Teori Pendapatan Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis

30

3.1.4. Teori Pendapatan Usahatani

Soekartawi et al 1986 menjelaskan mengenai penerimaan tunai usahatani farm receipts sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani dan pengeluaran tunai usahatani farm payments sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani. Pendapatan tunai usahatani farm net cash flow merupakan selisih dari penerimaan dan pengeluaran tunai usahatani yang menggambarkan kemampuan usahtani untuk menghasilkan uang tunai. Penerimaan tunai usahatani yang tidak berasal dari penjualan produk usahatani, seperti pinjaman tunai harus ditambahkan dan pengeluaran tunai usahtani yang tidak ada kaitannya dengan pembelian barang dan jasa, seperti bunga pinjaman dan uang pokok harus dikurangkan. Neraca ini merupakan kelebihan uang tunai usahatani farm cash surplus dan dihasilkan usahatani untuk keperluan rumah tangga. Kelebihan uang tunai yang ditambah dengan penerimaan tunai dari luar usahatani seperti upah kerja di luar usahatani adalah pendapatan tunai rumah tangga household net cash income. Berdasarkan kedua ukuran terakhir ini, yaitu kelebihan uang tunai dan pendapatan tunai rumah tangga, dapat diketahui besarnya kemampuan petani atau likuiditas usahatani dalam mengembalikan pinjaman usahatani serta kontribusi usahatani dan pekerjaan di luar usahatani dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Arus uang tunai belum menceritakan keadaan seluruhnya. Ukuran pendapatan juga mencakup nilai transaksi barang dan perubahan nilai inventaris atau kekayaan usahatani selama kurun waktu tertentu Soekartawi et al 1986. Pendapatan kotor ternak dapat dihitung dari total penjumlahan atas penjualan ternak, nilai ternak yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga, pembayaran dan hadiah, nilai ternak pada akhir tahun pembukuan, nilai hasil ternak seperti susu dan telur. Total pendapatan tersebut kemudian dikurangi dengan pembelian ternak, nilai ternak yang diperoleh sebagai upah dan hadiah dan nilai ternak pada awal tahun pembukuan. Pengeluaran total usahatani termasuk pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani adalah pendapatan bersih usahatani net farm income. Pendapatan bersih ini mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari oenggunaan 31 faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Penghasilan bersih usahatani net farm earning diperoleh dari pendapatan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga yang dibayarkan kepada modal pinjaman. Ukuran ini menggambarkan penghasilan yang diperoleh dari usahatani untuk keperluan keluarga dan merupakan imbalan terhadap semua sumberdaya milik keluarga yang dipakai dalam usahatani. Apabila penghasilan bersih usahatani ditambahkan dengan pendapatan rumah tangga yang berasal dari luar usahatani, seperti upah dalam bentuk uang atau benda, maka diperoleh penghasilan keluarga family earnings. Ukuran ketiga yaitu analisis RC rasio yang dilakukan untuk menunjukkan besar rasio kelipatan penerimaan usahatani yang akan diperoleh petani untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan usahatani. Semakin besar nilai RC rasio maka semakin besar pula penerimaan usahatani yang diperoleh untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan kelayakan suatu usahatani sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan. Tingkat kelayakan suatu usahatani apabila nilai RC rasio lebih besar dari satu yang berarti bahwa setiap selisih biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan selisih penerimaan yang lebih besar daripada selisih biaya. Dan apabila nilai RC rasio lebih kecil dari satu maka setiap selisih biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan selisih penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan biaya. Sedangkan apabila nilai RC rasio sama dengan satu berarti setiap selisih biaya yang dikeluarkan sasma dengan selisih penerimaan yang diperoleh sehingga memperoleh keuntungan normal. RC rasio yang dihitung terdiri dari RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total. RC rasio atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu periode tertentu, sementara RC rasio atas biaya total dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumus analisis imbangan penerimaan antara biaya usahatani sebagai berikut Soekartawi, 1986: RC rasio atas biaya tunai = TRBiaya Tunai RC rasio atas biaya total = TRTC 32 Keterangan: TR = Total penerimaan usahatani Rp TC = Total biaya usahatani Rp Penyusutan nilai untuk alat-alat pertanian yang digunakan termasuk ke dalam biaya yang diperhitungkan, dihitung melalui metode garis lurus yaitu setiap tahun biaya penyusutan yang dikeluarkan relatif sama hingga habis umur ekonomis alat tersebut. Penghitungan penyusutan nilai alat-alat pertanian dimaksudkan untuk menilai aset usahatani. Rumus metode garis lurus tersebut yaitu sebagai berikut: Dp = c – s n Keterangan: Dp = penyusutantahun s = nilai sisa c = nilai beli n = umur ekonomis barang

3.1.5. Teori Skala Usaha Return to Scale