Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN

3. Menurut ibu apakah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif sangat tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran tematik ? Mengapa ? 4. Apakah ibu pernah menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 ? 5. Jika sudah bagaimanakah menurut ibu apakah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR sangat sulit diterapkan dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 ? jika iya mengapa jika tidak mengapa? 6. Setelah menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif apakah terdapat peningkatan prestasi belajar pada siswa ? Tabel 3.3 menunjukkan pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendalam dari guru kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Lembar wawancara memuat enam pertanyaan mengenai model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Hasil wawancara berupa deskripsi atau tulisan, sehingga tidak menggunakan skala nilai tertentu lampiran 9. Hasil wawancara digunakan sebagai dasar untuk membahas hasil penelitian.

H. Teknik Pengujian Instrumen

Bagian ini menjelaskan tentang teknik pengujian instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian yang terdiri dari uji validitas instrumen, uji reliabilitas instrumen, dan indeks kesukaran soal. Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen pembelajaran yang berupa silabus dan RPP dan uji validitas untuk instrumen penelitian berupa soal tes prestasi. Uji reliabilitas dan indeks kesukaran digunakan untuk menguji nstrumen penelitian atau soal tes prestasi.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah ketepatan instrumen dalam melakukan fungsinya Azwar 2013, 173. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus dinyatakan valid terlebih dahulu, sehingga benar-benar dapat digunakan untuk mengukur variabel. Noor 2012: 132 juga menerangkan bahwa validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2011: 121. Penelitian ini menggunakan tiga jenis validitas pengukuran yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. a. Validitas Isi Validitas isi dalam penelitian ini digunakan untuk instrumen pembelajaran dan soal tes prestasi. Validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan sejauh mana isi suatu tes dapat mengukur hal apa yang mau diukur Azwar, 2007: 45. Validitas isi digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah isi instrumen dan tes telah disusun sesuai dengan ketentuan atau belum. Validitas isi dilakukan melalui proses expert judgement oleh 5 ahli yaitu 2 dosen IPA dan dosen ahli PPR, 1 kepala sekolah, dan 2 guru. Validitas soal tes prestasi dilakukan di SD Kanisius Ganjuran Bantul yaitu kelas V, alasannya dikarenakan kelas V telah mendapatkan materi yang akan digunakan oleh peneliti pada kelas 4. Peneliti memilih 2 dosen ahli untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi. Pemilihan dosen tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran yang terdapat dalam tema dan subtema Selalu Berhemat Energi. Peneliti memilih 1 dosen ahli dalam bidang PPR untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi dan 1 dosen ahli dalam bidang media. Guru dan kepala sekolah yang peneliti pilih untuk validasi perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi adalah guru yang tidak mengajar saat penelitian. Pemilihan tersebut karena guru dan kepala sekolah lebih memahami kebutuhan siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar perangkat pembelajaran dan soal tes dapat disesuaikan dengan kondisi siswa. Instrumen yang divalidasi oleh para ahli adalah tes soal prestasi, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Ahli diminta untuk menilai dan memberi komentar instrumen dengan mengisi rubrik penilaian. Rentang skor penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 5 yaitu menggunakan skala Likert Sugiyono, 2014: 134-135. Ahli dapat memberi penilaian “sangat baik” dengan bobot skor 5, “baik” dengan bobot skor 4, “kurang baik” dengan bobot skor 3, “tidak baik” dengan bobot skor 2, dan “sangat tidak baik” dengan bobot skor 1. Peneliti menggunakan skor 3 sebagai batasan dalam mengambil keputusan apakah instrumen pembelajaran akan direvisi atau tidak. Kriteria yang peneliti buat tentang hasil validitas isi berdasarkan kelayakan instrumen dan skor rata-rata pada rubrik penilaian dapat dilihat pada tabel 3.4.