Aset Sosial Identifikasi Aset Mata Pencaharian

keuangan bagi masyarakat. Pilihan bentuk tabungan juga perlu dipertimbangkan, mungkin masyarakat kurang cocok dengan tabungan konvensional, atau mereka lebih cocok menabung dalam bentuk barang atau ternak misalnya. Aset tabungan yang dimiliki oleh masyarakat di kampung laut ini, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di lapangan, menunjukkan bahwa aset sumber daya alam merupakan tabungan mereka. Tabungan uang, hanya sedikit saja yang memiliki, bahkan tidak sampai 1 responden yang memiliki tabungan di Bank. Responden mengatakan bahwa tanaman albiso adalah tabungan mereka. Jika suatu saat mereka membutuhkan uang, mereka bisa menjual lebih awal pohon albisonya.

5.2.4.5. Aset BuatanFisik

Berbagai aset buatan di Kawasan Segara Anakan, yaitu berbagai sarana dan prasarana fisik yang dibangun untuk tujuan-tujuan pembangunan dan penghidupan masyarakat di Kawasan Segara Anakan. Prasarana tersebut mencakup sejumlah sarana prasarana dasar dan sarana-sarana penunjangnya, diantaranya adalah sarana prasarana transportasi darat dan laut, sarana prasarana kelistrikan, sarana prasarana air bersih, dan sarana prasarana telekomunikasi yang ditujukan untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan produktif. Di Kawasan Segara Anakan, kondisi prasarana-prasarana tersebut pada umumnya kurang baik dan dengan demikian menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kerentanan dan menurunkan resiliensi. Kelangkaan akses terhadap fasilitas air bersih dan energi terutama listrik merupakan contoh yang paling nyata. Kekurangan pada berbagai prasarana tersebut telah menyebabkan dorongan terhadap masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas destruktif, misalnya mencari kayu bakar illegal. Disamping itu, keterbatasan tersebut juga menghambat masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya, terutama terkait dengan minimnya prasarana-sarana pendidikan dan pelayanan kesehatan serta prasarana-sarana prekonomian sebagaimana disebutkan dalam aset manusia dan keuangan sebelumnya. Secara lengkap kondisi aset buatan di kawasan Laguna Segara Anakan dapat dilihat pada Tabel 68. Tabel 68. Kondisi Aset Buatan di Kawasan Laguna Segara Anakan No. Aset Buatan Desa Panikel Ujunggagak Ujungalang Klaces 1 Dermaga 2 2 2 2 2 Jalantransportasi 2 2 1 1 3 Air bersih 1 1 2 3 4 MCK 1 1 1 1 5 Pasar 2 2 1 1 6 Jembatan 2 1 1 7 PPI 8 Jaringan listrik 2 2 1 1 9 Jaringan telepon 10 Rumah permanen 2 2 1 2 11 Tempat ibadah 2 2 2 2 Jumlah 16 15 12 13 Keterangan : 0 = tidak ada, 1 = buruk, 2 = sedang, 3 = baik Sumber : Data Primer 2010 Ketersediaan dermaga di kawasan Kampung Laut termasuk kategori sedangcukup, namun untuk jalan dan jembatan masih kurang terutama untuk wilayah Desa Ujung Alang dan Desa Klaces. Demikian juga halnya dengan kebutuhan air bersih yang masih kurang, sebagian besar masyarakat memenuhi kebutuhan air bersih terutama air tawar untuk mandi dari Pulau Nusakambangan. Jaringan listrik dari PLN belum merata di semua wilayah, hanya di Desa Panikel dan Desa Ujung Gagak yang sudah mendapatkan fasilitas PLN. Itupun karena wilayahnya sudah menyatu dengan daratan Pulau Jawa. Lain halnya dengan Desa Ujung Alang dan Desa Klaces yang masih mengandalkan PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Itupun belum merata untuk semua penduduk, melainkan hanya 100 KK saja di masing-masing desanya yang dipilih dengan sistem dikocok untuk menghindari terjadinya saling iri. Padahal yang membutuhkan lebih dari itu. Listrik pun tidak menyala sepanjang hari, melainkan mulai jam 6 sore sampai jam 10 malam. Sehingga masyarakat lain untuk memenuhi kebutuhan listrik ini, dengan swadaya untuk beberapa keluarga dengan menggunakan genset, dengan iuran membeli bensinnya. Sarana prasarana untuk kegiatan beragama seperti ketersediaan tempat beribadah seperti Masjid dan Gereja telah tersedia di desa-desa yang ada pemeluk agama tersebut. Sarana dan prasarana untuk rumah permanen belum merata di semua wilayah. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di Kawasan Segara Anakan ini memerlukan pendekatan yang berkelanjutan yang memprioritaskan kepentingan penyediaan dan akses terhadap saranaprasarana yang memungkinkan bagi semua kelompok masyarakat untuk memanfaatkannya. Penyediaan barang atau alat produksi secara langsung dapat menimbulkan masalah, antara lain disebabkan oleh beberapa alasan; menimbulkan ketergantungan dan menggangu mekanisme pasar, mengganggu perhatian terhadap pentingnya perubahan struktur dan proses, serta berpeluang terjadi salah sasaran atau hanya menguntungkan kelompok tertentu.

5.2.5 Identifikasi Kebutuhan Insentif Masyarakat Pesisir Laguna Segara Anakan

Berbagai respon dilakukan oleh masyarakat Kampung laut ini menghadapi kondisi sumberdaya alam dalam berbagai bentuk penyesuaian. Salah satunya adalah melalui aktivitas produksi. Sebagai contoh, masyarakat berkelompok untuk melakukan pengembangan kegiatan budidaya ikan, sebagian nelayan secara berkelompok melakukan kegiatan penangkapan ikan, sebagian petani memperbaiki kegiatan pertanian di sawahnya. Sebagian masyarakat lainnya juga terdorong untuk melakukan upaya-upaya yang tertuju pada perbaikan lingkungan, misalnya secara berkelompok melakukan kegiatan konservasi mangrove. Meskipun tindakan nyata terkait hal ini belum menjadi tindakan serentak di kalangan masyarakat, pemahaman akan pentingnya upaya-upaya seperti itu telah menjadi bahan pertimbangan penting bagi pemerintah lokal dalam pembangan dan implementasi kebijakan-kebijakannya. Hasil survey menunjukkan bahwa hampir seluruh responden menyatakan perlunya menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan laut untuk kelanjutan pencaharian mereka, karena mereka sadar bahwa pencemaran lingkungan perairan sudah tidak dapat ditolelir lagi. Kegiatan usaha budidaya perikanan berkembang seiring dengan penurunan produktivitas perikanan tangkap sejak periode tahun 1990. Namun, usaha budidaya tersebut masih terkendala oleh banyak hal, termasuk penjarahan dan penurunan kualitas perairan. Dengan kendala-kendala yang cukup signifikan tersebut, pada saat ini, hanya sebagian masyarakat yang masih melanjutkan usaha budidaya di Segara Anakan. Di antara masyarakat yang masih melanjutkan usaha budidaya, yaitu terutama masyarakat Dusun Bondan, upaya penyesuaian lebih lanjut yang dilakukan adalah menghindari penggunaan input secara intensif; dalam hal ini, pembudidaya hanya mengandalkan teknik-teknik tradisional dan berharap untuk memperoleh pendapatan tambahan dari pemasangan bubu untuk mengumpulkan udang alam. Di samping itu,