Tahap I – Mendefinisikan Tujuan

5. Kesimpulan Nilai kritis untuk koefisien alpha cronbach untuk membuktikan bahwa suatu data pengukuran dapat dikatakan memenuhi syarat atau reliable adalah bilai nilai koefisien korelasinya lebih besar dari 0,6. Karena r hitung 0,6 maka data hasil kuesioner dapat dikatakan telah reliable.

5.2.2 Tahap I – Mendefinisikan Tujuan

Perancangan strategi bertujuan untuk memberikan nilai baru terhadap pelanggan rumah sakit yang ada, serta memberikan daya tarik terhadap pelanggan baru. Untuk mendefinisikan tujuan perancangan strategi, perancang terlebih dahulu mencermati sistem yang ada sekarang existing systems sehubungan dengan nilai pelanggan customer value. Perancang juga melakukan survei terhadap pelanggan yang ada sekarang existing customers untuk menggambarkan kebutuhan pelanggan terhadap sistem. 23 Berdasarkan survei terhadap pelanggan yaitu pelanggan rawat inap R.S. Efarina Etaham Berastagi, maka diperoleh atribut kebutuhan pelanggan yang akan dipenuhi oleh strategi yang dirancang. Adapun atribut kebutuhan pelanggan dapat yang diidentifikasi berdasarkan hasil survei dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Penilaian Atribut Kebutuhan Pelanggan No. Atribut Kebutuhan Pelanggan 1. Dokter mampu mendiagnosa penyakit dengan tepat 2. Perawat di rumah sakit rajin dan giat dalam merawat pasien 3. Petugas administrasi mampu memberikan informasi yang jelas 4. Biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit murah 23 Sangsoo, Kim, et.al. 2008. VIRE: Sailing a Blue ocean with Value Innovative Requirements. IEEE Software. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8 Penilaian Atribut Kebutuhan Pelanggan Lanjutan No. Atribut Kebutuhan Pelanggan 5. Pasien mudah dalam membuat janji untuk mendapatkan pelayanan dokter 6. Perawat mudah untuk dipanggil dan selalu siap bila dibutuhkan oleh pasien 7. Pemeriksaan kesehatan pasien dilakukan dengan lengkapmenyeluruh 8. Hasil pemeriksaan kesehatan pasien tepatakurat 9. Obat-obatan yang tersedia di rumah sakit lengkap 10. Obat yang diberikan kepada pasien manjur berkualitas 11, Staf rumah sakit bersikap ramah kepada pasien dan keluarga pasien 12. Staf rumah sakit saling bekerjasama dalam menangani pasien 13. Staf rumah sakit berpenampilan rapi 14. Tidak ada terjadi kesalahan selama penanganan pasien oleh dokter 15. Selama perawatan pasien aman dari infeksi nosomikal 16. Makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit bergizi 17. Pelayanan di rumah sakit tersedia 24 jam 18. Pasien tidak lama menunggu untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit 19. Rumah sakit memberikan program layanan pemeriksaan kesehatan gratis 20. Peralatan medis yang tersedia di rumah sakit lengkap 21. Rumah sakit memiliki penataan tamanpenghijauan 22. Tersedianya TV, ACkipas angin di ruangan pasien 23. Rumah sakit terlihat bersih 24. Lingkungan rumah sakit nyaman dan tenang tidak ribut Sumber : Pengolahan Data Tabel 5.8 menunjukkan masing-masing atribut kebutuhan pelanggan yang akan diterjemahkan ke dalam rancangan strategi. Strategi yang dirancang tidak hanya meliputi efektivitas operasional. Efektivitas operasional dan strategi merupakan dua hal yang sangat esensial dalam mencapai tingkat kinerja yang tinggi, yang bagaimanapun juga merupakan sasaran utama dari setiap perusahaan. Strategi sangat ditentukan oleh keunikan aktivitas-aktivitasnya. Inti dari strategi bersaing adalah perbedaan atau dengan kata lain inti pokok dari strategi Universitas Sumatera Utara terletak pada aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yakni melakukan aktivitas yang berbeda dari aktivitas yang dilakukan oleh para pesaing atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda Porter, Michael E., dalam Usmara A.2006. Perlu diketahui bahwa rancangan strategi dalam blue ocean strategy bukanlah strategi untuk dapat merebut segmen pasar yang sudah ada, tapi berusaha untuk menciptakan segmen pasar yang baru, sehingga persaingan menjadi tidak relevan. 24 1. Kompetensi Staf Dalam blue ocean strategy ruang pasar dikiaskan ke dalam dua samudera yaitu samudera merah yang menandakan segmen pasar yang sudah dikenal secara umum dan memiliki tingkat kompetisi yang tinggi berdarah- darah serta samudera biru yang menandakan segmen pasar yang belum dikenal atau belum dijelajahi oleh para pesaing. Untuk menggambarkan sistem pelayanan yang ada sekarang, perancang menentukan empat penyedia layanan utama yang berkompetisi pada ruang pasar yaitu R.S. Efarina Etaham itu sendiri, rumah sakit lain yang ada di pasar yang sama, Puskesmas, dan praktik dokter. Selanjutnya, perancang mengidentifikasi 14 faktor kompetisi terkait dengan atribut kebutuhan pelanggan yang diperoleh berdasarkan Tabel 5.8. Adapun faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Kompetensi staf adalah karakteristik yang mendasar dari individustaf, yaitu penyebab yang terkait dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif. 24 Kim, W. C dan R. Mauborgne. 2005. Blue Ocean Strategy. Boston, Massachussetts: Harvard Business School Press. Universitas Sumatera Utara Kompetensi staf dapat berupa ukuran terhadap pengalaman, pendidikan, keterampilan, penampilan dan sebagainya. 2. Jumlah Staf Jumlah staf adalah ukuran terhadap jumlah personil yang diperlukan oleh rumah sakit. Ukuran jumlah kebutuhan staf di rumah sakit berupa tenaga medis, tenaga paramedis keperawatan, tenaga paramedis non-keperawatan, dan sebagainya yang disesuaikan terhadap spesifikasi rumah sakit. 3. Staff Scheduling Staff Scheduling berupa pengaturan jam kerja dari masing-masing staf terhadap pelayanan yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit. Jam kerja di rumah sakit dapat bervariasi, ada yang menggunakan sistem 8 jam, 10 jam, dan sistem 12 jam. 4. Kualitas Waktu Pelayanan Kualitas Waktu pelayanan adalah ukuran waktu yang dialokasikan terhadap pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit. Dalam hal ini kualitas waktu pelayanan berkaitan kebijakan rumah sakit terhadap waktu selama proses, waktu menunggu, ketersediaan waktu dari pelayanan yang ditawarkan, dan sebagainya. 5. Price Policy Price Policy berkaitan dengan kebijakan pihak rumah sakit dalam menetapkan harga terhadap setiap pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Universitas Sumatera Utara 6. Pemeriksaan Kesehatan Gratis Pemeriksaan kesehatan gratis berkaitan dengan kebijakan pihak rumah sakit untuk melangsungkan program pemeriksaan kesehatan gratis, misalnya berapa kali pihak rumah sakit akan melaksanakan program tersebut dalam periode tertentu. 7. Security and Safety Control Security and Safety Control berkaitan dengan kebijakan pihak rumah sakit terhadap keamanan dan keselamatan di rumah sakit baik dari segi keselamatan pasien selama perawatan, pencegahan infeksi dan sebagainya 8. Sanitasi Sanitasi berkaitan dengan kebijakan pihak rumah sakit dalam upaya pengawasan terhadap faktor lingkungan yang mungkin berpengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, pengunjung, dan penderita ataupun masyarakat di sekitar rumah sakit. 9. Instalasi Gizi Instalasi Gizi berkaitan dengan fasilitas layanan rumah sakit dalam upaya pemberian layanan makanan dengan syarat gizi minimal sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari pasien rumah sakit. 10. Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi berkaitan dengan fasilitas layanan rumah sakit dalam upaya pemberian obat-obatan di rumah sakit. Instalasi farmasi juga berkaitan dengan ketersediaan obat, penggunanan obat dan formulasi dari obat-obatan dirumah sakit guna kesembuhan pasien. Universitas Sumatera Utara 11. Penunjang Pemeriksaan Medis Penunjang Pemeriksaan berkaitan dengan fasilitas layanan dalam upaya pemeriksaan kondisi kesehatan pasien. Misalnya Laboratorium, Rekam Medik, IDT, Radiologi, yang berfungsi untuk memperoleh informasi terhadap kondisi kesehatan pasien. 12. TV, ACKipas angin TV, ACKipas angin merupakan fasilitas tambahan berupa fisik yang diberikan terhadap pelanggan. Adapaun ukuran yang digunakan misalnya jumlah, dan spesifikasi dari TV, AC dan Kipas angin itu sendiri. 13. Peralatan Medis Peralatan medis merupakan karakteristik yang berkaitan dengan penyediaan peralatan yang mendukung pelayanan medis di rumah sakit. Adapun ukuran peralatan medis berupa syarat peralatan minimum yang tersedia di rumah sakit. 14. Pengelolaan taman Pengelolaan taman merupakan karakteristik yang berkaitan penataan taman di rumah sakit. Ukuran yang digunakan dapat berupa luas area yang digunakan, jumlah tanaman dan sebagainya. Berdasarkan faktor-faktor kompetisi yang didefinisikan diatas pihak perancang kemudian melakukan penilaian terhadap penawaran dari pihak yang berkompetisi pada ruang pasar. Adapun penentuan nilai penawaran berdasarkan diskusi dengan pihak rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 5.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Nilai Penawaran Faktor Kompetisi Faktor Kompetisi Nilai Penawaran Puskesmas umum Praktik dokter RS lain RS Efarina Etaham Kompetensi Staf 6 6 7 7 Jumlah Staf 4 1 7 5 Staff Scheduling 5 4 8 7 Kualitas Waktu Pelayanan 6 4 8 8 Price Policy 4 7 8 10 Pemeriksaan kesehatan gratis 2 Security and Safety Control 5 5 8 7 Sanitasi 5 1 7 9 Instalasi Gizi 8 8 7 Instalasi Farmasi 5 2 7 6 Penunjang medis 3 1 7 6 TV, AC dan Kipas Angin 2 1 6 7 Peralatan Medis 4 3 6 6 Pengelolaan Taman 1 2 5 Sumber: Pengolahan Data Tabel 5.9 menunjukkan nilai penawaran terhadap masing-masing faktor kompetisi di ruang pasar. Untuk melihat kedekatan strategi dari R.S. Efarina Etaham Berastagi dengan para kompetitor terkait dengan faktor-faktor yang menjadi ajang kompetisi, maka semua informasi mengenai nilai penawaran diatas dapat dirangkum dalam bentuk grafik kanvas strategi. Sumbu horizontal menunjukkan faktor-faktor kompetisi pada ruang pasar, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan tinggi rendahnya nilai penawaran terhadap faktor kompetisi. Skor tinggi menandakan sebuah perusahaan memberikan penawaran lebih kepada Universitas Sumatera Utara pelanggan, sekaligus memberikan investasi yang lebih pada faktor tersebut. Dalam kasus harga, skor lebih tinggi menandakan harga lebih tinggi. Adapun hasil penyusunan kanvas strategi berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat pada Gambar 5.1. Sumber: Pengolahan Data Gambar 5.1 Kanvas Strategi Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat tingkat kedekatan strategi dari berbagai penyedia layanan kesehatan. Menurut Kim Maubourgne 2005 bila kurva menunjukkan nilai yang berdekatan atau hampir menyatu antara perusahaan dengan pesaing hal ini menunjukkan bahwa strategi menunjukkan ke arah persaingan kompetitif red ocean. Adapun cara membaca nilai dalam canvas strategy dijelaskan sebagai berikut: 25 25 Kim, W. C dan R. Mauborgne. 2005. Blue Ocean Strategy. Boston, Massachussetts: Harvard Business School Press. Nilai Faktor Kompetisi Universitas Sumatera Utara 1. Bila kurva nilai memenuhi tiga kriteria yang mendefinisikan strategi samudra biru, yaitu fokus, divergensi, dan mempunyai mototagline maka hal ini menunjukkan perusahaan berada di samudra biru. 2. Bila kurva nilai suatu perusahaan bertemu dengan kurva nilai pesaingnya, menunjukkan bahwa perusahaan terperangkap dalam kompetisi samudra merah. 3. Bila kurva nilai menunjukkan tingkat nilai yang tinggi dalam semua faktor, maka harus dipertanyakan apakah pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan mencerminkan investasi. Jika tidak, berarti perusahaan mungkin memberikan pasokan berlebih atau memberikan penawaran terlalu banyak kepada pelanggannya. 4. Jika kurva nilai suatu perusahaan terlihat tanpa pola yang jelas, dimana penawaran bisa digambarkan sebagai “naik-turun-naik-turun”, maka menunjukkan perusahan tidak mempunyai strategi yang koheren. 5. Jika perusahaan memberikan penawaran yang tinggi pada satu faktor kompetisi, namun perusahaan mengabaikan faktor-faktor lain yang mendukung faktor tersebut maka strategi perusahaan memiliki kontradiksi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa strategi ataupun kurva nilai dari R.S. Efarina Etaham Berastagi Gambar 5.1 belum memiliki kurva nilai yang berada atau mendekati strategi blue ocean. Kurva tersebut menunjukkan bahwa kurva perusahaan belum memiliki pola yang jelas serta menunjukkan bahwa perusahaan masih terperangkap pada samudera merah red ocean. Hal ini Universitas Sumatera Utara ditandai dengan adanya tingkat penawaran yang sama antara R.S. Efarina Etaham Berastagi dengan penyedia layanan kesehatan lainnya. Dalam penelitian ini untuk merancang sebuah strategi yang berlandaskan blue ocean strategy, maka strategi perusahaan harus memenuhi tiga kriteria yaitu fokus, divergence dan mototagline. Untuk mencapai ketiga kriteria tersebut maka dapat melakukan inovasi nilai terhadap strategi pelayanan yang ada sekarang melakui empat langkah strategis yaitu eliminate, reduce, raise, dan create. Sebelum menjalankan proses inovasi nilai, maka perancang terlebih dahulu mengidentifikasi nilai pelanggan. Dimana perancang melihat keterkaitan antara atribut kebutuhan pelanggan dengan faktor yang dibahas sebelumnya, sehingga dengan mudah dapat menentukan kebijakan strategis yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini rancangan strategi dikembangkan dengan melihat nilai faktor kompetisi yang berkaitan dengan unit pelayanan rawat inap.

5.2.3 Tahap 2 - Mengidentifikasi Nilai Pelanggan Customer Values

Dokumen yang terkait

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

3 85 228

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Analisis Kebutuhan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Rawat Inap Menggunakan Metode Servqual Dan Quality Function Deployment (Qfd) Di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

10 89 185

Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

0 1 59

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN - Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

0 0 9

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

0 0 21

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pendekatan Blue Ocean Strategy Terhadap Strategi Pelayanan Rumah Sakit Dengan Integrasi Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design (Studi Kasus: Unit Pelayanan Rawat Inap R.S. Efarina Etaham Berastagi)

0 0 13

PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY TERHADAP STRATEGI PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN INTEGRASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN AXIOMATIC DESIGN

0 1 23