44 dari satu RC 1, usaha ini tidak mendatangkan keuntungan dan belum efisien
sehingga tidak layak untuk diusahakan.
4.6.3. Analisis Keuntungan Investasi Usaha Ternak
Penilaian keuntungan investasi dalam suatu usahatani menggunakan hasil perhitungan analisis pendapatan usahatani, yaitu pendapatan bersih usahatani.
Imbalan atas total modal return to total capital diperoleh dari pengurangan pendapatan bersih dengan nilai kerja keluarga, kemudian membandingkan nilai
tersebut dengan nilai total modal yang digunakan dalam usaha ternak. Imbalan atas modal pinjaman yaitu diperoleh dari mengurangkan pendapatan bersih
usahatani dengan nilai kerja keluarga dan bunga modal milik petani, sedangkan imbalan atas modal petani return to farm equity capital yaitu diperoleh dari
mengurangkan pendapatan bersih dengan nilai kerja keluarga dan bunga modal pinjaman. Imbalan atas modal pinjaman return to debt capital dapat
dibandingkan dengan suku bunga pinjaman yang diberlakukan, sedangkan imbalan atas modal petani dapat dibandingkan dengan suku bunga deposito yang
berlaku sebagai biaya imbangan. Rumus imbalan atas total modal, imbalan atas modal pinjaman dan imbalan atas modal petani adalah sebagai berikut
Soekartawi et al 1986: Imbalan atas Total Modal
= Π-WE+C x 100
Imbalan atas Modal Pinjaman = [Π-W-dE]E+C x 100
Imbalan atas Modal Petani = [Π-W-pC]E+C x 100
Keterangan: Π
= Pendapatan Bersih Usahatani Rp W
= Nilai Kerja Keluarga Rp E
= Nilai Modal Petani Rp C
= Nilai Modal Pinjaman Rp p
= Suku Bunga Pinjaman berlaku d
= Suku Bunga Deposito berlaku dE
= Bunga Modal Milik Petani Rp pC
= Bunga Modal Pinjaman Rp
45 Secara teoritis, jika persentase imbalan atas modal pinjaman lebih besar
dari suku bunga pinjaman maka usahatani yang dijalankan adalah layak dengan besar keuntungan investasi sebesar selisih dari imbalan atas modal pinjaman
dengan suku bunga pinjaman. Hal tersebut menjelaskan bahwa dari setiap satu persen modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani akan memperoleh
pengembalian return sebesar nilai imbalan atas modal pinjaman tersebut. Sementara, imbalan atas modal petani yang persentasenya lebih besar daripada
suku bunga deposito maka usahatani yang dijalankan adalah layak dengan besar keuntungan investasi yaitu selisih dari imbalan atas modal petani dengan suku
bunga deposito. Hal ini menjelaskan bahwa setiap satu persen modal petani yang diinvestasikan ke dalam usahatani akan memperoleh pengembalian return
kepada petani sebesar nilai imbalan atas modal petani tersebut.
4.7. Definisi Operasional