107
Tabel 42. Pernyataan Modal Usaha Ternak per Ekor per Tahun dalam Usaha
Ternak Ayam Buras Petelur yang Tidak Bermitra Kelompok Hidayah Alam Tahun 2011
Uraian Modal Peternak Tidak Bermitra dalam Rp
Nilai Awal PembelianPenjualan
Tambahan NilaiPenyusutan
Nilai Akhir Modal Tetap
Tanah 43.321,30
57.761,73 101.083,03
Gudang 18.050,54
-9.927,79 8.122,75
Sumur Kandang Batere
21.660,65 -4.332,13
17.328,52 Mesin Tetas Telur
Mesin Pemecah Jagung Mesin Pompa Air
Sprayer Pencuci Kandang Kabel Listrik
1.805,05 -361,01
1.444,04 Tempat Makan Paralon
324,91 -324,91
Tempat Makan Cup Tempat Minum Paralon
324,91 -324,91
Tempat Minum Cup Tempat Penyimpanan Pakan
72,20 -18,05
54,15 Layar Kandang
3.610,11 -1.805,06
1.805,05 Seng Pelindung Ayam
Lampu Pemanas 194,95
-194,95 Rata-Rata Nilai Ternak
47.021,66 -2.021,66
8.631,17 53.631,17
TOTAL MODAL TETAP 136.386,28
55.740,07 -17.288,81
183.468,71 Modal Bergerak
Tenaga Kerja Keluarga Pakan Jadi Ayam Petelur
142.080 Obat Vitamin
0,03 Vaksin ND
Listrik Kandang
TOTAL MODAL BERGERAK 142.080,03
TOTAL MODAL BERSIH PETERNAK 325.548,74
BUNGA MODAL PETERNAK 7,37 20.672,35
TOTAL HUTANG NISBAH MODAL PETERNAK
100,00
6.3.2. Keuntungan Investasi Usaha Ternak
Perhitungan modal usaha ternak sebelumnya menentukan nilai modal bersih dan biaya modal peternak pada periode usaha ternak yang dijalankan. Berikut ini
dalam Tabel 43 selanjutnya menggambarkan ukuran pengembalian terhadap modal yang diinvestasikan, baik modal peternak sendiri maupun modal pinjaman
melalui kemitraan per ekor per tahun serta imbalan terhadap pencurahan tenaga kerja per ekor selama setahun. Secara umum, tingkat return to debt capital atau
pengembalian atas modal pinjaman yang telah diinvestasikan ke dalam usaha ternak bernilai positif hanya pada usaha ternak dengan skala pengusahaan besar
dan bermitra yaitu 2,81 persen. Tetapi, tingkat imbalan tersebut masih lebih rendah daripada biaya modal pinjaman yang digunakan sebesar 14 persen per
tahun jika peternak menggunakan modal pinjaman Kredit Usaha Rakyat KUR Bank Rakyat Indonesia BRI.
108
Tabel 43. Keuntungan Investasi Usaha Ternak per Ekor per Tahun dalam Usaha
Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam Menurut Skala Pengusahaan Ternak dan Struktur Modal Tahun 2011
Keterangan dalam Rp Peternak
Bermitra Tidak Bermitra
Skala Besar Skala Kecil
Pendapatan Bersih Rp 35.379,43
Rp -43.807,04 Rp -134.089,37
Penghasilan Bersih Rp 26.799,61
Rp -70.654,89 Rp -134.089,37
Nilai Kerja Keluarga Rp 9.017,50
Rp 45.831,75 Rp 43.647,00
Modal Bersih Peternak Rp 229.355,64
Rp 255.582,58 Rp 325.548,74
Bunga Modal Peternak Rp 16.903,51
Rp 18.836,44 Rp 23.992,94
Hutang Usaha Ternak Rp 10.724,77
Rp 33.559,81 Rp 0
Total Modal Usaha Ternak Rp 336.622,56
Rp 289.142,39 Rp 325.548,74
Return to Debt Capital 2,81
-37,52 Return to Farm Equity Capital
5,28 -40.29
-54,60 Return to Total Capital
7,83 -31,00
-54,60
Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga HKP 0,3607
1.8333 2.9098
Return to Management per HKP Rp 27.435,83
Rp -48.814,34 Rp 54.327,55
Besarnya imbalan atas modal pinjaman pada usaha ternak skala besar dan bermitra 2,81 persen menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 modal pinjaman yang
diinvestasikan ke dalam usaha ternak mendapatkan keuntungan investasi usaha ternak sebesar Rp 2,81 bagi pihak pemberi modal pinjaman. Sementara, usaha
ternak dengan skala kecil, baik yang bermitra maupun yang tidak bermitra tidak memberikan imbalan atau pengembalian yang positif, bahkan masih merugikan
jika dikembangkan. Berdasarkan ukuran tingkat return to farm equity capital, usaha ternak
skala besar dan bermitra memberikan imbalan yang positif atas modal peternak yang telah diinvestasikan ke dalam usaha ternak tersebut. Pengusahaan ternak
dengan skala kecil merugikan peternak, karena biaya modal peternak yang diinvestasikan ke dalam usaha ternak bernilai negatif. Namun demikian, tingkat
imbalan kepada modal peternak tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya modal peternak sendiri, yaitu tingkat suku bunga rata-rata tahunana
bank umum sebesar 7,37 persen per tahun. Besar imbalan atas modal peternak sendiri 5,28 persen menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 modal peternak sendiri
yang digunakan untuk berinvestasi dalam usaha ternak akan mendapatkan imbalan sebesar Rp 5,28 bagi peternak sendiri. Tetapi, mengingat nisbah modal usaha
ternak skala besar dan bermitra sebesar 96,81 persen dan berarti sebagian besar diinvestasikan oleh modal peternak sendiri, maka ukuran return to total capital
dapat digunakan sebagai salah satu ukuran imbalan atas modal peternak yang
109 dapat diperoleh. Besar tingkat imbalan atas total modal yang diperoleh 7,83
persen menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 modal peternak yang diinvestasikan ke dalam usaha ternak akan memperoleh imbalan kepada peternak sebesar Rp
7,83 dan imbalan ini sudah lebih besar daripada biaya modal peternak sendiri sebesar Rp 7,37. Artinya, jika peternak memilih untuk menggunakan modalnya
sendiri untuk mengembangkan usaha ternak ayam buras petelur, maka usaha ternak skala besar dan bermitra telah layak untuk dikembangkan dengan tingkat
return yang diperoleh sebesar 7,83 persen per ekor per tahun. Dengan demikian, pengembangan skala pengusahaan ternak dapat meningkatkan kelayakan investasi
usaha ternak atas modal total yang digunakan dalam usaha ternak. Return to management adalah ukuran imbalan terhadap tenaga kerja yang
telah dicurahkan peternak selama satu tahun. Berdasarkan perhitungan, penggunaan tenaga kerja keluarga menunjukkan bahwa semakin besar skala
pengusahaan, tenaga kerja per ekor yang dicurahkan semakin rendah. Demikian juga dengan usaha ternak yang dijalankan dengan kemitraan menunjukkan
pencurahan tenaga kerja keluarga per ekor yang lebih rendah dibandingkan dengan usaha ternak yang tidak bermitra. Pada tahun 2011, pengusahaan ternak
yang bermitra dapat memberikan imbalan terhadap tenaga kerja keluarga per ekor sebesar Rp 27.435,83 untuk skala besar. Sementara, pengusahaan ternak skala
kecil, baik yang bermitra maupun yang tidak bermitra memberikan imbalan negatif terhadap tenaga kerja keluarga yaitu kerugian sebesar Rp 48.814,34 per
ekor pada peternak bermitra dan Rp 54.327,55 per ekor pada peternak yang tidak bermitra dalam satu tahun.
Nilai imbalan terhadap jumlah kerja keluarga yang dicurahkan pada pengusahaan skala besar menunjukkan bahwa setiap satu hari kerja pria HKP
atau setara dua jam kerja manusia yang berasal dari keluarga dan dicurahkan ke dalam usaha ternak akan mendapatkan imbalan Rp 27.435,83 per ekor atau setara
Rp 13.717,92 per jam kerja per ekor dalam satu tahun. Jika dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh peternak dari luar usaha ternak ayam buras,
pengusahaan ayam buras skala besar dan bermitra telah menguntungkan 42,21 persen per ekor per tahun lebih besar atas seluruh jam kerja yang dicurahkan
peternak ke dalam usaha ternak, dimana rata-rata penerimaan dari luar usaha
110 ternak yang dihasilkan peternak ini sebesar Rp 19.292,61 per ekor per tahun.
Dengan demikian, pengembangan skala usaha ternak secara umum dapat meningkatkan pendapatan peternak atas setiap jam kerja yang digunakan dalam
usaha ternak daripada pekerjaan di luar usaha ternak per ekor per tahun.
6.3.3. Alternatif Pengembangan Skala Usaha Ternak