengan uji empiris soal tes prestasi pretest dan posttest. Validitas empiris merupakan validitas yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara instrumen dengan suatu kriteria yang biasanya menggunakan teknik statistic Arifin, 2013: 68. Validitas konstruk construct validity adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi apa yang sedang diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran instrumen lain Syaodih, 2011: 229. Instrumen soal tes prestasi pretest dan posttest yang telah divalidasi oleh dosen dan guru, kemudian peneliti mengujicobakan instrumen soal tersebut kepada siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran Bantul dengan jumlah 30 siswa. Peneliti memilih sekolah lain untuk menghindari bias dan sekolah tersebut sudah mempelajari materi yang digunakan dalam penelitian. Soal uji coba tersebut terdiri dari 30 soal pilihan ganda. Tabel 3.8 merupakan kisi-kisi soal yang digunakan dalam uji validitas empiris. Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Uji Validitas Empiris No Indikator Soal Nomor Soal Jumlah Soal 1. Menjelaskan tentang hubungan antara gaya dan gerak setelah melakukan percobaan 1 1 2. Mengidentifikasi hubungan dan pemanfaatan gaya gesek dalam aktivitas sehar-hari 6, 8,9 , 3 3. Mengidentifikasi hubungan dan pemanfaatan gaya otot dan gerak dalam aktivitas sehari-hari 11, ,13, 2 4. Mengidentifikasi tentang gaya gravitasi dalam kegiatan sehari-hari 18 1 5. Mengidentifikasi hubungan antara gaya, gerak, dan energi dalam kehidupan sehari-hari 21, 23 2 6. Membedakan benda magnetis dan tidak magnetis dari kegiatan percobaan yang dilakukan 24, 10 Jumlah seluruh soal 10 Tabel 3.8 berisi tentang indikator dan nomor-nomor soal yang digunakan dalam uji validitas empiris. Soal validasi terdiri dari 30 soal pilihan ganda dimana setiap butir mewakili semua indikator yang ada pada kisi-kisi soal. Pada mulanya soal tersebut diujikan ke 30 siswa kelas V di SD Kanisius Ganjuran Bantul tetapi ada indikator yang tidak terwakili nomor soal. Dari 30 soal tersebut hasil uji empiris menunjukkan b tidak valid . Dari 10 soal kisi soal sehingga pene digunakan dalam penelit Soal tes prestasi pr korelasi product momen product moment merup mencari koefisiensi kore 2011: 205. Rumus kore dilihat pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Rum Keterangan: r xy = koefisie N = jumlah ∑ xy = jumlah x = jumlah y = jumlah x 2 = kuadrat y 2 = kuadrat bahwa 10 soal dinyatakan valid dan 20 soal d oal tersebut sudah mewakili 6 indikator yang ada d neliti menggunakan 10 soal yang donyatakan v litian. pretest dan posttest diuji validitasnya menggunak ent dengan bantuan program SPSS 20.00. Tekni rupakan teknik korelasi tunggal yang digunak relasi antara data interval dan data interval lainny orelasi product moment dengan simpangan Pear .2. umus Korelasi Product Moment Arikunto 2010: 2 sien korelasi antara variabel x dan variabel y ah subjek ah perkalian antara skor x dan y ah total skor x ah skor y rat dari x rat dari y l dinyatakan a dalam kisi- valid untuk nakan teknik knik korelasi nakan untuk nya Bungin, earson dapat 0: 213 Uji validitas konstruk membutuhkan perhitungan yang cukup kompleks. Perhitungan validitas konstruk menggunakan program SPSS 20.00 yang sudah memuat menu rumus korelasi product moment. Penggunaan program ini dimaksudkan untuk efektifitas dan efisiensi serta meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menganalisis data. Pengujian dengan menggunakan SPSS 20.00 memudahkan untuk mengetahui keputusan tiap item soal. Signifikansi korelasi dua variabel bisa dilihat tanda atau pada pasangan data yang dikorelasikan dalam output SPSS. Tanda memiliki koefisien korelasi signikan dengan taraf kepercayaan 95, sedangkan tanda memiliki koefisien korelasi sangat signifikan dengan taraf kepercayaan 99 Bungin, 2011: 193. Hasil uji validitas konstruk instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 10. Cara lain untuk mengetahui valid atau tidaknya item dengan membandingkan r tabel product moment dengan r hitung. Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel, maka item dinyatakan valid. Item dinyatakan tidak valid apabila r hitung lebih kecil daripada r tabel. Bungin 2011: 278 menyebutkan r tabel untuk banyak responden 30 orang dengan taraf signifikansi 5 adalah 0,361. Hasil uji validitas dengan membandingkan r hitung r tabel dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Perbandingan r Hitung dan r Tabel No r hitung r Tabel 5 Keterangan 1 0,397 0,361 Valid 2 0,429 0,361 Valid 3 0,549 0,361 Valid 4 0,368 0,361 Valid 5 0,600 0,361 Valid 6 0,389 0,361 Valid 7 0,575 0,361 Valid 8 0,661 0,361 Valid 9 0,573 0,361 Valid 10 0,550 0,361 Valid Correlation is significant at the 0,05 level 2-tailed Tabel 3.9 adalah hasil uji validitas konstruk dari 51 siswa. Hasil menunjukkan bahwa soal atau 10 item valid semua. Koefisien r hitung menunjukkan lebih dari nilai r tabel pada taraf kepercayaan 5, sehingga semua soal dinyatakan valid lampiran 17. Rincian mengenai jumlah soal sebelum divalidasi hingga soal yang dipakai dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas No Indikator Soal Nomor Soal yang Valid Nomor Soal yang Valid dan dipakai 1. Menjelaskan tentang hubungan antara gaya dan gerak setelah melakukan percobaan 1 1 2. Mengidentifikasi hubungan dan pemanfaatan gaya gesek dalam aktivitas sehar-hari 6, 8,9 , 6, 8,9 , 3. Mengidentifikasi hubungan dan pemanfaatan gaya otot dan gerak dalam aktivitas sehari-hari 11, ,13, 11, ,13, 4. Mengidentifikasi tentang gaya gravitasi dalam kegiatan sehari-hari 18 18 No Indikat 5. Mengidentifikasi gaya, gerak, dan e kehidupan sehari- 6. Membedakan ben tidak magnetis da percobaan yang d Jumlah selur Tabel 3.9 menunjuk sekaligus dipakai. Jumla terwakili oleh masing-m semua dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Ins

Reliabilitas mempun ukur dapat dipercaya dikatakan reliabel dan l dan reliabilitasnya tingg menggunakan rumus Cr pada gambar 3.3. kator Soal Nomor Soal yang Valid Nomor So Valid dan si hubungan antara n energi dalam -hari 21, 23 21, 23 enda magnetis dan dari kegiatan dilakukan 24, 24, luruh soal 10 10 jukkan jumlah soal yang divalidasi dan setelah mlah soal sebelum validasi adalah10 soal setiap masing 10 soal. Setelah diuji hasil validitasnya id. Soal yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1 nstrumen unyai arti indeks yang menunjukkan sejauh mana a atau diandalkan Noor, 2011: 130. Suatu n layak digunakan sebagai instrumen tes, apabila ggi. Perhitungan koefisien reliabilitas dalam pen Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha da Soal yang an dipakai 10 ah divalidasi iap indikator nya, ternyata 10. na suatu alat tu tes dapat bila validitas penelitian ini dapat dilihat Gambar 3.3 Rumus Cronbach’s Alpha Surapranata, 2004: 114 Keterangan: r 11 = koefisien reliabilitas suatu item n = banyaknya butir soal ∑s i 2 = jumlah kuadrat s dari masing-masing item ∑s t 2 = varian total Koefisien reliabilitas berada dalam rentang antara -1.00 sampai 1.00. pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS 20.00. Program tersebut menyajikan rumus reliabilitas dengan teknik alpha, sehingga memudahkan dan mengurangi human error dalam penelitian ini. Kriteria koefisien hasil pengujian reliabilitas menurut Guilfrod Ruseffendi, 2005: 160 dapat dilihat pada tabel 3.11 Tabel 3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas Nilai Keterangan r 11 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r 11 0,40 Rendah 0,40 ≤ r 11 0,70 Sedang 0,70 ≤ r 11 0,90 Tinggi 0,90 ≤ r 11 1,00 Sangat Tinggi Kualifikasi reliabilitas terbagi menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Penggunaan menggunakan bantuan SPSS 20.00 dengan teknik alpha. Hasil dari analisis dapat dilihat pada tabel 3.12. Ta Cr Tabel 3.12 memper SPSS 20.00, koefisien kemudian dibandingkan menurut Guilfrod Ruse kualifikasi tinggi. Kesim koefisien reliabilitas 0,75 digunakan dalam penelit

3. Indeks Kesukaran

Selain validitas dan juga perlu adanya kesim sedang, dan sukar pr menghitung indeks kesu dengan menggunakan ru Ga Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,750 ,750 10 erlihatkan hasil dari perhitungan reliabilitas men en korelasinya adalah 0,750. Hasil perhitungan an dengan tabel kualifikasi koefisien reliabilitas useffendi, 2005: 160. Koefisien tersebut termas simpulan yang dapat diambil yaitu 10 soal val ,750 termasuk dalam kualifikasi tinggi, sehingga litian. an IK an reliabilitas, untuk memperoleh kualitas soal simbangan kesukaran soal yaitu antara soal yan proposisinya seimbang Sudjana, 2008: 135 sukaran soal menurut Sudjana, 2008: 137 dapa rumus pada gambar 3.4. I = Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran Soal enggunakan gan tersebut tas item soal asuk dalam valid dengan ga soal layak al yang baik yang mudah, 35. Untuk apat dihitung Keterangan: I : indeks kesukaran untuk setiap butir soal B : banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N : banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Semakin kecil indeks yang diperoleh maka semakin sulit item soal tersebut. Semakin besar indeksnya maka semakin mudah soal. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana 2008: 137 dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13 Kategori Indeks Kesukaran Soal Indeks Kesukaran Kategori 0 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,70 – 1,00 Mudah Tabel 3.13 memperlihatkan bahwa indeks kesukaran soal tidak pernah lebih dari 1,00. Kategori soal terdiri dari soal sukar, sedang, dan mudah. Hasil perhitungan indeks kesukaran menunjukkan bahwa soal yang digunakan untuk uji coba ada tiga butir soal yang masuk dalam kategori sedang dan ada 7 butir soal yang masuk dalam kategori mudah. Analisis indeks kesukaran soal dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excell. Analisis indeks kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukarannya. Tabel 3.14 adalah tabel indeks kesukaran dari masing-masing soal uji coba. Tabel 3.14 Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal Nomor Soal Indeks Kesukaran Kategori 1 0,96 Mudah 2 0,56 Sedang 3 0,33 Sedang 4 0,90 Mudah 5 0,73 Mudah 6 0,70 Mudah 7 0,63 Sedang 8 0,80 Mudah 9 0,93 Mudah 10 0,96 Mudah Jumlah kategori soal mudah 7 Jumlah kategori soal sedang 3 Tabel 3.14 menunjukkan bahwa rentang nilai indeks kesukaran soal berada antara 0,30 sampai 1,00. Pengelompokan soal dilakukan berdasarkan tabel 3.13. Hasil pengelompokan menunjukkan bahwa ada 7 soal dalam kategori mudah dan 3 soal dalam kategori sedang.

I. Prosedur Analisis Data

Perolehan data dari hasil penelitian kemudian dianalisis agar dapat ditarik kesimpulan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 20.00. Sugiyono 2011: 202 menyatakan bahwa untuk menentukan jenis statistik apa yang akan digunakan dalam analisis data penelitian tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhinya beberapa asumsi, diantaranya adalah data yang akan dianalisis harus terdistribusi normal dan kelompok yang diuji harus homogen. Statistik nonparametris tidak harus memenuhi beberapa asumsi seperti pada statistik parametris. Prosedur analisis data pada penelitian ini melalui beberapa tahap. Tahap analisis data pada penelitian ini adalah merumuskan null hypothesis, mengorganisasi data, menentukan taraf signifikansi, menguji skor pretest, menguji prasyarat analisis, menguji hipotesis, menguji besar pengaruh, dan menguji signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan posttest.

1. Merumuskan

Null Hypothesis Field 2009: 27 menyatakan hipotesis statistik dalam penelitian kuantitatif ada dua macam yaitu Null Hypothesis Ho atau hipotesis nol H dari Alternative Hypothesis H 1 atau hipotesis alternatif Ha. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dalam tema Selalu Berhemat Energi?”. Hipotesis pada penelitian ini berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah: Ho : Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan media gambar tema selalu berhemat energi. Ho: 1 = 2 Ha : Ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan media gambar tema selalu berhemat energi. Ha: 1 ≠ 2

2. Mengorganisasi Data

Proses penggunaan data ada 4 tahap yaitu coding, data editing, data entry, dan data cleaning Ahmed, 2013: 1-2. a. Data Coding Data coding atau biasa disebut pengkodean data dilakukan pada data penelitian dengan cara memberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis Bungin, 2011: 176. Coding dilakukan dengan cara mengubah identitas yang ada pada data penelitian menjadi kode tertentu. Tahap coding pada penelitian ini adalah dengan mengkode nama siswa menjadi siswa1, siswa2, siswa3, dan seterusnya, serta nama para ahli seperti dosen maupun guru menjadi ahli1, ahli2, dan ahli3. b. Data Editing Data editing dapat disebut sebagai tahap penyuntingan. Tahap ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data penelitian, memeriksa data yang tumpah tindih, berlebihan atau terlupakan Bungin, 2011: 175. Tahap editing ini memeriksa kelengkapan jawaban ahli, memeriksa kelengkapan jawaban siswa, dan memeriksa kesamaan jawaban. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kelengkapan jawaban para ahli 100 terisi, tidak ada komponen penilaian dalam instrumen validitas yang terlewatkan atau tidak diisi. Tahap yang selanjutnya adalah memeriksa kelengkapan jawaban siswa. Hasil dari pemeriksaan menunjukkan bahwa banyak data yang terkumpul pada lembar pretest dan lembar posttest tidak sama. Ada beberapa siswa yang mengikuti pretest tetapi tidak mengikuti posttest. Peneliti kemudian memberi tanda pada pekerjaan siswa tersebut. Pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui kesamaan jawaban siswa. Peneliti tidak menemukan soal dengan jawaban kosong pada lembar pengerjaan. c. Data Entry Data entry merupakan proses memasukkan data hasil penelitian yang telah melewati proses coding dan editing ke dalam program pengolahan data. Program yang digunakan adalah Microsoft Excel Ms Excel dan Statistical Product and Service Solutions SPSS 20.00. Kedua program komputer tersebut sangat membantu untuk mengurangi human error. Microsoft Excel membantu membuat tabulasi data mentah dari perolehan data penelitian. SPSS 20.00 digunakan untuk menganalisis data secara statistikal. d. Data Cleaning Data cleaning adalah tahap terakhir pengorganisasian data. Cleaning dilakukan untuk membersihkan data yang telah dimasukkan pada proses data entry. Proses data cleaning dilakukan dengan menghapus data skor siswa yang hanya masuk sekolah saat pretest saja atau posttest saja. Hasil data cleaning yang dilakukan pada penelitian ini adalah menghilangkan data dari siswa yang hanya mengikuti pretest saja yaitu 2 orang siswa dari kelompok eksperimen dan 2 orang siswa dari kelompok kontrol karena ijin.

3. Menentukan Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi adalah kesediaan dan keberanian peneliti yang secara maksimal mengambil resiko kesalahan dalam menguji hipotesis Bungin 2011: 192. Taraf signifikansi berarti bahwa peluang kesalahan yang ditetapkan peneliti