Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah. 3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran 3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks pedoman Sumber: Materi Uji Publik Kurikulum 2013 Tabel 2.2 menunjukkan adanya kesenjangan kurikulum KTSP 2006. Perubahan kurikulum dilakukan untuk penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dari tabel di atas dijelaskan kondisi saat ini dalam proses pembelajaran dengan kondisi ideal yang harus ditempuh saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan kondisi tersebut, dilakukan beberapa penyempurnaan pola pikir sebagai berikut. Tabel 2.3 Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan Standar isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 Pelajaran Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran Pemisah antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk ketrampilan, dan pembentuk pengetahuan Semua mata pelajaran harus berkonstribusi terhadap pembentukan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti tiap kelas Sumber: Materi Uji Publik Kurikulum 2013 Tabel 2.3 menunjukkan bahwa pola pikir kurikulum KBK 2004 dan KTSP 2006 perlu adanya penyempurnaan. Dari tabel di atas menunjukkan beberapa perbedaan dalam kurikulum KBK 2004 dan KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013. Berdasarkan dari uraian tabel di atas, penyempurnaan kurikulum akan memberikan dampak yang akan berpengaruh terhadap bagi peserta didik, pendidik dan tenaga, manajemen satuan pendidikan, masyarakat umum, dan bangsa dan negara. Setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan dampak yang akan terjadi. Dampak yang terjadi pada pengembangan Kurikulum 2013 sebagai berikut. Tabel. 2.4 Dampak Penyempurnaan Pengembangan Kurikulum 2013 No Entitas Pendidikan Perubahan yang Diharapkan 1. Peserta Didik 1. Lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif 2. Lebih bergairah dan senang di sekolah dan belajar

2. Pendidik dan

Tenaga 1. Lebih bergairah dalam mengajar 2. Lebih mudah dalam memenuhi ketentuan 24 jam per minggu

3. Manajemen

Satuan Pendidikan 1. Lebih mengedepankan layanan pembelajaran termasuk bimbingan dan penyuluhan 2. Antisipasi atas semaraknya variasi kegiatan pembelajaran

4. Masyarakat

Umum 1. Memperoleh lulusan sekolah yang kompeten 2. Kebutuhan pendidikan dapat dipenuhi oleh masyarakat 3. Dapat meningkatkan kesejahteraannya 5. Bangsa dan Negara 1. Meningkatkan reputasi international dalam bidang pendidikan 2. Meningkatkan daya saing 3. Berkembangnya peradaban bangsa Tabel 2.4 menunjukkan dampak dari penyempurnaan pengembangan Kurikulum 2013. Entitas pendidikan yang menjadi tolak ukur tersebut yaitu peserta didik, pendidik dan tenaga, manajemen satuan pendidikan, masyarakat umum, bangsa dan negara. Perubahan yang diharapkan dari masing-masing entitas pendidikan dimaksudkan untuk memperbaiki sumber daya manusia dan bangsa indonesia di mata dunia internasional.

c. Kelebihan Kurikulum 2013

Menurut Kurniasih dan Sani 2014:40, Kurikulum 2013 memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan Kurikulum 2013 yaitu: 1 siswa dituntut aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah; 2 adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, dan sikap; 3 munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti; 4 adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; 5 kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan; 6 guru berperan sebagai fasilitator. Hal yang menarik dari Kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Mulai dari perubahan sosial yang terjadi tingkat lokal, nasional, maupun global. Selain tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial Kurilukum 2013 juga meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal.

d. Kelemahan Kurikulum 2013

Kurniasih dan Sani 2014:40 menyebutkan Kurikulum 2013 memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan 2013 yaitu 1 guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas; 2 banyak guru belum siap dengan Kurikulum 2013; 3 Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik; 4 kurangnya ketrampilan guru untuk merancang RPP; 5 guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik; 6 terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik. Banyaknya materi yang harus dikuasai siswa membuat beban belajar siswa bertambah berat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya, kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan landasan filosofi, landasan teoritis, dan landasan yuridis. Pelaksanaan Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Kelebihan Kurikulum 2013 adalah siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan domain sikap, ketrampilan dan pengetahuan, pembelajaran kontekstual, sehingga memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Kekurangan Kurikulum 2013 adalah kurangnya kesiapan guru dalam menjalankan Kurikulum 2013 dan merancang RPP, sehingga guru kesulitan pada saat menyusun penilaian autentik serta guru tidak diikut sertakan dalam pengembangan Kurikulum 2013.

4. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Majid 2014:87 menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pembelajaran tematik ini diyakini akan membantu meciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep yang saling berkaitan. Selanjutya Mulyasa 2013:170 berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan menyuguhkan proses pembelajaran berdasarkan tema untuk dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya. Dengan pendekatan tema, diharapkan siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema serupa. Lebih lanjut menurut Trianto 2010:78 menjelaskan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang dalam tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik itu sendiri memang merupakan pembelajaran yang menggunakan tema pada proses pembelajarannya. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

b. Landasan pembelajaran Tematik

Majid 2014:87-88 menjelaskan bahwa landasan pembelajaran tematik mencakup landasan filosofis, pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. Landasan psikologis, pembelajaran tematik berkaitan dengan psikologis perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isimateri pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalaman sesuai dengan tahap perkembangan penyampaian materi pembelajaran. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isimateri pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Landasan yuridis, berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya Pasal 9. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya Bab V pasal 1-b. Pelaksanaan pembelajaran tematik dapat berjalan dengan baik maka proses pembelajaran disesuaikan dengan landasan filosofi, landasan psikologi, dan landasan yuridis. c. Karakteristik Pembelajaran Tematik Hosnan 2014:366 menjelaskan pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik-karakteristik. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: 1 berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar; 2 memberikan pengalaman langsung. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar pemahaman hal-hal abstrak; 3 pemisah antara mata pelajaran tidak begitu jelas; 4 menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; 5 bersifat luwes fleksibel; 6 hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; 7 menggunakan prinsip belajar dan menyenangkan. Sejalan dengan pendapat Hosnan, Majid 2014:89 menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran tematik adalah 1 berpusat pada siswa; 2 memberikan pengalaman jelas; 3 pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas; 4 menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; 5 bersifat fleksibel. Guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran yang lainnya; dan 6 menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Berdasarkan dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan pembelajaran tematik memiliki karakteristik yaitu pemebelajaran berpusat pada siswa, pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas, fleksibel karena dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung memunculkan kegiatan belajar sambil bermain.

d. Kekuatan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik

Majid 2014:92 berpendapat bahwa pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan pembelajaran tematik yaitu 1 menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak didik; 2 memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik; 3 hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna; 4 mengembangkan ketrampilan berpikir anak didik; 5 menumbuhkan ketrampilan sosial melalui kerja sama; 6 memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain; 7 menyajikan kegiatan yang bersifat nyata. berdasarkan kelebihan di atas pembelajaran tematik memberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Di samping kelebihan pembelajaran tematik memiliki keterbatasan terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. Selain keterbatasan dalam pelaksanaannya pembelajaran tematik juga mempunyai keterbatasan dalam akademiknya. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaaan bahan ajar tidak berfokus pada bidang kajian tertentu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Landasan pembelajaran tematik mencakup 3 landasan yaitu landasan filosofis, psikologis, dan landasan yuridis. Dalam pelaksanaannya pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan pembelajaran tematik yaitu kegiatan belajar disesuaikan dengan tahap perkembangan dan minat siswa, sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang bermakna. Keterbatasan pembelajaran tematik yaitu ditinjau dari pelaksanaannya dan akademiknya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik sudah pernah dilakukan oleh banyak pihak. Peneliti menuliskan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan, sehingga dapat menunjang dalam penelitian ini. Ketiga penelitian tersebut yaitu penelitian milik, Johan, Riyanto dan Haryani. Johan 2011 melakukan penelitian mengenai penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan 3C competence, conscience, dan compassion. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran tematik berpola PPR. Berdasarkan hasil penelitan diketahui bahwa competence, conscience, dan compassion peserta didik mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik. Pada pra penelitian skor