KESIMPULAN DAN SARAN Community resilience model in segara anakan lagoon
Nomor Teks
Halaman 25. Uraian Rasionalisasi Penilaian Kriteria Belajar Hidup dalam
Perubahan dan Ketidakpastian 94
26. Uraian Rasionalisasi Penilaian Kriteria Menjaga Keberagaman untuk Reorganisasi dan Pembaharuan
94 27. Uraian Rasionalisasi Penilaian Kriteria Mengkombinasikan
Berbagai Ragam Pengetahuan 95
28. Uraian Rasionalisasi Penilaian Kriteria Menciptakan Kesempatan untuk Pengorganisasian secara Mandiri
95 29. Indikator Pengaruh Stakeholder terhadap Pembangunan Wilayah
Pesisir 98
30. Kriteria dan Skoring Kondisi Aset Alam 101
31. Kriteria dan Skoring Kondisi Aset Manusia dengan Indikator Pendidikan dan Kesehatan
102 32. Kriteria dan Skoring Kondisi Aset Sosial
102 33. Kriteria dan Skoring Kondisi Aset Keuangan
103 34. Kriteria dan Skoring Kondisi Aset Buatan
103 35. Skor Saaty yang Digunakan dalam FGD Penelitian Resiliensi
Masyarakat di Laguna Segara Anakan 105
36. Batas Administrasi Desa-Desa di Kampung Laut 116
37. Sebaran Penduduk Desa Usia 10 Tahun ke atas di Kampung Laut berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Utama, 2003 - 2008
116 38. Jenis Biota Laut yang Tertangkap di Laguna Segara Anakan
117 39. Potensi Pariwisata di Kawasan Laguna Segara Anakan
118 40. Klasifikasi Umur Responden Utama di Lokasi Penelitian
119 41. Jenis Kelamin Responden Utama di Lokasi Penelitian
119 42. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden Utama di Lokasi
Penelitian 119
43. Klasifikasi Responden Utama di Lokasi Penelitian menurut Jumlah Tanggungan Keluarga
120 44. Asal Responden Utama di Lokasi Penelitian
120 45. Komponen Utama Model SES di Segara Anakan
122 46. Hubungan antar Komponen dalam SES Segara Anakan
123 47. Jenis-Jenis Alat Tangkap yang Beroperasi di Laguna Segara
Anakan 125
48. Perkembangan Praktek Perikanan terkait Dinamika Kondisi Ekologis Sumberdaya Alam di Segara Anakan
126 49. Destruktivitas Alat terkait Perilaku Nelayan Kampung Laut
128 50. Karateristik Pengguna Sumberdaya di Laguna Segara Anakan
142
xxviii
Nomor Teks
Halaman 51. Identifikasi Permasalahan dan Solusi yang Dilaksanakan di
Laguna Segara Anakan 142
52. Tingkat Pendidikan Kecamatan Kampung Laut 2008 146
53. Rasio Sekolah, Murid dan Guru di Kecamatan Kampung Laut 2008
147 54. Stakeholder Pengelolaan Kawasan Laguna Segara Anakan
150 55. Praktek Pengelolaan Tradisional Sumberdaya Perikanan di Laguna
Segara Anakan berdasarkan Fase Siklus Pengelolaan Adaptif Holling 1986, Gunderson et al, 1995
162
56. Siklus Adaptif Sosial-Ekologi di Laguna Segara Anakan 163
57. Dinamika Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Laguna Segara Anakan
169 58. Faktor Kunci yang Dapat Memperlemah Resiliensi SES di Laguna
Segara Anakan 169
59. Faktor Kunci yang Dapat Memperkuat Resiliensi SES di Laguna Segara Anakan
170 60. Analisis Kerentanan di Laguna Segara Anakan
175 61. Dampak Resiko dari Kelompok Rentan terhadap Tekanan Alam
Pesisir dan Laut pada Masyarakat di Kawasan Laguna Segara Anakan
176
62. Tekanan Masyarakat pada Sumberdaya Alam di Kawasan Laguna Segara Anakan
177 63. Kondisi Aset Kapital di Kawasan Laguna Segara Anakan
178 64. Kondisi Aset Alam di Kawasan Laguna Segara Anakan
179 65. Kondisi Aset Manusia dengan Indikator Pendidikan dan Kesehatan
di Kawasan Laguna Segara Anakan 180
66. Kondisi Aset Sosial di Kawasan Laguna Segara Anakan 182
67. Kondisi Aset Keuangan di Kawasan Laguna Segara Anakan 184
68. Kondisi Aset Buatan di Kawasan Laguna Segara Anakan 186
69. Perubahan Aset Alam di Kawasan Laguna Segara Anakan 188
70. Sistem Insentif Berbasis Masyarakat di Laguna Segara Anakan 190
71. Perbandingan Penilaian terhadap Berbagai Kriteria untuk Setiap Pilihan Sistem Insentif Pengelolaan Sumberdaya di Laguna Segara
Anakan 191
72. Persepsi Masyarakat Lokal terhadap Kondisi Sumberdaya di laguna Segara Anakan
197 73. Nilai Eksternalitas Positif dan Negatif dari Laguna Segara Anakan
200 74. Analisis Biaya Manfaat untuk Penanganan Eksternalitas di Laguna
Segara Anakan 201
xxix
Nomor Teks
Halaman 75. Adaptasi yang Dilakukan Masyarakat di Laguna Segara Anakan
sebagai Respon atas Suatu Kejadian 203
76. Nilai Bobot Kriteria untuk Pengelolaan Sumberdaya di Laguna Segara Anakan
206
xxx
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks
Halaman 1. Pengurangan Luas Laguna Segara Anakan
3 2. Produksi Perikanan Tangkap Air Payau dan Perairan Umum
Sungai di Kabupaten Cilacap, 2001-2009 Sumber: BPS 2010 5
3. Perbandingan Produksi terhadap Nilai Volume Ikan dan Udang di Kabupaten Cilacap, 1998-2009 Sumber: BPS, 2010
5 4. Siklus Kerusakan Lingkungan di Segara Anakan Al Amin, 2002
7 5. Sedimentasi di Kawasan Laguna Segara Anakan
9 6. Kerangka Permasalahan di Laguna Segara Anakan dengan
Pendekatan DPSIR 10
7. Kerangka Pemikiran Model Resiliensi Masyarakat di Segara Anakan diadaptasi dari Turner et al., 2003
12 8. Model Konseptual dari SES Anderies et al., 2004
22 9. Sistem Sosial-Ekologis Berkes and Folke, 2002
24 10. Keterkaitan antara Sistem Ekologi dan Sosial di Wilayah Pesisir
dan Laut Anderies, et.al, 2004 dalam Adrianto, 2006 25
11. Kerangka Kerentanan Turner et al., 2003 27
12. Siklus Adaptif dari Empat Fungsi Ekosistem R, K, Ω, α dan Alir
Kejadian Diantaranya Holling et al., 2000 38
13. Panarchy, Model Heuristic dari Tahapan Siklus Pembaruan Adaptif yang Menekankan Hubungan Interplay Lintas Skala Modifikasi
dari Gunderson and Holling, 2002 39
14. Tahapan Analisis Resiliensi Sosial-Ekologi Walker et al., 2002 42
15. Skema Coastal Livelihood System Analysis Adrianto, 2005 46
16. Kerangka Pemikiran Kehidupan Masyarakat Pantai Pomeroy et al, 2005
47 17. Langkah-Langkah Mendisain CLSA di Segara Anakan Diadaptasi
dari Emmerton, 2001 50
18. Langkah lengkap dalam mendisain CLSA di Segara Anakan Diadaptasi dari Emmerton, 2001
51 19. Check list tahap 1 CLSA
52 20. Check list tahap 2 CLSA
53 21. Check list tahap 3 CLSA
54 22. Check list tahap 4 CLSA
55 23. Check list tahap 5 CLSA
56 24. Kerangka Proses Focus Group Fern 2001
59 25. Lokasi Penelitian di Laguna Segara Anakan
75
Nomor Teks
Halaman 26. Diagram Alir Tahapan Penelitian dan Analisis Data
77 27. Kerangka Pengambilan Sampel
81 28. Sebaran Sampel di Kawasan Laguna Segara Anakan
82 29. Siklus Manajemen Adaptif USDA USDI, 1994
96 30. Kategori Stakeholder berdasarkan Tingkat Pengaruh dan
Kepentingan Brown et al, 2001 98
31. Kerangka Konseptual untuk Analisis Sistem Sosial-Ekologis 100
32. Kerangka Konseptual untuk Analisis Keberlanjutan Mata Pencaharian DFID, 2003
102 33. Model SES Segara Anakan dimodifikasi dari model Anderies,
2004 121
34. Alat Tangkap Jaring Apong 130
35. Hasil Tangkapan Jaring Apong 130
36. Alat Tangkap Jala 131
37. Alat Tangkap Bubu 132
38. Umpan Kepiting 132
39. Pengumpul Kerang 134
40. Proses Perebusan Kerang 134
41. Lahan Tambak di Dusun Bondan 136
42. Perumahan Petambak 136
43. Tempat Budidaya Kepiting 136
44. Lahan Budidaya Kepiting 136
45. Lahan yang Disiapkan untuk Budidaya Kepiting 136
46. Kepiting Hasil Tangkapan Nelayan 136
47. Ibu-Ibu Menanam Padi 137
48. Sawah di Desa Klaces 137
49. Proses Pengambilan Nira 139
50. Proses Perebusan Nira 139
51. Pengawet yang Digunakan dalam Perebusan 139
52. Kayu Bakar yang Digunakan Penderes 139
53. Proses Pencetakan Gula 139
54. Gula yang Sudah Dicetak 139
55. Lobster yang Dikeringkan 140
56. Jaring Sirang yang Digunakan untuk Menangkap Lobster 140
57. Kegiatan Penambangan Pasir di Plawangan Barat 140
xxxii
Nomor Teks
Halaman 58. Kayu Bakau yang Digunakan untuk Kayu Bakar
141 59. Mata Air yang Dibendung dan Dipasang Pompa
144 60. Pipa untuk Menyalurkan Air Tawar ke Bak-Bak Penampungan
144 61. Proses Pengangkutan Air Bersih
145 62. PLTS di Desa Ujung Alang
145 63. Tingkat Pendidikan Responden di Segara Anakan
146 64. SD Filial di Dusun Bondan
147 65. SD Induk di Desa Ujung Alang
147 66. Sarana Ibadah Agama Kristen
148 67. Kegiatan Perayaan Agama Islam
148 68. Sarana Transportasi Anak Sekolah
149 69. Sarana Transportasi Menuju Cilacap
149 70. Grafik Kepentingan dan Pengaruh dari Stakeholder terkait
Pengelolaan Kawasan Laguna Segara Anakan 152
71. Interaksi Kejadian Ekologis dengan Sosial pada Periode Tahun 1980- 1985
154 72. Interaksi Kejadian Ekologis dengan Sosial pada
Periode Tahun 1986 - 1990 156
73. Interaksi Kejadian Ekologis dengan Sosial pada Periode Tahun 1991 - 1995
158 74. Interaksi Kejadian Ekologis dengan Sosial pada
Periode Tahun 1996 - 2000 160
75. Interaksi Kejadian Ekologis dengan Sosial pada Periode Tahun 2001 – sekarang
161 76. Perubahan Persentase Keterlibatan Penduduk dalam Berbagai
Mata Pencaharian Prayitno, 2001; Anonim, 2005 167
77. Siklus Adaptasi Dinamika Sosial-Ekologi di Laguna Segara Anakan 171
78. Jenis Kelompok Mata Pencaharian yang Tersedia oleh Alam 173
79. Grafik Hasil CLSA di Laguna Segara Anakan 189
80. Persentase Responden yang Memiliki Skor Tinggi untuk Berbagai Faktor yang Mempengaruhinya
193 81. Kondisi Hutan Mangrove di Laguna Segara Anakan 2010
196 82. Pemanfaatan Mangrove sebagai Bahan Pembuatan Rumah 2010
196 83. Struktur Hirarki untuk MCDM pada Keberlanjutan Pengelolaan
Sumberdaya di Laguna Segara Anakan 204
84. Skor Akhir Prioritas Model Pengelolaan Sumberdaya di Laguna Segara Anakan Untuk Kriteria Ekonomi
206
xxxiii
Nomor Teks
Halaman 85. Skor Akhir Prioritas Model Pengelolaan Sumberdaya di Laguna
Segara Anakan untuk Kriteria Ekologi 207
86. Skor Akhir Prioritas Model Pengelolaan Sumberdaya di Laguna Segara Anakan untuk Kriteria Sosial
208 87. Pilihan-Pilihan Strategi untuk Meningkatkan Resiliensi Masyarakat
di Laguna Segara Anakan dengan Teknik SMART 209
88. Model Resiliensi Masyarakat di Laguna Segara Anakan 216
xxxiv
GLOSSARY
BPKSA Badan Pengelola Kawasan Segara Anakan
Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan-keuntungan yang diderita
atau dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain.
Kecamatan Kampung Laut
Adalah wilayah administratif di kawasan Segara Anakan dihuni sekitar 15.000 jiwa yang terbagi 4 Desa yakni Ujung
Gagak, Ujung Alang, Panikel dan Klaces dengan mata pencaharian masyarakat sebagai besar adalah nelayan dan
petani.
Kerentanan atau vulnerability yang dimaksudkan dalam disertasi ini
adalah atribut yang potensial dari suatu sistem untuk dirusakkan oleh dampak-dampak yang eksogenous.
KPSKSA Kantor Pengelola Sumberdaya Kawasan Segara Anakan
Laguna adalah estuaria yaitu bentuk teluk di pantai yang sebagian
tertutup, dimana air tawar dan air laut bertemu untuk bercampur.
Laguna Segara
Anakan merupakan pertemuan muara Sungai Citanduy, Cibeureum,
Cimeneng dan Cikonde, serta beberapa anak sungai. Segara Anakan adalah ekosistem estuaria yang unik dan
khas di Pantai Selatan Pulau Jawa berfungsi sebagai daerah asuhan nursery ground, tempat berpijah spawning ground,
mencari makan feeding habitat berbagai jenis biota akuatik seperti ikan, udang, dan kepiting. Disamping juga sebagai
habitat berbagai burung dan binatang lainnya.
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup dalam batas-batas geografis,
terlibat dalam interaksi sosial, memiliki satu atau lebih ikatan psikologis antara satu dengan lainnya, dan ikatan dengan
tempat tinggal.
MCDM Multi Criteria Decision Making
Model adalah abstraksi atau penyederhanaan dari sistem yang
sebenarnya Hall and Day, 1977. Model merupakan suatu penggambaran abstrak dari dunia nyata riil, yang akan
bertindak seperti dunia nyata untuk aspek-aspek tertentu.
Pembangunan berkelanjutan
dapat didefinisikan sebagai ”upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumberdaya ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan” UU No 23 Tahun 1997. Pembangunan berkelanjutan juga dapat didefinisikan sebagai
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya WCED 1987.
Panarchy adalah suatu kerangka dalam pengelolaan sumberdaya yang
menggambarkan suatu siklus adaptif dalam merespon lingkungan melalui empat fase berulang yaitu eksploitasi,
konservasi, kerusakan dan reorganisasi.
PCRA Partisipatory Coastal Resources Assessment
Resiliensi atau Resilience yang dimaksudkan dalam disertasi ini adalah
kemampuan dari sebuah ekosistem untuk mentolerir perubahan tanpa menyebabkan pengurangan kondisi
kualitatifnya.
Resiliensi masyarakat
adalah tindakan belajar hidup dalam perubahan dan ketidakpastian, menjaga keberagaman untuk reorganisasi
dan pembaharuan, mengkombinasikan berbagai ragam pengetahuan, dan menciptakan kesempatan untuk
pengorganisasian secara mandiri yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi perubahan ekologis.
SACDP Segara Anakan Conservation and Development Project
Segara Anakan
adalah perairan estuarin semi tertutup karena ada Pulau Nusakambangan sebagai barierpenghalang, namun efek
hidro-osenografi Samudera Hindia masih berpengaruh melalui pintu Plawangan Barat dan Plawangan Timur.
SES Social-Ecological System atau sistem sosial-ekologi yang
dalam disertasi ini mengacu pada definisi yang dikembangkan oleh Anderies et al 2002 yaitu sebuah sistem
dari unit biologiekosistem yang dihubungkan dan dipengaruhi oleh satu atau lebih sistem sosial.
xxxvi