Penerimaan Usaha Ternak Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usaha Ternak

93 Peternak skala kecil yang bermitra dapat menjual telur ayam buras dengan harga rata-rata Rp 926,80 per butir per tahun, sedangkan peternak skala kecil yang tidak bermitra menjual telur pada harga rata-rata Rp 850,00 per butir per tahun. Secara umum, harga jual telur rata-rata tahunan pada peternak bermitra dengan skala besar 1,32 persen lebih rendah dibandingkan peternak bermitra skala kecil. Peternak skala kecil yang tidak bermitra menjual telur pada harga rata-rata 9,04 persen lebih rendah dibandingkan dengan peternak skala kecil yang bermitra. Kondisi rendahnya harga jual yang terjadi pada peternak skala besar lebih disebabkan oleh adanya perbedaan skala pengusahaan yang berdampak kepada skala produksi telur, semakin besar skala suatu pengusahaan ternak ayam buras maka semakin rendah harga jual rata-rata yang dijual peternak. Kemudian, peternak yang tidak bermitra menjual telur dengan harga rata-rata yang relatif paling rendah. Hal ini terutama dikarenakan wilayah pemasaran peternak bermitra yang relatif terbatas, dimana peternak tidak memiliki alternatif sasaran pasar yang luas akibat keterbatasan informasi yang diperoleh peternak yang tidak bermitra.

6.2.2. Penerimaan Usaha Ternak

Secara umum, total penjualan telur yang dihasilkan peternak ayam buras petelur Kelompok Hidayah Alam per ekor selama satu tahun 2011 adalah positif. Tabel 31 berikut ini dapat menjelaskan total penjualan telur per ekor per tahun menurut skala pengusahaan ternak dan struktur modal. Tabel 31. Penjualan Telur per Ekor per Tahun dalam Usaha Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam Menurut Skala Pengusahaan dan Struktur Modal Tahun 2011 Keterangan Peternak Bermitra Tidak Bermitra Skala Besar Skala Kecil Produksi Telur Butir 201 144 104 Harga Rata-Rata Tahunan Rp 915 Rp 927 Rp 850 Total Penjualan Telur per Ekor per Tahun Rp 183.915,00 Rp 133.488,00 Rp 88.400,00 Besarnya nilai penjualan telur per ekor per tahun pada peternak bermitra dengan skala kecil adalah 72,58 persen daripada nilai penjualan telur peternak skala besar per ekor per tahun dan nilai penjualan telur per ekor per tahun peternak skala kecil 94 yang tidak bermitra adalah 66,22 persen daripada penjualan telur per ekor per tahun pada peternak skala kecil yang bermitra pada tahun 2011. Penerimaan tunai usaha ternak ayam buras petelur adalah penjualan telur ayam buras dan nilai penjualan ternak ayam selama satu tahun. Tabel 32 berikut ini menjelaskan komponen penerimaan usaha ternak ayam buras petelur yang dihasilkan masing- masing peternak, baik yang berasal dari penerimaan tunai maupun bukan tunai. Tabel 32. Penerimaan Usaha Ternak Ayam Buras Petelur per Ekor per Tahun dalam Kelompok Hidayah Alam Menurut Skala Pengusahaan Ternak dan Struktur Modal Tahun 2011 Keterangan Peternak Bermitra Tidak Bermitra Skala Kecil Skala Besar Skala Kecil Produksi Telur Butir 201 145 104 Harga Rata-Rata Tahunan Rp 914,58 Rp 926,80 Rp 850,00 Total Nilai Penjualan Telur Rp 183.831,21 Rp 134.386,00 Rp 88.400,00 Total Nilai Penjualan Ayam Jantan Rp 0 Rp 9.473,68 Rp 3.249,09 Total Nilai Penjualan Ayam Betina Rp 26.446,95 Rp 11.438,59 Rp 0 Total Penerimaan Tunai Rp 210.278,16 Rp 155.298,27 Rp 91.649,09 Jumlah Telur Dibagikan Butir 0,95 0,94 1,44 Total Penerimaan Tidak Tunai Rp 868,85 Rp 871,19 Rp 1.224 Total Nilai Akhir Ternak Rp 36.655,95 Rp 35.508,77 Rp 29.602,88 Total Nilai Awal Ternak Rp 48.151,13 Rp 30.877,19 Rp 48.736,46 Total Rata-Rata Perubahan Inventaris Ternak Rp -11.495,18 Rp 4.631,58 Rp -19.133,58 Total Pendapatan Kotor Usaha Ternak Rp 199.651,83 Rp 160.801,04 Rp 73.739,51 Penerimaan tunai dihasilkan dari penjualan telur ayam buras dan penjualan ayam jantan dan ayam betina. Sementara, penerimaan tidak tunai berasal dari nilai telur yang dibagikan. Kontribusi penjualan ternak ayam paling besar terdapat pada peternak yang bermitra dengan skala pengusahaan yang kecil, dimana nilai penjualan ternak ayam per ekor adalah 13,47 persen terhadap penerimaan tunai usaha ternak ayam buras dalam satu tahun. Penjualan ternak ayam pada peternak skala besar yang bermitra memberikan kontribusi 12,52 persen dan penjualan ternak ayam pada peternak skala kecil yang tidak bermitra memberikan kontribusi 3,55 persen per ekor dalam satu tahun terhadap penerimaan tunai usaha ternak ayam buras. Penerimaan yang berasal selain dari uang tunai, yaitu penerimaan yang dihitung dari jumlah telur yang dibagikan pada peternak skala kecil yang tidak bermitra adalah sebesar 40,5 persen lebih besar dibandingkan peternak skala kecil yang bermitra dan penerimaan tidak tunai tersebut yang dihasilkan peternak skala kecil bermitra 0,27 persen lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan 95 tidak tunai yang dihasilkan peternak skala besar yang bermitra per ekor dalam satu tahun. Penerimaan usaha ternak yang merupakan rata-rata perubahan inventaris dihitung melalui penambahan atau penurunan nilai yang terjadi pada ternak yang diusahakan, dimana ternak yang diusahakan peternak skala besar bermitra dan peternak skala kecil yang tidak bermitra rata-rata mengalami penurunan nilai dan ternak yang diusahakan peternak skala kecil yang bermitra mengalami penambahan nilai. Penurunan nilai ternak pada pengusahaan peternak skala besar yaitu Rp 11.495,18 per ekor per tahun dan Rp 19.133,58 per ekor per tahun pada peternak skala kecil yang tidak bermitra. Ternak ayam yang diusahakan peternak skala kecil yang bermitra mengalami penambahan nilai yaitu sebesar Rp 4.631,58 per ekor per tahun. Seluruh total penerimaan usaha ternak tersebut merupakan pendapatan kotor usaha ternak, dimana pendapatan kotor usaha ternak yang bermitra lebih besar dibandingkan dengan usaha ternak yang tidak bermitra dan pendapatan kotor usaha ternak skala besar lebih besar daripada usaha ternak skala kecil. Pendapatan kotor usaha ternak yang dihasilkan peternak skala kecil yang tidak bermitra 54,14 persen lebih rendah per ekor per tahun dari pendapatan kotor usaha ternak skala kecil yang bermitra, sementara pendapatan kotor usaha ternak bermitra dengan skala kecil 19,83 persen lebih rendah per ekor per tahun dari pendapatan kotor usaha ternak skala besar.

6.2.3. Biaya Usaha Ternak