Ruang Lingkup Penelitian Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di

10 mendapatkan perhatian dari pihak IPB, sehingga pembangunan desa-desa tersebut dapat terus dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan pertanian Indonesia.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengembangan usaha ternak ayam buras petelur Kelompok Ternak Hidayah Alam, Desa Nambo, Kecamatan Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Objek penelitian ini adalah seluruh peternak yang tergabung ke dalam kelompok ternak Hidayah Alam yang berjumlah enam orang. Sedangkan, periode produksi dalam satu tahun yang menjadi patokan analisis usaha ternak ini yaitu produksi hasil ternak yang terjadi dalam Januari sampai dengan Desember pada tahun 2011. Unit analisis dalam penelitian ini adalah usaha ternak penetasan telur ayam buras yang dibudidayakan oleh peternak- peternak yang tergabung ke dalam Kelompok Ternak Hidayah Alam. Artinya, usaha lain yang terkait dengan usaha ternak ayam buras petelur, seperti misalnya usaha pembesaran telur ayam buras, usaha pembesaran daging ayam buras, usaha pembibitan ayam buras, perusahaan mitra penyedia permodalan dan saluran- saluran pemasaran telur ayam buras menjadi faktor ekstern unit analisis tersebut. II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di

Indonesia Beberapa penelitian yang mengkaji permasalahan usaha ternak ayam buras banyak menunjukkan pertumbuhan produksi ayam buras yang berbeda dengan pertumbuhan produksi yang terjadi pada usaha ternak ayam ras. Salah satunya adalah seperti yang diungkapkan oleh Bamualim, Inounu dan Talib 2007, bahwa pengembangan ayam buras yang dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia adalah untuk mendapatkan bibit ayam yang spesifik sifatnya dan berfungsi untuk hiburan atau hobi karena warna dan keunikannya. Tidak banyak yang membudidayakan ternak ayam buras ini berdasarkan orientasi produksi daging atau telur dalam jumlah besar. Peternak budidaya ayam buras memilih ternak tersebut sebagai tabungan yang mudah untuk dijual dan menghasilkan uang tunai. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa usaha ternak ayam buras hanya ditujukan untuk melestarikan salah satu plasma nutfah di Indonesia. Masih rendahnya usaha ternak ayam buras yang ditujukan untuk produksi daging dan telur dalam jumlah yang besar juga didukung oleh penelitian Amrawaty 2009 bahwa usaha ternak ayam buras pada peternak berada pada kategori usaha sambilan, karena tingkat pendapatan usaha ternak tidak lebih tinggi dari 30 persen total pendapatannya. Besarnya kontribusi usaha ternak ayam buras terhadap total pendapatan usahatani untuk rata-rata skala kepemilikan ayam buras sebesar 30 ekor adalah 11,65 persen, skala kepemilikan 31 ekor sebesar 5,8 persen dan skala kepemilikan 28 ekor sebesar 2,43 persen. Usaha sambilan ternak ayam buras ini yang telah menjadi tulang punggung penyedia ternak di tanah air yang persentasenya mencapai 90 persen. Kedua penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengembangan usaha ternak ayam buras di Indonesia sebagian besar diusahakan sebagai usaha sambilan atau sampingan dan belum berorientasi kepada peningkatan produksi daging dan telur dalam jumlah yang besar. 12

2.2. Perkembangan Penampilan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia