37 buras petelur antara satu dengan lainnya memiliki karakteristik usaha ternak yang
berbeda-beda, misalnya dalam hal produksi telur dan luas kandang pemeliharaan.
4.3. Desain Penelitian
Ruang lingkup topik penelitian pengembangan usaha ternak ayam buras petelur ini lebih sempit dalam suatu kelompok ternak, yaitu kelompok peternak
ayam buras petelur Hidayah Alam, berdasarkan pertimbangan alternatif kemitraan yang telah dikembangkan dalam pengembangan telur ayam buras. Oleh karena
itu, kedalaman identifikasi dan analisis yang diharapkan adalah terperinci secara mendetail dalam kelompok ternak tersebut. Cooper dan Emory 1996
menyampaikan bahwa studi kasus lebih menekankan kepada analisis konteks secara penuh berdasarkan peristiwa atau kondisi yang lebih sedikit dan
hubungannya satu dengan yang lain. Karena menekankan kepada hal-hal secara rinci, maka studi kasus sangat cocok untuk penyelesaian masalah, evaluasi dan
strategi. Dengan demikian, untuk memverifikasi hipotesis yang telah disusun sebelumnya melalui identifikasi permasalahan secara spesifik itulah, desain studi
kasus ini digunakan dalam penelitian ini.
4.4. Data dan Instrumentasi
4.4.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang sengaja dikumpulkan khusus untuk menjawab
permasalahan yang dihadapi. Sementara, data sekunder adalah data yang bersifat cross section atau menunjukkan titik waktu tertentu dan telah terdokumentasi
sebelumnya yang diterbitkan oleh pihak lembaga-lembaga terkait. 1
Data Primer Sumber data primer ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dan
wawancara kepada narasumber-narasumber yang terkait dengan Kelompok Ternak Hidayah Alam, antara lain peternak-peternak yang tergabung ke dalam
Kelompok Ternak Hidayah Alam, lembaga-lembaga pemasaran yang terkait dengan pemasaran telur ayam buras Kelompok Ternak Hidayah Alam dan
perusahaan yang memberikan bantuan permodalan kepada peternak-peternak
38 Kelompok Hidayah Alam. Wawancara dilakukan dengan metode wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner, dimulai
dengan kuesioner yang ditujukan kepada peternak, lembaga pemasaran telur ayam buras dan perusahaan mitra. Kuesioner peternak terdiri dari tahapan pertanyaan
mengenai identitas karakteristik peternak responden, komponen penerimaan atau produksi telur usaha ternak, komponen biaya, kepemilikan alat-alat peternakan,
usaha lain di luar usaha ternak dan pola produksi telur atau siklus bertelur tahun 2011. Pertanyaan juga dilengkapi dengan informasi pemasaran telur ayam buras
dan aktivitas kemitraan dari peternak. Wawancara yang dilakukan oleh lembaga pemasaran telur ayam buras
meliputi identitas usaha penjualan telur, profil pola pembiayaan usaha, kegiatan pembelian dan kegiatan penjualan telur ayam buras untuk mengetahui pengsa
pasar dan pasar potensial telur ayam buras. Wawncara terhadap perusahaan mitra terdiri dari pertanyaan mengenai kondisi perusahaan mitra, pelaksanaan teknis
kemitraan dan pembiayaan atau pendanaan oleh perusahaan mitra kepada peternak.
2 Data Sekunder
Sumber data sekunder ini diperoleh melalui pihak Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP3K unit Gunung Putri yang salah satu
wilayah cakupannya adalah Kecamatan Klapa Nunggal dan data monografi desa yang diperoleh dari Kantor Desa Nambo. Selain itu, data sekunder yang
digunakan juga diperoleh dari berbagai sumber literatur dan bahan bacaan seperti text book, skripsi dan internet.
4.4.2. Instrumentasi Penelitian