67 sebesar 238 ekor dipelihara pada lahan dengan rata-rata kurang dari 383,33 m
2
. Di samping itu, penggunaan lahan terbatas di dekat rumah peternak tersebut
mengakibatkan sinar matahari yang tidak dapat berinteraksi dengan mudah dan menyebar merata ke dalam kandang ternak karena terhalang oleh tinggi bangunan
rumah-rumah di sekitarnya. Tatalaksana perkandangan batere memang mempengaruhi produktivitas telur ayam, dimana ayam buras dapat memproduksi
telur lebih tinggi dibandingkan dengan pemeliharaan pada kandang umbaran terbatas. Namun demikian, perbaikan teknologi perkandangan pada peternak
ayam buras Kelompok Hidayah Alam akan lebih efektif jika sistem lingkungan ikut mendukung produktivitas ayam, seperti lokasi perkandangan berada, sinar
matahari dan sirkulasi udara yang cukup serta kepadatan ayam buras yang seimbang.
6.1.1.2. Pemilihan Bibit Ayam
Setelah kandang ayam siap digunakan, ayam dapat dipelihara ke dalam kandang disesuaikan dengan jenis kandang menurut umur ayam masing-masing.
Sebagian besar peternak ayam buras memulai produksi telur dengan menggunakan bibit ayam yang berumur lima bulan atau dikenal dengan istilah
ayam dara. Untuk memperoleh ayam dara yang baik, peternak membeli bibit ayam tersebut dari usaha pembesaran ayam yang riwayat pemeliharaannya jelas
dan baik, terutama dalam aturan vaksinasi yang lengkap. Namun, ada sebagian kecil peternak yang memulai usaha produksi telur dari anak ayam DOC umur
satu hari. Peternak tersebut membeli DOC tersebut dari usaha pembibitan ayam buras. Ada pula peternak yang mulai mengembangkan produksi telur dimulai dari
telur tetas, dimana peternak tersebut melakukan penetasan telur menjadi anak ayam sendiri menggunakan mesin tetas telur.
Perbedaan penggunaan bibit ayam buras dalam Kelompok Hidayah Alam diakibatkan oleh perbedaan kemitraan, yaitu antara peternak yang bermitra
dengan peternak yang tidak bermitra. Peternak yang bermitra mendapatkan bibit ayam buras yang berasal dari usaha pembibitan ayam buras yang dikembangkan
melalui program penyuluhan peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bekasi, yaitu Bapak Ujang. Bibit ayam buras tersebut merupakan bibit
68 ayam buras yang dikembangkan dengan teknologi persilangan antara Ayam Arab
jantan dengan ayam ras petelur yang memiliki sifat produksi telur yang baik. Teknologi persilangan ayam ini dilakukan pada kandang batere, sehingga
peternak pembibitan ayam buras tersebut mengetahui secara baik seleksi ayam buras yang memiliki sifat produksi telur baik. Sistem perkandangan batere ini
berfungsi juga membantu kegiatan pembibitan ayam buras yang merupakan hasil persilangan sifat-sifat unggul untuk mendapatkan seleksi ayam dengan produksi
telur tinggi. Kemudian, berdasarkan hasil wawancara juga disebutkan bahwa teknologi yang juga telah dikembangkan usaha pembibitan ini adalah teknologi IB
Inseminasi Buatan, namun bibit tersebut belum digunakan oleh peternak ayam buras petelur Kelompok Hidayah Alam dikarenakan masih dalam tahap evaluasi
hasil. Sementara, peternak yang tidak bermitra memperoleh bibit ayam buras
dari tempat yang sama, tetapi bibit ayam buras yang dibeli bukan merupakan bibit ayam buras hasil teknologi persilangan. Selain karena pertimbangan harga bibit
ayam buras hasil persilangan yang relatif mahal, hal tersebut juga dikarenakan kesulitan peternak membeli ayam dalam jumlah besar akibat keterbatasan modal.
Hal ini menyimpulkan bahwa peran kemitraan sebagai sumber penyedia permodalan input bibit ayam buras oleh perusahaan swasta mempengaruhi
kemampuan peternak membeli bibit ayam buras dan secara tidak langsung mempengaruhi skala kepemilikan ayam buras peternak Kelompok Hidayah Alam.
6.1.1.3. Pemberian Pakan dan Air Minum