termakan oleh pasien. Sedangkan nilai tawaran bagi pembeli ditingkatkan melalui pengingkatan waktu pelayanan penunjang medis, sanitasi, dan kompetensi staf.
Berdasarkan pendekatan win-win perusahan menciptakan ide-ide kreatif berupa menyediakan bel di setiap rungan untuk fleksibilitas pelayanan, keunikan
penyajian makanan yang belum pernah ditawarkan sebelumnya, kartu anggota bagi pasien pasca rawat inap, penyediaan obat herbal dan katalog obat,
menciptakan sistem networking yang cepat dan efektif, serta menambahkan fasilitas layanan unik lainnya seperti membentuk klub-klub kesehatan, dan
kerjasama dengan industri lain misalnya hotel, tempat wisata dan sebagainya.
6.5 Analisis Rancangan Strategi R.S. Efarina Etaham Berastagi
Berdasarkan pendekatan yang dilakukan dalam perumusan blue ocean strategy terhadap pelayanan R.S. Efarina Etaham Berastagi ada beberapa faktor
yang diperhatikan yaitu bagaimana pengaruhnya tawaran nilai yang diberikan kepentingan bisnis dan pelanggan, titik jual, dan struktur biaya. Adapun
kebijakan strategis yang diambil berdasarkan langkah pendekatan blue ocean strategy dijelaskan sebagai berikut:
1. Strategi pengurangan biaya melalui cost containment Dibandingkan dengan pesaing dalam penyediaan pelayanan kesehatan R.S.
Efarina Etaham Berastagi memiliki tarif yang tinggi. Pihak rumah sakit menjelaskan memang sulit untuk melakukan penekanan harga. Namun inti
dari strategi yang ditawarkan oleh perusahaan bukan pada penekanan harga yang rendah, tetapi melalui upaya pengendalian biaya cost containment
Universitas Sumatera Utara
yaitu mengurangi biaya-biaya yang tidak memiliki nilai manfaat. Adapun upaya yang dilakukan adalah:
d. Sistem pembayaran Sistem pembayaran kepada penyedia pelayanan kesehatan PPK
umumnya masih bersifat supply induced demand, yakni kecenderungan pemanfaatan pelayanan kesehatan apabila telah dibayar tunai, atau bayar
di muka. Tradisi inilah yang perlu dihapuskan dari pesaingan yang ada dalam samudera merah, sehingga menciptakan suatu nilai manfaat bagi
pelanggan ataupun pihak rumah sakit. Strategi ini mungkin memiliki resiko, namun untuk mencegahnya pihak rumah sakit mungkin dapat
membuat suatu kebijakan berupa kontrak ataupun perjanjian terhadap pembayaran yang dilakukan. Selain itu strategi pentarifan yang dilakukan
dengan menggunakan sistem case mix atau Ina-DRG Indonesia Diagnosis Related Group
Case-Mix merupakan sistem pembayaran pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan mutu, pemerataan, jangkauan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang menjadi salah satu unsur dalam pembiayaan kesehatan, serta mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus
campuran. Case-Mix merupakan suatu format klasifikasi yang berisikan kombinasi beberapa jenis penyakit dan tindakan pelayanan di suatu
rumah sakit dengan pembiayaan yang dikaitkan dengan mutu dan efektivitas pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sistem Case-Mix, terdapat 14 variabel mengenai pasien yang perlu dicatat oleh rumah sakit, yaitu :
1. Identitas Pasien 2. Tanggal masuk rumah sakit
3. Tanggal keluar rumah sakit 4. Lama hari rawatan
5. Tanggal lahir 6. Umur ketika masuk rumah sakit dalam satuan tahun
7. Umur ketika masuk rumah sakit dalam satuan hari 8. Umur ketika keluar dari rumah sakit dalam satuan hari
9. Jenis kelamin 10. Status keluar rumah sakit discharge disposition
11. Berat badan baru lahir 12. Diagnosis utama
13. Diagnosis sekunder, seperti komplikasi dan komorbiditas 14. Prosedur atau pembedahan utama
Dalam sistem Case-Mix, yang menjadi perhatian adalah bauran kasus, yaitu apakah diagnosis utama yang ditegakkan pasien serta komplikasi
apa yang mungkiri terjadi akibat diagnosis utama tersebut. Diagnosis utama itu lah yang dijadikan acuan untuk menghitung biaya pelayanan.
Penghitungan biaya berfokus pada variabel tersebut, sehingga rumah sakit tidak akan mencantumkan hal-hal yang tidak seharusnya dalam
pembayaran. Dengan demikian, penghitungan biaya menjadi lebih mudah
Universitas Sumatera Utara
dan tepat. Tidak ada pembayaran untuk hal-hal yang sekiranya tidak berhubungan atau tidak perlu. Prioritas pelayanan pasien akan diberikan
sesuai dengan tingkat keparahan, dan tidak dilakukan secara sembarangan. Ini tentunya dapat menekan biaya pelayanan kesehatan
yang kerap menjadi masalah bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Masyarakat tidak akan merasa ditipu akibat harus membayar
biaya di luar pelayanan yang seharusnya. Untuk itu perusahaan dapat menciptakan keterbukaan tarif pelayanan untuk meningkatkan
kepercayaan pelanggan. e. Standarisasi pelayanan
Standarisasi pelayanan secara medis dan standarisasi pelayanan administratif merupakan bagian yang penting dari pengendalian biaya.
Dalam pelayanan kesehatan sebagian besar harga yang harus dibayarkan adalah tergantung pada pelayanan yang diberikan. Tujuan dari
standarisasi pelayanan itu sendiri adalah untuk menghilangkan pelayanan-pelayanan yang diberikan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan. f.
Menghilangkan pemborosan ataupun investasi berlebih Kebanyakan harga dari pelayanan yang tinggi justru disebabkan oleh
adanya pemborosan ataupun investasi yang berlebih. Sebagai contoh misalnya pihak rumah sakit menyediakan peralatan yang canggih namun
tidak memiliki sumber daya untuk pengoperasian ataupun perawatan alat tersebut, akibatnya perusahaan justru melakukan investasi yang lebih
Universitas Sumatera Utara
besar. Selain itu penggunaan peralatan, AC, kipas angin, obat-obatan serta sumber daya sedapat mungkin harus disesuaikan dengan kebutuhan,
sehingga dapat mencegah over utilization. 2. Strategi pelayanan di bidang farmasi pelayanan obat
Strategi yang dilakukan oleh R.S. Efarina Etaham Berastagi beraiatan dengan intalasi farmasi adalah penyediaan obat herbal. Alasan utama pihak rumah
sakit melakukan pengembangan di bidang farmasi adalah karena lebih dari 40 pemasukan rumah sakit adalah dari penyediaan obat-obatan. Kemenkes
2012 mencatat bahwa di Indonesia sudah ada 100 rumah sakit yang menyediakan obat herbal, dimana 40 diantaranya adalah rumah sakit
pemerintah. Selain itu dijelaskan bahwa di Indonesia sendiri terdapat 940 spesies tanaman yang dapat digunakan menjadi obat baru, namun sejauh ini
baru 283 spesies yang dikembangkan. Masyarakat Indonesia 48 diantaranya masih mengkonsumsi obat herbal kompas, 2010, sedangkan untuk
masyarakat Kab. Karo sendiri lebih dari 51 masih menggunakan obat herbal. Namun untuk Kab. Karo belum ada pesaingan rumah sakit lain
menawarkan penyediaan obat herbal. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan strategi ini cukup besar. Namun untuk menerapkan
strategi tersebut pihak rumah sakit harus memperhatikan peraturan pemerintah mengenai obat herbal, diantaranya adalah:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
b. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 246MenkesPerV 1990 Tentang Izin Usaha
Industri Obat Tradisional Dan Pendaftaran Obat Tradisional c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
0584MENKESSKVI 1995 Tentang Sentra Pengembangan Dan Penerapan Pengobatan Tradisional
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 659MENKES SKX 1991 Tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional
Yang Baik e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
PO.00.04.5.00327 Tentang Bentuk dan Tatacara Pemberian Stiker Pendaftaran Pada Obat Tradisional Asing
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 661MENKESSK VII1994 Tentang Persyaratan Obat Tradisional
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 0584MENKESSKVI 1995 Tentang Sentra Pengembangan Dan
Penerapan Pengobatan Tradisional h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1076MENKESSK VII2003 Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
i. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 38IMENKES SKIII2007 Tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional
Universitas Sumatera Utara
j. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tahun 2005, 2009 dan 2011, tetang pengawasan obat tradisional
Langkah strategis lainnya yang dilakukan oleh R.S. Efarina Etaham Berastagi guna mendukung penyediaan obat herbal adalah menyediakan katalog obat.
Melalui penyediaan katalog obat ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan serta pemahaman masyarakat mengenai kualitas dan manfaat
obat yang diberikan, serta kesesuian obat yang diberikan dengan keluhan mereka.
3. Strategi pelayanan makanan bergizi dan inovatif Faktor yang menjadi kebutuhan utama pelanggan terutama pasien terhadap
intalasi gizi adalah makanan yang sesuai dengan kadar gizi yang dibutuhkan. Strategi yang ada di rumah sakit saat ini biasanya hanya memperhatikan dari
segi kadar gizi, namun tidak memperhatikan penyajian ataupun rasa. Dalam hal ini pihak rumah sakit, melakukan langkah yang membedakan mereka
dengan rumah sakit lain yaitu menciptakan keunikan dalam penyajian makanan. Tindakan ini mungkin telah dilakukan oleh beberapa rumah sakit di
luar ruang pasar seperti rumah sakit nasional Undip, Inovasi produk makanan dan minuman yang dilakukan antara lain, burger tempe menggunakan tempe
sebagai pengganti daging, bakpao unyil bakpao dari ubi jalar ungu, pumpkin pudding puding labu kuning, serta es dawet soygie dawet warna-
warni dari sari tomat, wortel, dan bayam. Melalui strategi ini diharapkan pihak rumah sakit dapat mengurangi sisa makanan yang tidaktermakan oleh
pasien, yang merupakan salah satu parameter kualitas instalasi gizi, dan juga
Universitas Sumatera Utara
sebagai salah satu bentuk pemborosan. Untuk pengembangan penyediaan makanan tersebut maka pihak rumah sakit juga harus memperhatikan
peraturan dalam ruang lingkup pelayanan gizi rumah sakit, diantaranya: 1. Peraturan pemerintah no. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi
pangan. 2. Kepmenkes no.715 tahun 2003 tentang persyaratan hygiene dan sanitasi
jasaboga. Selain itu, untuk mendukung inovasi dalam penyediaan makanan maka pihak
rumah sakit dapat melakukan tindakan yang melibatkan minat masyarakat dalam pengembangan makanan bergizi misalnya melalui kegiatan Expo Gizi.
4. Strategi penyediaan kartu anggota bagi pasien pasca rawat inap Kartu anggota diberikan khusus bagi pelanggan pasca pelayanan rawat inap
yang dapat berguna bagi pasien untuk pemeriksaan dan informasi kesehatan secara gratis. Pemeriksaan kesehatan gratis bukan hal yang baru dalam
pelayanan kesehatan. Pihak rumah sakit juga biasanya telah banyak melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis atau bahkan pengobatan
gratis. Selain itu pihak rumah sakit juga menyediakan Askes, Jamkesmas, dll. yang umumnya ditujukan bagi keluarga yang kurang mampu Namun inti dari
strategi pemeriksaan kesehatan gratis bagi pihak rumah sakit bukanlah seperti yang telah dijelaskan diatas. Perbedaan yang dilakukan oleh rumah sakit
adalah pihak rumah sakit menyediakan kartu anggota bagi pasien pasca rawat inap untuk akses pemeriksaan kesehatan gratis. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap pelayanan R.S. Efarina Etaham
Universitas Sumatera Utara
Berastagi. Program ini tentunya akan mempengaruhi struktur biaya pihak rumah sakit. Untuk itu pihak rumah sakit menentukan batasan dalam
pelaksanaan program ini yaitu menetapkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis ini dilaksanakan setiap 3 bulan dan terbuka untuk umum,
selain itu penyediaan fasilitas layanan hanya meliputi 60-70 dari fasilitas layanan yang diberikan, kecuali bagi pemegang kartu anggota R.S. Efarina
Etaham Berastagi. 5. Penyediaan Bel diruangan pasien untuk fleksibilitas pelayanan terutama bagi
staf keperawatan. Jumlah staf yang belum memadai serta penjadwalan yang kurang efektif
menyebabkan pelayanan yang diberikan kurang responsif. Berdasarkan permenkes No.340 tahun 2010, jumlah staf minimal rumah sakit tipe B
adalah 1:1 jumlah tenaga kerja keperawatan berbanding jumlah tempat tidur. Namun dalam hal ini jumlah perawat pada R.S. Efarina Etaham
Berastagi masih kurang dari 50 staf dimana jumlah tempat tidur yang tersedia adalah 150 tempat tidur. Dalam hal ini perusahaan mengabaikan
mengeliminasi faktor jumlah staf, dimana pihak rumah sakit memang memiliki jumlah pemakaian tempat tidur yang rendah berdasarkan nilai BTO
dan BOR. Selain itu penjadwalan yang padat pada bagaian staf keperawatan juga tidak efektif. Hal ini justu menyebabkan kinerja staf keperawatan tidak
maksimal. Untuk itu langkah yang ditempuh oleh pihak rumah sakit mengurangi jadwal staf keperawatan serta memberikan fasilitas bel di setiap
ruangan pasien, sehingga staf keperawatan dapat bekerja lebih fleksibel.
Universitas Sumatera Utara
6. Penyediaan Taman Obat Sehat Pihak rumah sakit sebelumnya juga telah memperhatikan faktor pengelolaan
taman sebagai faktor yang penting. Dalam hal ini perusahaan melakukan strategi baru yang mendukung pengadaan obat herbal pada bagian instalasi
farmasi. Dalam hal ini, perusahaan mengurangi penggunaan tanaman hias yang merupakan faktor yang sudah biasa dilihat pada penyedia layanan
kesehatan lainnya. Perusahaan lebih menonjolkan penggunaan tanaman obat yang ditata dengan baik. Masing-masing tanaman akan diberikan rincian yang
lengkap mengenai deskripsi serta manfaat tanaman obat tersebut. Area taman yang dilengkapi dengan tanaman obat ini dibangun pada tempat terbuka
sehingga pasien dan pengunjung merasa bebas untuk melihat atau menikmati fasilitas yang ditawarkan tersebut.
7. Kualitas waktu pelayanan Dalam hal ini tidak ada strategi khusus yang dilakukan berkaitan dengan
kualitas waktu pelayanan. Pihak rumah sakit hanya melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas waktu pelayanan. Hal ini juga harus didukung dengan
peningkatan kualitas waktu pada berbagai unit pelayanan misalnya ketepatan waktu pemberian makanan, waktu pelayanan obat pada bagian instalasi
farmasi serta waktu tunggu pada unit penunjang medis seperti laboratorium, radiologi dan lain-lain. Faktor ini tentunya tidak mempengaruhi struktur
biaya, namun dibutuhkan manajemen waktu yang lebih baik sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
8. Peningkatan sanitasi lingkungan rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
Sanitasi merupakan faktor penting dari rumah sakit. Faktor ini berkaitan dengan pengendalian lingkungan seperti kebersihan, suhu, penyediaan air
bersih, pencahayaan dan sebagainya. Kebersihan merupakan salah satu faktor yang memiliki nilai jual yang tinggi bagi pelanggan, dimana dalam
mengakses pelayanan kesehatan. Faktor pertama yang sering diperhatikan oleh pelanggan adalah kebersihan lingkungan rumah sakit. Upaya untuk
meningkatkan pengelolaan sanitasi lingkungan rumah sakit dapat dilakukan melalui rencana pengelolaan lingkungan dan rencana kesehatan lingkungan
rumah sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1204MenkesSkX2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit. 9. Strategi peningkatan kompetensi Staf
Kompetensi staf sangat berpengaruh terhadap penyampaian jasa, terutama staf medis. Strategi perusahaan yang dilakukan adalah meningkatkan
kompetensi staf melalui pelatihan, pendidikan dan pengembangan wawasan. Upaya ini tentunya akan mengorbankan biaya, tetapi faktor ini merupakan
investasi yang sangat penting bagi perusahaan serta memiliki nilai jual yang tinggi bagi pelanggan. Namun dalam hal ini peningkatan kompetensi staf
hanya berkaitan dengan penyakit pasien yang umum dikenal dan menghindari untuk mempelajari berbagai macam penyakit yang rumit dan kompleks
namun dengan keahlian yang merata. Dalam hal ini perusahaan membiarkan para pesaing berkompetesi untuk menarik pelanggan dengan superioritas
mereka, dan mengambil bagian keil untuk menarik hati pelanggan untuk
Universitas Sumatera Utara
penyakit yang umum. Dengan kata lain biarkan penyakit yang kronis dan rumit menungggu giliran mereka.
Selain itu perusahaan juga mempertahankan keunikan yang telah diciptakan sebelumnya yaitu penampilan yang menarik dari staf rumah sakit, dimana staf
memiliki seragam khusus dan bervariasi, sehingga tidak memberikan kesan membosankan dengan seragam putih yang biasa dilihat pada rumah sakit
lainnya serta melayani dengan sikap yang ramah dan ceria serta memperhatikan nilai budaya masyarakat.
10. Strategi pelayanan penunjang medis Penunjang medis umumnya berkaitan dengan pemeriksaan medis, misalnya
laboratorium, radiologi, dan bedah sentral. Dalam hal ini strategi perusahaan bukanlah pada investasi alat-alat canggih yang mendukung bagian
pemeriksaan medis dan mengorbakan biaya investasi yang sangat besar, tetapi melakukan diagnosa yang tepat dan akurat melalui staf yang
berkompetensi pada fokus jangkauan kompetensinya. Selain itu pihak rumah sakit juga menciptakan sistem networking yang cepat dan efisien yang
mendukung antar rumah sakit, dan rujukan terhadap rumah sakit di luar daerah. Peningkatan kualitas pada penunjang medis tentunya harus diiringi
dengan kompetensi staf medis. Adapun upaya kualitas penunjang medis dapat disesuaikan berdasarkan berbagai peraturan pemerintah diantaranya:
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1014Menkes SKXI2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana
pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.411Menkes PERIII2010 tentang laboratorium klinik
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.779Menkes SKVIII2008 tentang standar pelayanan anestesiologi dan reanimasi di
rumah sakit. Dengan mengacu pada standar berdasarkan peraturan pemerintah diharapkan
pelayanan rumah sakit terutama pada bagian penunjang medis dapat lebih berkualitas.
11. Peralatan medis Peralatan medis merupakan salah satu faktor penting bagi pemeriksaan
kesehatan dan perawatan. Strategi yang dilakukan perusahaan adalah menghindarkan investasi pada peralatan medis yang canggih dan berteknologi
tinggi seperti yang kebanyakan dilakukan oleh rumah sakit. Namun pihak rumah sakit lebih mengutamakan kelengkapan peralatan medis sesuai dengan
kebutuhan. Melakukan investasi pada peralatan yang modern dan update yang mungkin sudah dimiliki oleh pesaing misalnya untuk ruang operasi,
hanya akan memiliki sedikit manfaat. Hanya sedikit pelanggan yang usaha mereka dan menanggapi apa yang terjadi pada ruang operasi, tentunya pasien
tidak berharap untuk melihat suatu museum teknologi yang canggih, bahkan ini bisa menimbulkan anggapan mereka harus membayar 2 atau 3 kali lipat
saat rumah sakit menagih biaya untuk prosedur yang rutin dilakukan hanya karena ruang operasi pintar dan modern yang kita investasikan. Biarkan
pesaing anda yang kaya untuk bermain dengan teknologi, sedangkan anda
Universitas Sumatera Utara
lebih berkonsentrasi pada prosedur dasar untuk menutupi aktivitas kita. Untuk mengetahui kebutuhan dasar yang diperlukan pada rumah sakit terutama
bagian penunjang medis maka pihak perusahan mengacu pada standar pemerintah diantaranya:
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1014Menkes SKXI2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana
pelayanan kesehatan b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.411Menkes
PERIII2010 tentang laboratorium klinik c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.779Menkes
SKVIII2008 tentang standar pelayanan anestesiologi dan reanimasi di rumah sakit.
12. Mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien Keamanan dan keselamatan terutama bagi pasien merupakan inti dari
pelayanan. Agar dapat menghasilkan nilai tawaran yang tinggi bagi pelanggan maka perusahaan harus sedapat mungkin mengoptimalkan
parameter-parameter yang terkait dengan security and safety control. Ada sembilan solusi keselamatan pasien di RS WHO Collaborating Centre for
Patient Safety, 2007, yaitu: j. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip look-alike, sound-alike
medication names k. Pastikan identifikasi pasien
l. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
Universitas Sumatera Utara
m. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar n. Kendalikan cairan elektrolit pekat
o. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan p. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
q. Gunakan alat injeksi sekali pakai r. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
Peningkatan pada faktor ini juga harus didukung dengan perhatian pada faktor lain seperti kompetensi staf, penunjang medis, dan sebagainya. Untuk
meningkatkan faktor ini pihak rumah sakit dapat mengacu pada standar keamanan dan keselamatan yang mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.129MENKESSKII2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
13. Strategi pelayanan sederhana, cepat dan efektif Beberapa rumah sakit lain mungkin melakukan investasi yang besar terhadap
peralatan, laboratorium, dan merekrut dokter yang ternama. Perlu sebuah gerakan kecil yang berada dalam sarana rumah sakit kecil seperti kemudahan
dalam pelayanan, pengiriman cepat dari laporan laboratorium yang akurat, pelayanan yang cepat baik dari segi biaya dan administrasi, keramahan dan
rasa kepedulian, suasana dan hubungan yang harmonis justru akan membantu untuk lebih meningkatkan kenyamanan pasien.
Sebuah janji layanan sederhana yang tulus yang ditawarkan dengan cara yang bersahaja. kami berjanji untuk melakukan segala daya kami untuk mengurus
setiap pasien yang datang kepada kami. Sebagai partner pasien terpercaya, ini
Universitas Sumatera Utara
berarti semua terlibat dalam fasilitasi perawatan lebih lanjut jika diperlukan misalnya di rumah sakit rujukan melalui pengaturan yang telah disetujui
sebelumnya.
14. Strategi pelayanan yang kreatif dan bernilai tambah Menjadikan pelanggan sebagai bagian yang dihargai dan diutamakan
merupakan salah satu strategi yang menarik pelanggan dan dapat menciptakan pelanggan baru. Ide-ide lain yang dapat ditambahkan sebagai
alternatif strategi perusahaan adalah: a. Strategi pemasaran proaktif
Untuk menarik minat pelanggan terhadap rumah sakit maka perusahaan harusa dapat menciptakan ide inovatif yang melibatkan masyarakat itu
sendiri. Berbagai cara yang dapat ditempuh yaitu: melakukan kegiatan bakti sosial, mendirikan klub-klub kesehatan misalnya keluarga jantung
sehat, remaja bebas narkoba, dan sebagainya. b. Menghargai pelanggan dan menjadikannya istimewa
Menghargai pelanggan dan memberikan momen istimewa merupakan strategi pelayanan inovatif yang akan melibatkan sisi emosional
pelanggan bentuk strategi inovatif yang dapat ditempuh adalah memberikan makanan atau minuman bagi pelanggan yang datang, kado
selamat melahirkan, dan memberikan sertifikat penghargaan bagi pasien atas usahanya untuk sembuh, memberikan motivasi setiap hari kepada
pasien, dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
c. Memperluas fasilitas pelayanan Memberikan fasilitas tambahan bagi keluarga pasien tentunya akan
menambah daya tarik untuk setia kepada rumah sakit. Dimana dalam rumah sakit pelanggan yang dilayani tidak hanya orang sakit tetapi juga
keluarga yang tidak sakit, dan bahkan jenazah. Fasilitas yang dapat diberikan antara lain ruang olah raga atau bugar fisik, fasilitas senam post
stroke dan geriatri bagi pasien, fasilitas pengurusan jenazah dan sebagainya.
d. Memberikan layanan spesial pada hari-hari spesial Pelayanan yang dapat diberikan membuat pasien merasa spesial misalnya
kejutan-kejutan di hari perayaan ulang tahun rumah sakit, pelayanan khusus bagi wanita disaat perayaan hari ibu, dan sebagainya.
e. Menciptakan suasana yang unik dan nyaman Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan desain interior dan eksterior
yang unik, misalnya bernuansakan khas daerah. f. Memberikan layanan khusus
Fasilitas yang diberikan misalnya layanan home-care, fasilitas layanan bagi lansia dan penyandang cacat, layanan terapi khusus, oukup,
memberikan lebel pada bayi, layanan psikologis anak, dan sebagainya. g. Strategi aliansi
Pihak rumah sakit dapat melakukan kerjasama dengan industri wisata untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi wisatawan yang sakit,
selain itu pihak rumah sakit juga dapat melakukan kerja sama dengan
Universitas Sumatera Utara
sekolah-sekolah untuk melakukan penyuluhan dan pemahaman tentang upaya pencegahan terhadap penyakit dan pola hidup sehat.
Berdasarkan rumusan strategi diatas dapat dilihat rancangan strategi yang lebih mengutamakan perbedaan dengan pesaing terhadap apa yang selama ini
ditawarkan oleh penyedia pelayanan kesehatan pada ruang pasar khusunya daerah Kab. Karo. Menurut Kim dan Marbourgne 2005 ciri strategi yang baik
berdasarkan pendekatan blue ocean strategy adalah focus, divergence, dan mottotagline.
46
1. Fokus Strategi Berdasarkan hasil dari penelitian adapun pendekatan terhadap
ketiga ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Fokus dari strategi perusahaan adalah menawarkan pelayanan yang unik, radikal, sederhana dan berkualitas untuk menciptakan nilai tawaran yang
tinggi bagi pelanggan. Pelayanan yang unik dilakukan dengan menciptakan berbagai aktivitas pelayanan yang belum ditawarkan oleh para persaing
misalnya penyediaan obat herbal, penyajian makanan yang unik, kartu anggota bagi pasien pasca rawat inap, dan sebagainya.
Kartu anggota bagi pasien pasca rawat inap ditujukan untuk meningkatkan loyalitas kepada rumah sakit. Kartu ini bertujuan untuk akses pemeriksaan
kesehatan gratis bagi pasien dan keluarga pasien setelah rawat inap. Dengan ini diharapkan agar pasien dapat kembali menggunakan pelayanan R.S.
Efarina Etaham Berastagi saat dibutuhkan. Namun dalam hal ini perusahaan menetapkan bahwa fasilitas layanan yang bisa diakses pada pemeriksaan
46
Kim, W.C. dan Mauborgne, R. 2005: Blue Ocean Strategy. Boston: Harvard Business School Press, 2005.
Universitas Sumatera Utara
kesehatan gratis adalah 70 dari fasilitas yang ada, dan program ini juga dijalankan selama 3 bulan sekali untuk masyarakat umum.
Penyediaan makanan yang unik diharapkan akan meningkatkan selera makan bagi pasien selama perawatan, sehingga dapat mengurangi kumulatif
makanan yang tidak termakan oleh pasien. Untuk mendukung ide-ide kreatif terhadap penyajian makanan maka pihak rumah sakit dapat mengadakan
kegiatan misalnya Expo Gizi yang melibatkan masyarakat dan menarik minat masyarakat terhadap makanan bergizi.
Disisi lain perusahaan mengabaikan faktor jumlah staf terutama keperawatan. Perusahaan menyadari bahwa perekrutan yang dilakukan selama tahun 2012
serta penjadwalan terhadap staf juga belum efektif untuk menyediakan layanan yang cepat dan responsif terhadap pasien. Dalam hal ini alternatif
yang digunakan dalam rancangan strategi perusahaan adalah menyediakan bel disetiap ruangan pasien agar pihak rumah sakit dapat melayanan dengan lebih
efektif dan fleksibel kita dibutuhkan oleh pasien. Faktor lain yang menjadi fokus rumah sakit adalah pelayanan obat herbal,
dimana pelayanan ini memiliki peluang yang besar mengingat sebagian besar masyarakat masih menggunakan obat herbal. Selain itu dalam beberapa tahun
terakhir penggunaan obat herbal di berbagai negara maju dan berkembang juga meningkat. Tentunya gambaran ini memerikan peluang bagi pihak
rumah sakit, dimana para pesaing di pasar juga belum fokus terhadap hal ini. Untuk mendukung penyedian obat herbal pihak rumah sakit juga memiliki
kebijakan untuk mengembangkan pengelolaan taman, dengan memvariasikan
Universitas Sumatera Utara
tanaman hias yang selama ini merupakan faktor yang umum dilihat di rumah sakit dengan tanaman obat yang kemudian ditata dengan rapi dan menarik.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa pihak perusahaan lebih memilih fokus investasi pada faktor-faktor tersebut daripada investasi pada
peralatan yang canggih, penunjang medis dan jumlah staf yang merupakan faktor kompetisi yang sudah biasa dalam samudera merah.
2. Divergence Divergence merupakan gerak menjauh dari pesaing. Pada canvas strategy
lihat Gambar 5.1 terdapat kurva nilai perusahaan bertemu dengan kurva nilai pesaing yaitu kompetensi teknis, kualitas waktu pelayanan, pemeriksaan
kesehatan gratis, serta penunjang medis. Hasil divergensi strategi perusahaan menunjukkan bahwa karakteristik kompetensi staf dan pemeriksaan kesehatan
gratis dan penunjang medis telah menunjukkan perubahan strategis. Sedangkan untuk kualitas pelayanan upaya yang dilakukan hanya sebatas
peningkatan nilai bagi pelanggan. Dalam hal kompetensi teknis perusahaan menambahkan nilai yang unik dari kompetensi staf yaitu penampilan yang
menarik, serta peningkatan penguasaan bahasa asing. Keunggulan lain dari segi kompetensi staf adalah bahwa pihak rumah sakit memiliki sekolah
khusus keperawatan yang tidak dimiliki oleh para pesaing. Dalam hal pemeriksaan kesehatan gratis gerak divergensi yang dilakukan
oleh perusahaan adalah dengan memberikan kartu anggota kepada pasien pasca rawat inap untuk mengakses pemeriksaaan kesehatan gratis. Hal ini
tentu berbeda dengan strategi pada samudera merah yang mana pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan gratis biasa difokuskan hanya kepada keluarga yang kurang mampu. Namun dalam hal ini tujuan utama program ini adalah untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap pelayanan rumah sakit. Dari segi penunjang medis upaya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit
adalah menciptakan sistem networking yang cepat dan efektif antar rumah sakit dan rujukan rumah sakit di luar pasar.
3. MotoTagline Kekuatan strategi biasanya dicerminkan oleh makna ataupun kekuatan dari
sebuah tagline Kim, W. C., dan R. Mauborgne, 2005. Dalam hal ini peneliti melakukan diskusi dengan manajemen untuk menggambarkan strategi baru
yang dirancang. Dalam hal ini perusahaan juga tetap mempertahankan moto sebelumnya yaitu “Pelayanan merupakan Suatu Kebanggaan Bagi Kami”
yang menandakan bahwa setiap unit pelayanan serta setiap staf yang menjadi unit di dalamnya melayani dengan bangga dan setulus hati. Namun sebuah
slogan dapat dibentuk untuk menggambarkan strategi perusahaan yaitu “kami melakukan segala daya kami untuk setiap pasien yang datang kepada kami,
dan kami melayani dengan cara yang berbeda”. Moto ini menekankan bahwa rancangan strategi pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda
dengan pesaingnya, pada bagian akhir mengisyarakatkan bahwa dengan strategi pelayanan ini rumah sakit akan menawarkan suatu hasil yang berbeda
dari rumah sakit lainnya, hasil yang lebih berkualitas, pelayanan lebih cepat dan responsif, serta mengutamakan kebutuhan pasien.
Universitas Sumatera Utara
6.6 Analisis Validasi Strategi dengan