Pendekatan Partisipatif Metode Pendekatan Analisis Resiliensi Masyarakat 1. Pendekatan Resiliensi Sosial-Ekologis

2.8.3. Pendekatan Keberkelanjutan Mata Pencaharian Coastal Livelihood System Analysis - CLSA

Suatu mata pencaharian dapat digambarkan sebagai satuan kemampuan, aset alami, fisik, manusia, keuangan dan modal sosial dan aktivitas ditengahi oleh hubungan sosial dan institusi yang diperlukan untuk hidup Chambers and Conway, 1992; DFID, 1999; Ellis, 2000. Mata pencaharian tersebut menjadi berkelanjutan manakala seseorang dapat tinggal dengan tekanan dan gangguan, memelihara atau meningkatkan aset dan kemampuan mereka selagi tidak berdasarkan sumberdaya alam Chambers and Conway, 1992; Scoones, 1998. Mata pencaharian di banyak area pedesaan bersifat kompleks dan dinamis: barangkali yang tetap adalah ketidak-pastian sehari-hari dari survival. Konsep mata pencaharian adalah tentang individu, rumah tangga atau kelompok yang mencari uang, mencoba untuk memenuhi berbagai tuntutan konsumsi dan ekonomi, mengatasi ketidak-pastian dan merespon peluang yang baru De Haan and Zoomers, 2003. Dengan menggunakan konsep resiliensi sebagai suatu pendekatan analitis dalam memahami mata pencaharian, secara rinci mempertimbangkan dinamika bagaimana orang mencari uang, dan berbagai karakteristik sistem adaptif yang kompleks, khususnya skala dan ketidak-pastian. Pendekatan ini juga berguna dalam menghadapi tantangan dan bagaimana berhadapan dengannya, termasuk strategi di rumah tangga, masyarakat atau tingkatan yang lebih luas yang mungkin meningkatkan mata pencaharian Marschke and Berkes, 2006. Konsep Coastal Livelihood System Analysis CLSA dikembangkan dalam kerangka pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, dimana aspek sistem alam ekosistem dan sistem manusia tidak dapat dipisahkan Adrianto 2005. CLSA adalah sebuah pendekatan untuk strategi identifikasi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir terkait dengan tujuan umum pengelolaan wilayah pesisir dan laut yaitu keberlanjutan sistem sumberdaya itu sendiri. Secara diagramatik, konsep ini dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini. Gambar 15. Skema Coastal Livelihood System Analysis Adrianto, 2005 Kerentanan digambarkan oleh Henninger 1998 sebagai kepekaan dari individu atau rumah tangga terhadap goncangan dan fluktuasi eksternal. Beberapa resiko atau faktor mungkin berperan untuk kerentanan dari individu: resiko lingkungan musim kering, hama dan banjir, pasar misalnya fluktuasi harga dan pengangguran, resiko politik, resiko sosial pengurangan dukungan dan penghargaan masyarakat dan resiko kesehatan misalnya ekspos ke penyakit ADB, 2006. Resiko seperti itu diperlakukan sebagai faktor pendorong dalam penganeka-ragaman dan adaptasi mata pencaharian. Rumah tangga atau individu yang tidak mampu untuk menghadapi atau menganeka-ragamkan tekanan dari gangguan eksternal memiliki mata pencaharian yang rentan Ellis, 1999; Scoones, 1998. Pada Gambar 15 di atas dapat dilihat bahwa identifikasi kerentanan merupakan aspek penting dalam kerangka CLSA dimana masyarakat pesisir biasanya rentan terhadap kerusakan sumberdaya. Dengan kata lain, hubungan antara sumberdaya alam dan masyarakat pesisir merupakan hubungan timbal balik yang tidak dapat terpisahkan. Demikian pula dengan kapital lain seperti manusia, keuangan dan kapital sosial. Hal ini sesuai dengan kerangka yang dikembangkan oleh Pomeroy et al. 2005 dalam memahami mata pencaharian masyarakat pesisir Gambar 16. Gambar 16. Kerangka Pemikiran Kehidupan Masyarakat Pantai Pomeroy et al, 2005 Dalam konteks ini, menurut Ellison and Allis 2001 kerangka makro dari pengembangan masyarakat pesisir terkait dengan identifikasi mata pencaharian alternatif disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Kerangka Makro Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif Platform Mata Pencaharian Modifikasi Akses Konteks Hasil Dampak Akibat Aset Modal alam Modal fisik Modal manusia Modal keuangan Modal sosial Hubungan sosial Gender Kelas Umur Etnis Institusi Peraturan Kebijakan Kebiasaan Kedudukan Kegunaan tradisional Organisasi Asosiasi LSM Nasional Perwakilan Pemerintah lokal Trend Populasi Migrasi Perubahan ekologis Perubahan teknologi Kebijakan makro Shock Bencana alam Kegagalan rekrut Penyakit Perang sipilkonflik Strategi mata pen-caharian Kegiatan berbasis SDA Perikanan Penanaman Peternakan Non-SDA Kegiatan berbasis SD Perdagangan Jasa Industri Ketahanan mata pencaharian Tingkat pendapatan Stabilitas pendapatan Musiman Tingkat resiko Keberlanjutan lingkungan Kualitas air Stok ikan Kualitas tanah Kualitas lahan Hutan Keanekaragama n hayati Sumber: Diadaptasi dari Ellison and Allis 2001 Langkah-langkah penentuan mata pencaharian masyarakat berbasis pada sistem insentif dengan mendisain CLSA di Segara Anakan yang diadopsi dari Emerton 2001 terdiri dari 5 lima tahap yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini, dan alur pelaksanaannya dapat dilihat pada Gambar 17 dan 18.