Studi Komunitas Tinjauan Teori Sistem dan Studi Komunitas 1. Teori Sistem

kecil yang dikaji, dengan menelaah dimensi-dimensi kultural masyarakat secara rinci, untuk mendukung kajian dalam penelitian kuantitatif Faisal, 2004; Basrowi dan Sukidin, 2002. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berguna melihat secara detil dan mendalam bagaimana proses suatu dampak muncul dari perubahan sosial yang terjadi akibat perubahan ekologis. Penelitian juga dikombinasikan dengan rancangan penelitian studi kasus. Menurut Yin 2002 studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak nampak dengan tegas; dan dimana berbagai sumber dapat dimanfaatkan. Strategi penelitian studi kasus diterapkan pada suatu komunitas, karena sesuai dengan keterwakilannya dengan karakteristik permasalahan dan tujuan penelitian. Pemilihan strategi penelitian studi kasus didasarkan pada: 1 kesesuaian dengan pertanyaan penelitian yang bersifat eksploratif, 2 peluang peneliti sangat kecil untuk mengontrol peristiwagejala sosial yang hendak diteliti, dan 3 pumpunan penelitian adalah peristiwagejala sosial kontemporer masa kini dalam kehidupan nyata Yin, 1996 dalam Sitorus, 1998. Pumpunan penelitian kualitatif adalah aspek subjektif perilaku manusia, dimana subjektif berarti melihat dari sudut pandang subjek penelitian sebagai subjek penelitian, sehingga hubungan antara peneliti dan subjek penelitian dirumuskan sebagai hubungan inter-subjektivitas. Secara logis, dapat dikemukakan bahwa jika ingin melihat gejala sosial secara kritis, maka terlebih dahulu harus dipahami masyarakat dimana gejala sosial tersebut terjadi. Untuk memahami sifat kritis dan tujuan emansipasi, maka sudut pandang yang dibawakan tidak cukup sudut pandang peneliti saja, karena akan memunculkan kemungkinan biasrancu. Oleh karena itu dibutuhkan intersubjektivitas antara peneliti dengan subjek penelitian, sehingga peneliti benar-benar memahami secara benar masyarakat yang diteliti sekaligus memahami gejala sosial timbul. Teknik triangulasi berupa pengamatan, wawancara mendalam dan kajian data sekunder diperlukan untuk menangkap realitas sosial secara lebih valid. Dalam penelitian ini data-data induk yang ingin dikumpulkan merupakan informasi yang memiliki sifat realitas historis karena tentu saja keseluruhan terbentuk melalui perjalanan sejarah yang tidak terlepas dari perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan menelusuri secara prosesual fakta-fakta antar waktu yang menggambarkan perubahan-perubahan masyarakat. Khusus untuk memahami tindakan agresif masyarakat maka perlu mempelajari konflik-konflik yang terjadi antara masyarakat pendatang dan masyarakat lokal. Data kualitatif dianalisis dengan 3 tiga jalan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Miles and Huberman, 1992. Reduksi data berupa proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabtrakkan dan transformasi data kasar yang muncul secara tertulis di lapangan. Penyajian dimaksudkan adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan penarikan kesimpulan dalam hal ini mencakup juga verifikasi atas kesimpulan itu.

2.4. Sistem Sosial-Ekologis

Sistem sosial-ekologis social-ecological system - SES didefinisikan sebagai sistem yang terpadu dari alam dan manusia dengan hubungan yang timbal balik Berkes and Folke, 1998; Carpenter and Folke, 2006. Sementara itu menurut Anderies et al. 2004, sistem sosial-ekologis adalah sebuah sistem dari unit biologiekosistem dihubungkan dengan dan dipengaruhi oleh satu atau lebih sistem sosial. Suatu sistem ekologis dapat digambarkan sebagai suatu sistem unit biologi atau organisme yang saling tergantung. Sosial sederhananya berarti membentuk ko-operasi dan hubungan saling tergantung dengan orang yang lain Merriam-Webster Online Dictionary, 2004. Dalam pendekatan SES ini unit analisisnya adalah unit sosial-ekologi social-ecological unit. Unit sosial ekologi sangat relevan di laguna Segara Anakan, mengingat pada dasarnya dinamika wilayah ini adalah interaksi bersama – sama co exist antara dinamika sosial ekonomi dan ekosistem. Pengelolaan yang berbasis pada pendekatan ini adalah pengelolaan berbasis sosial ekosistem, yang pada dasarnya adalah integrasi antara pemahaman ekologi dan nilai – nilai sosial ekonomi. Tujuan dari pengelolaan berbasis sosial ekologi adalah memelihara dan menjaga kelestarian serta integritas ekosistem, sehingga pada saat yang sama mampu menjamin keberlanjutan suplai sumberdaya untuk kepentingan sosial ekonomi manusia.