Kerentanan Vulnerability TINJAUAN PUSTAKA

yang mungkin tidak diharapkan perbaikan sistem pada kondisi sebelumnya dapat menjadi kompleks, dengan biaya tinggi dan kadang-kadang tidak mungkin terjadi Holling, 1973. Untuk mengantisipasi tantangan yang dihadapi saat ini diperlukan perspektif, konsep dan alat mengenai dinamika sistem kompleks dan implikasinya terhadap keberlanjutan. Hal ini menuntut perubahan kebijakan yang sebelumnya ditujukan untuk mengontrol perubahan dalam sistem yang diasumsikan stabil, menjadi pengelolaan kapasitas sistem sosial-ekologis untuk menghadapi, beradaptasi dan membentuk perubahan. Ketika suatu sistem kehilangan resiliensinya maka menjadi rentan untuk berubah. Folke et al. 2002 mengkaji resiliensi sosial-ekologi yang fokus utamanya adalah pada sistem ekologisnya. Mereka mengenali interaksi dengan sistem sosial bagaimanapun, dimana pengaruh resiliensi dari ekosistem dan kapasitasnya untuk menyediakan jasa ekosistem. Perhatian dalam hasil berkonsentrasi pada ekosistem dibandingkan sistem sosial. Pendekatan yang dilakukan dalam kajian ini adalah cara lainnya. Studi ini difokuskan pada konteks sosial, sambil mengenali bahwa itu adalah bergantung pada sistem ekologisnya. Resiliensi dalam sistem sosial akan menambah kapasitas manusia untuk mengantisipasi dan merencanakan masa depan, dimana dalam sistem manusia – alam, resiliensi ini disebut sebagai kapasitas adaptif. Pemahaman mengenai sistem kompleks digunakan sebagai penghubung antara ilmu sosial dan ilmu biofisik McIntosh et al., 2000; Kasperson et al., 1995; Berkes and Folke, 1998; Scoones, 1999; Gunderson and Holling, 2001; Berkes et al., 2002, dan menjadi penopang beberapa pendekatan terpadu seperti ilmu ekologi-ekonomi Costanza et al., 1993; 2001; Arrow et al., 1995 dan ilmu keberlanjutan Kates et al., 2001. Tinjauan lebih lanjut adalah mengenai resiliensi sosial-ekologis.

2.6.1. Resiliensi Sosial-Ekologis

Dalam konteks hubungan manusia dengan alam, resiliensi adalah kapasitas dari keterkaitan sistem ekologi dan sosial untuk menyerap gangguan yang berasal dari perubahan yang bersifat mendadak, sehingga mampu mempertahankan struktur dan proses yang esensial serta menyediakan umpan balik. Resiliensi merefleksikan derajat kemampuan sebuah sistem kompleks yang adaptif untuk untuk mengorganisasikan diri secara mandiri, serta derajat kemampuan sistem tersebut membangun kapasitas belajar dan beradaptasi. Sebagian dari kapasitas tersebut terdapat pada kemampuan regenerasi dari ekosistem dan kemampuan untuk tetap menghasilkan sumber daya dan jasa yang esensial bagi kehidupan manusia dan pengembangan masyarakat di dalam perubahan-perubahan yang terjadi Holling, 2001; Gunderson and Holling, 2002; Berkes et al., 2002; Adger et al., 2005. Pengertian resiliensi dalam sistem terpadu antara manusia dan alam atau resiliensi sosial-ekologi menurut Carpenter et al 2001 adalah: jumlah gangguan yang dapat diserap oleh sistem dan berada dalam keadaan yang sama, tingkatan dimana sistem memiliki kemampuan mengorganisis kembali dirinya, dan tingkatan dimana sistem mampu membuat dan meningkatkan kapasitas untuk belajar dan beradaptasi. Sistem sosial-ekologis yang kehilangan resiliensi disebut sebagai sistem yang rentan. Kehilangan resiliensi mengimplikasikan hilangnya kemampuan adaptasi, dimana dalam konteks resiliensi kemampuan adaptasi tidak hanya berarti kapasitas untuk merespon dalam domain sosial tetapi juga merespon sekaligus mewarnai dinamika ekosistem dan perubahan secara terinformasi Berkes et al., 2003. Variabel dan proses yang menyusun dinamika ekosistem dan sumber dari resiliensi sosial ekologis harus diketahui dan dikelola secara aktif agar mampu mengatasi perubahan dari perubahan cepat dan perubahan gradual. Hal tersebut memerlukan perluasan analisis ke skala spasial dan temporal yang lebih luas. Tantangannya adalah bagaimana membangun pengetahuan, insentif, dan kemampuan belajar dalam institusi dan organisasi pengelolaan agar memungkinkan pengelolaan adaptif pada ekosistem lokal, regional dan global. Dalam resiliensi, kemampuan adaptasi adalah kapasitas dari masyarakat dalam sebuah sistem sosial-ekologis untuk membangun resiliensi melalui aksi- aksi kolektif, sedangkan transformabilitas adalah kapasitas masyarakat untuk mengkreasi suatu sistem sosial-ekologis baru secara fundamental ketika kondisi ekologis, sosial, dan ekonomi yang ada tidak mampu lagi menopang sistem Walker et al., 2004.

2.6.1.1. Kategori Resiliensi Sosial-Ekologis

Sangat sulit ditemukan elemen yang bisa mempertahankan kapasitas adaptif dalam sistem sosial-ekologis di alam yang terus berubah ini. Sehubungan dengan itu, permasalahan bagaimana manusia merespon periode perubahan