Pendekatan ROI Tahap 3 - Proses Inovasi Nilai Analisis ERRC

nilai manfaat dari faktor-faktor tersebut. Sedangkan untuk meningkatkan tawaran nilai pelanggan maka perancang dapat menambah dan menciptakan faktor-faktor yang belum pernah ditawarkan bersamaan dengan memperhatikan struktur biaya dari faktor-faktor tersebut. Pada pendekatan win-win, perancang merundingkan faktor-faktor yang akan ditawarkan pada rancangan strategi yang baru, dengan mempertimbangkan analisis nilai ROI. 30-31 Dalam pendekatan ini alat bantu kanvas strategi yang telah dibuat sebelumnya untuk melihat tawaran nilai dari masing-masing penyedia layanan kesehatan yang menjadi pesaing pada ruang pasar. Pada pendekatan ini yang menjadi fokus perhatian adalah bagaimana menciptakan strategi pelayanan yang menarik, serta membedakan strategi perusahaan dengan pesaing.

5.2.4.1 Pendekatan ROI

Nilai ROI dapat dihitung berdasarkan nilai business importance dan relative cost berdasarkan hasil perhitungan respon teknis pada matriks House of Quality. Adapun contoh perhitungan nilai ROI untuk kompetensi teknis adalah: ROI kompetensi staf = 424 : 8,92 = 47,55 Hasil perhitungan dan urutan berdasarkan nilai ROI untuk setiap karakteristik pelayanan dapat dilihat pada Tabel 5.16. 30 B. Boehm and H. In. 1996. Identifying Quality-Requirement Conflict. IEEE Software. 31 R. Kazman, H. In, dan H. Chen. 2004. From Requirements Negotiation to Software Architecture Decisions. Information and Software Technology. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16 Urutan Berdasarkan ROI Karakteristik Pelayanan ROI Urutan Hospital Staffing Kompetensi Staf 47,55 13 Jumlah Staf 11,09 1 Hospital Policy Staff Scheduling 17,27 5 Kualitas Waktu Pelayanan 26,22 8 Price Policy 13,58 2 Pemeriksaan kesehatan gratis 23,55 6 Security and Safety Control 62,80 14 Sanitasi 44,41 11 Hospital Facilities Instalasi Gizi 17,07 4 Instalasi Farmasi 32,97 9 Penunjang medis 45,74 12 TV, AC dan Kipas Angin 14,13 3 Peralatan Medis 36,11 10 Pengelolaan Taman 24,73 7 Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 5.16 maka nilai ROI untuk setiap faktor kompetisi yang ada ruang pasar. Berdasarkan nilai ROI tersebut maka pihak perancang merundingkan kebijakan terhadap strategi yang akan dirancang. Adapun kebijakan tersebut berkaitan dengan empat langkah dalam inovasi nilai yaitu eliminate, reduce, raise, dan create. Langkah-langkah tersebut diuraikan sebgai berikut: 1. Jumlah staf Dari segi standar jumlah staf R.S. Efarina Etaham Berastagi memang belum memadai. Dimana jumlah staf untuk rumah sakit tipe B terutama bagian Universitas Sumatera Utara keperawatan adalah 200 orang, sedangkan jumlah staf keperawatan yang tersedia masih berada dibawah 100. Namun dalam hal ini pihak perusahaan dapat mengabaikan faktor jumlah staf dengan pertimbangan bahwa penambahan jumlah staf akan memberikan peningkatan pada struktur biaya perusahaan. Disisi lain faktor ini tidak memberikan tawaran nilai bagi pelanggan yang tinggi. Selain itu, faktor ini memiliki hubungan yang kuat terhadap kemudahan pasien dalam mendapatkan pelayanan dokter dan perawat, namun kedua kebutuhan tersebut bukanlah suatu faktor yang memberikan nilai jual yang tinggi terhadap pelayanan. 2. Price Policy Strategi yang biasa dilakukan oleh para penyedia layanan kesehatan adalah menekan biaya pelayanan serendah mungkin untuk menarik konsumen yang lebih banyak. Namun, biaya pelayanan kesehatan yang murah bukanlah suatu faktor yang sangat penting pelanggan. Bahkan penekanan pada faktor ini justru sangat mempengaruhi struktur biaya perusahaan. Dalam pendekatan blue ocean strategy kebijakan harga difokuskan bukanlah pada penekanan biaya yang rendah tetapi mengeliminasi atau mengurangi biaya-biaya yang tidak memiliki nilai manfaat melalui proses pengendalian biaya cost- containment 32 a. Standarisasi pelayanan . Upaya cost containment yang dapat dilakukan oleh pihak rumah sakit diantaranya adalah: 32 Widajat, R. 2011. Blue Ocean-Hospital Strategy. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Universitas Sumatera Utara Standarisasi pelayanan secara medis dan standarisasi pelayanan administratif merupakan bagian yang penting dari pengendalian biaya. Dalam pelayanan kesehatan sebagian besar harga yang harus dibayarkan adalah tergantung pada pelayanan yang diberikan. Tujuan dari standarisasi pelayanan itu sendiri adalah untuk menghilangkan pelayanan-pelayanan yang diberikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. b. Sistem pembayaran Sistem pembayaran kepada penyedia pelayanan kesehatan PPK umumnya masih bersifat supply induced demand, yakni kecenderungan pemanfaatan pelayanan kesehatan apabila telah dibayar tunai, atau bayar di muka. Tradisi inilah yang perlu dihapuskan dari pesaingan yang ada dalam samudera merah, sehingga menciptakan suatu nilai manfaat bagi pelanggan ataupun pihak rumah sakit. Strategi ini mungkin memiliki resiko, namun untuk mencegahnya pihak rumah sakit mungkin dapat membuat suatu kebijakan berupa kontrak ataupun perjanjian terhadap pembayaran yang dilakukan. c. Menghilangkan Pemborosan ataupun Investasi Berlebih Kebanyakan harga dari pelayanan yang tinggi justru disebabkan oleh adanya pemborosan ataupun investasi yang berlebih. Sebagai contoh misalnya pihak rumah sakit menyediakan peralatan yang canggih namun tidak memiliki sumber daya untuk pengoperasian ataupun perawatan alat tersebut, akibatnya perusahaan justru melakukan investasi yang lebih Universitas Sumatera Utara besar. Selain itu penggunaan peralatan, obat-obatan serta sumber daya sedapat mungkin harus disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat mencegah over utilization. 3. TV, AC dan Kipas Angin Strategi terkait penyediaan TV, AC dan Kipas Angin hanya mempengaruhi sebagian kecil struktur biaya perusahaan. Namun faktor ini hanya memiliki nilai manfaat yang kecil. Selain itu atribut kebutuhan pelanggan terkait TV, AC dan kipas angin bukanlah menjadi faktor yang penting bagi pelanggan serta memiliki nilai jual yang menengah. Untuk itu perusahaan mungkin dapat mengurangi tingkat penawaran untuk ini, atau bahkan mengeliminasi faktor ini terutama untuk AC atau kipas angin, dikarenakan kondisi lingkungan di sekitar rumah sakit merupakan daerah yang temperaturenya rendah. 4. Instalasi Gizi Instalasi gizi adalah unit yang melayani terapi gizi pasien, serta melayani pelayanan makanan dan selingan berdasarkan diet. Beberapa parameter yang berkaitan dengan instalasi gizi adalah ketepatan waktu pemberian makanan, sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien, serta makanan sesuai dengan kadar kecukupan gizi. Dalam hal ini parameter yang menjadi faktor utama dalam kebutuhan pelanggan adalah makanan yang bergizi, sedangkan untuk kedua parameter lainnya bukan fokus perhatian bagi pelanggan. Dalam hal ini untuk mengurangi struktur biaya maka pihak perancang dapat mengurangi Universitas Sumatera Utara sisa makan yang tidak termakan oleh pasien dengan cara menawarkan makanan yang sesuai dengan pasien namun tetap memperhatikan diet. Sedangkan untuk meningkatkan tawaran nilai bagi pelanggan maka dapat meningkatkan kesesuian kebutuhan gizi. 5. Staff scheduling Penjadwalan staf pada bagian rawat inap berkaitan dengan jam visite dokter dan jam kerja keperawatan. Kedua parameter ini dipengaruhi oleh jumlah staf, dimana pada poin sebelumnya dijelaskan bahwa perancang mengeliminasi atau mengabaikan faktor jumlah staf. Untuk itu perusahaan perlu mengurangi penjadwalan staf, serta menawarkan solusi alternatif untuk meningkatkan fleksibilitas pengaturan jam kerja staf. 6. Pemeriksaan kesehatan gratis Pemeriksaan kesehatan gratis merupakan faktor pelayanan yang baru bagi perusahaan. Faktor pemeriksaan kesehatan gratis memiliki tawaran nilai bagi pelanggan yang cukup tinggi, namun hal ini sangat mempengaruhi struktur biaya. Untuk itu pihak perancang perlu menambahkan batasan terkait faktor tersebut yakni pelayanan apa saja yang diberikan dalam program pemeriksaan kesehatan gratis, serta frekuensi pelakasanaan program ini dalam periode tertentu. 7. Pengelolaan taman Pengelolaan taman berpengaruh terhadap atribut kebutuhan pelanggan yaitu penataan taman dan suasana lingkungan yang nyaman. Dalam hal ini adapun parameter yang ditentukan berkaitan dengan faktor ini adalah variasi tanaman Universitas Sumatera Utara dan area taman. Faktor pengelolaan taman memiliki tawaran nilai bagi pelanggan yang cukup rendah, meskipun demikian hal ini tidak memiliki dampak yang tinggi pada struktur biaya perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan faktor pengelolaan taman untuk meningkatkan tawaran nilai bagi pelanggan. 8. Kualitas waktu pelayanan Kualitas waktu pelayanan didefenisikan ke dalam dua parameter yaitu ketersediaan waktu pelayanan dan tingkat kesesuaian waktu pelayanan. Kedua parameter ini berkaitan dengan kebutuhan pelanggan yaitu pelayanan tersedia 24 jam dan pasien tidak menunggu terlalu lama. Dalam hal ini perancang menentukan keputusan strategis untuk meningkatkan kesesuaian waktu pelayanan. Kebijakan ini dapat berpengaruh pada peningkatan tawaran nilai bagi pelanggan tanpa mempengaruhi stuktur biaya. 9. Instalasi farmasi Instalasi farmasi berkaitan erat dengan dua atribut kebutuhan pelanggan yaitu obat yang tersedia lengkap serta kualitas obat, dimana masing-masing memiliki nilai jual yang tinggi. Pada instalasi terdapat tiga parameter yang menjadi perhatian yang umum pada penyedia layanan kesehatan yaitu waktu tunggu pelayanan obat jadi dan obat racikan serta kesesuaian formularium. Dalam hal ini perancang dapat meningkatkan ketiga faktor tersebut untuk meningkatkan tawaran nilai bagi pelanggan dimana upaya tersebut tidak mempengaruhi struktur biaya. 10. Peralatan medis Universitas Sumatera Utara Peralatan medis merupakan faktor yang penting dalam pelayanan rumah sakit. Dalam hal ini yang menjadi perhatian bagi konsumen adalah kelengkapan peralatan. Investasi pada faktor ini akan mempengaruhi struktur biaya melihat bahwa peralatan medis memerlukan biaya yang tinggi. Namun pihak rumah sakit tetap membutuhkan peralatan medis yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan sehingga memberikan tawaran nilai yang tinggi bagi pembeli. 11. Sanitasi Sanitasi adalah proses pengendalian faktor lingkungan seperti kebersihan, suhu, kebisingan, penyediaan air bersih dan sebagainya. Kebersihan dan suasana yang nyaman merupakan faktor yang penting dan memiliki nilai jual yang tinggi bagi pelanggan. Pihak perusahaan dapat meningkatkan faktor sanitasi rumah sakit untuk meningkatkan nilai tawaran bagi pembeli. 12. Penunjang medis Penunjang medis merupakan unit yang berkaitan dengan pemeriksaan kesehatan misalnya, laboratorium, radiologi, dan bedah sentral. Untuk meningkatkan nilai tawaran bagi pembeli tentunya perusahanan harus dapat meningkatkan kualitas dari penunjang medis. Hal ini tentunya harus didukung oleh peningkatan kompetensi staf dan peralatan medis yang lengkap. 13. Kompetensi staf Kompetensi staf merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyampaian jasa. Faktor ini merupakan investasi yang sangat bernilai. Peningkatan kompetensi staf melalui pelatihan ataupun pendidikan mungkin Universitas Sumatera Utara akan mempengaruhi struktur biaya perusahaan. Namun hal ini justru akan memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan melihat bahwa kompetensi adalah faktor yang penting dan memiliki nilai jual yang tinggi terhadap pelanggan. 14. Security and safety control Keamanan dan keselamatan terutama bagi pasien merupakan inti dari pelayanan. Agar dapat menghasilkan nilai tawaran yang tinggi bagi pelanggan maka perusahaan harus sedapat mungkin mengoptimalkan parameter-parameter yang terkait dengan security and safety control. Ada sembilan solusi keselamatan pasien di RS WHO Collaborating Centre for Patient Safety, 2007, yaitu: a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip look-alike, sound-alike medication names b. Pastikan identifikasi pasien c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar e. Kendalikan cairan elektrolit pekat f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang h. Gunakan alat injeksi sekali pakai i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial. Peningkatan pada faktor ini juga harus didukung oleh faktor lain seperti kompetensi staf, penunjang medis, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara

5.2.4.2 Pendekatan Win-win

Dokumen yang terkait

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

3 85 228

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Analisis Kebutuhan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Rawat Inap Menggunakan Metode Servqual Dan Quality Function Deployment (Qfd) Di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

10 89 185

Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

0 1 59

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN - Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

0 0 9

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

0 0 21

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pendekatan Blue Ocean Strategy Terhadap Strategi Pelayanan Rumah Sakit Dengan Integrasi Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design (Studi Kasus: Unit Pelayanan Rawat Inap R.S. Efarina Etaham Berastagi)

0 0 13

PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY TERHADAP STRATEGI PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN INTEGRASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN AXIOMATIC DESIGN

0 1 23