72 penyakit tetelo. Penggunaan vaksin secara berbeda terlihat antara peternak yang
bermitra dengan peternak yang tidak bermitra, dimana peternak bermitra mendapatkan pengetahuan teknis mengenai aturan teknik dan jumlah pemberian
vaksin kepada ayam. Peternak yang tidak bermitra tidak melakukan pencegahan melalui kegiatan vaksinasi dikarenakan tidak memiliki pengetahuan teknik
mengenai pemberian vaksin tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peternak tidak bermitra
ini, hal utama yang mendasari adalah ketidakmampuan peternak dalam mengadopsi teknologi pemberian vaksin melalui suntikan dan tetes mata kepada
ayam. Dengan demikian, adanya kemitraan dalam melakukan transfer teknologi budidaya ayam buras melalui pelatihan mempengaruhi peternak dalam
manajemen kesehatan ayam yang dibudidayakannya. Peternak ayam buras petelur Kelompok Hidayah Alam ini belum melakukan vaksinasi untuk pencegahan
penyakit flu burung Avian Influenza, menurut hasil wawancara para peternak menyatakan bahwa usaha ternak yang dijalankan tersebut belum pernah terjangkit
wabah penyakit flu burung sehingga para peternak tidak melakukan vaksinasi AI.
6.1.1.6. Biosecurity
Biosecurity adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dilakukan secara menyeluruh untuk mencegah bibit penyakit masuk, tinggal dan menginfeksi suatu
peternakan. Tujuan biosecurity antara lain: 1 Menghilangkan penyakit yang membuat ayam rentan terhadap penyakit; 2 Mengurangi pencemaran hasil ternak
terhadap kesehatan manusia; 3 Mencegah penyakit mematikan dan mudah menular masuk ke peternakan; dan 4 Mengurangi tantangan dari
mikroorganisme patogen yang dapat mengurangi hasil ternak. Secara umum, upaya biosecurity yang dilakukan peternak ayam buras Kelompok Hidayah Alam
berbeda antara peternak yang bermitra dengan peternak yang tidak bermitra. Beberapa dari peternak bermitra telah menggunakan sprayer pencuci kandang
untuk membersihkan kandang ayam. Namun demikian, penerapan teknologi sprayer ini dilakukan untuk menyemprotkan disinfektan kepada peralatan
peternakan dan area kandang ayam.
73 Tetapi, peternak bermitra juga mengkombinasikan teknologi biosecurity
tersebut dengan membersihkan kandang setiap pagi dan sore hari. Hal ini dikarenakan perlengkapan sprayer yang harus digunakan sehingga tidak praktis
dan biaya tambahan produksi untuk menyediakan disinfektan, sehingga tidak setiap hari peternak memanfaatkan alat penyemprot ini sprayer. Sementara,
peternak yang tidak bermitra belum dapat mengadopsi teknologi biosecurity melalui penggunaan sprayer di samping tidak tersedianya alat tersebut. Upaya
biosecurity yang dilakukan peternak tidak bermitra adalah secara sederhana, yaitu dengan menjaga kebersihan kandang dan alat-alat peternakan lainnya. Secara
umum, rata-rata peternak ayam buras petelur Kelompok Hidayah Alam membersihkan kandang ternak setiap hari, yaitu pada pagi atau sore hari setiap
memberikan pakan dan air minum ayam.
6.1.1.7. Pemanenan Hasil
Tahap produksi terakhir yaitu tahap pemanenan hasil produksi ternak, yaitu pengambilan telur-telur dari kandang ayam dan menyusunnya ke dalam
kerai-kerai telur. Rata-rata telur dijual setiap dua hari sekali ketika agen penjual jamu di salah satu pasar tradisional, yaitu sebagian besar di Pasar Cileungsi,
datang langsung ke peternakan. Telur-telur dapat diproduksi setiap hari, sehingga peternak selalu mengambil dan mengumpulkan telur-telur dari kandang
peternakan setiap pagi atau sore hari. Peternak melakukan pemisahan telur yang retak atau rusak dan bukan termasuk telur yang dijual kepada agen. Rata-rata
bobot telur yang dapat dijual kepada agen penjual jamu tersebut, berkisar antara 40-40,5 gram per butir telur.
Penjualan telur kepada agen penjual jamu tersebut merupakan penjualan yang dikoordinir oleh seorang peternak, yaitu Ketua Kelompok Hidayah Alam,
sehingga harga telur yang terjadi di tingkat peternak sama. Penjualan telur berbeda antara peternak yang bermitra dengan peternak yang tidak bermitra,
dimana pasar sasaran peternak yang tidak bermitra adalah peternak yang bermitra. Peternak tidak bermitra memiliki informasi pasar telur ayam buras yang terbatas,
di samping pangsa pasar telur ayam buras di Kabupaten Bogor, salah satunya di Pasar Tradisional Cileungsi, Cibinong, Klapa Nunggal dan Gunung Putri sudah
74 dikuasai peternak kelompok lain, terutama telur ayam buras yang didatangkan dari
Jawa Tengah yang dikenal dengan sebutan telur merah telur Jawa. Peternak yang bermitra sudah memiliki pasar sasaran tetap atau pelanggan,
yaitu seorang agen penjual jamu di Pasar Cileungsi Bapak Sobari dengan kebutuhan telur yang dipasok peternak Kelompok Hidayah Alam mencapai
36.000 butir setiap bulan. Namun demikian, penjualan telur ayam buras yang dikoordinir melalui Ketua Kelompok Hidayah Alam Bapak Nurrohim
merupakan alternatif pasar sasaran jika peternak-peternak lainnya kesulitan menjual telur. Karena sebagian besar peternak Kelompok Hidayah Alam
diperbolehkan mencari pasar lain jika harga telur lebih tinggi daripada harga telur yang dibeli agen penjual jamu. Tetapi, jika peternak mulai kesulitan menjual
telurnya, terutama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, maka peternak akan menjualnya kepada Ketua Kelompok Hidayah Alam dengan harga jual telur lebih
rendah daripada harga jual telur yang akan dijual Ketua Kelompok Hidayah Alam kepada agen penjual jamu.
Sementara, peternak yang tidak bermitra menjual telurnya dengan harga jauh lebih rendah, karena sebagian besar telur dijual kepada peternak bermitra
skala besar. Peran kemitraan memang membantu peternak dalam mendapatkan informasi pasar tujuan penjualan telur, namun demikian disparitas harga yang
terjadi baik antara peternak yang bermitra maupun peternak tidak bermitra dan peternak bermitra dengan skala besar maupun skala kecil perlu dirubah, antara
lain mengenai kesepakatan untuk menjual telur bersama dengan transparansi marjin penjualan dan pencarian pasar sasaran baru yang dapat menampung telur
produksi pada saat kondisi permintaan turun.
6.1.2. Penggunaan Faktor-Faktor Produksi