Resiliensi Masyarakat Community Resilience

Fase eksploitasi dan konservasi merupakan bagian dari siklus pembaruan adaptif yang merupakan perhatian utama dalam pengelolaan sumberdaya konvensional, sementara fase pelepasan dan fase reorganisasi lebih banyak diabaikan. Kedua fase ini, yang dalam resiliensi disebut sebagai `back-loop` memiliki nilai penting yang sama dengan kedua fase lainnya dalam dinamika sistem secara keseluruhan Gunderson and Holling, 2002; Berkes et al., 2003. Pandangan ini menekankan bahwa gangguan merupakan bagian dari perkembangan, dan periode perubahan gradual dan periode transisi cepat berada bersama-sama dan saling melengkapi satu sama lain. Gambar 13. Panarchy, Model Heuristic dari Tahapan Siklus Pembaruan Adaptif yang Menekankan Hubungan Interplay Lintas Skala Modifikasi dari Gunderson and Holling, 2002 Konektor pada Gambar 13 dengan label revolt dan remember merupakan contoh dari hubungan interplay lintas skala yang signifikan dalam konteks membangun resiliensi. Contoh ekologis dari revolt perubahan cepat adalah kebakaran kecil pada permukaan tanah yang menyebar hingga ke pucuk dari sebuah pohon, kemudian ke sekumpulan pohon dalam hutan, dan akhirnya membakar seluruh pohon yang ada dalam hutan. Setiap tahap dalam urutan kebakaran tersebut menggerakkan gangguan ke bagian yang lebih luas dan level yang lebih rendah. Remember mengingat adalah koneksi lintas skala yang penting dalam waktu perubahan, pembaruan dan reorganisasi. Sebagai contoh mengikuti kebakaran yang terjadi di sebuah ekosistem hutan, fase reorganisasi akan dipengaruhi oleh cadangan benih, struktur fisik dan spesies yang bertahan hidup, yang terakumulasi selama siklus pertumbuhan sebelumnya dari hutan tersebut, serta ditambah dari lansekap yang lebih luas di sekitarnya. Jadi kemampuan pembaruan dan reorganisasi ke keadaan ekosistem yang diinginkan menurut perspektif manusia setelah terjadinya gangguan akan sangat tergantung pada pengaruh kondisi dan dinamika pada skala sebelum, sesudah, dan lintas waktu. Setiap level berjalan berdasarkan lajunya sendiri. Memori adalah akumulasi pengalaman dan sejarah dari sistem, yang menyediakan konteks dan sumber dari pembaruan, rekombinasi, inovasi, kebaruan, atau pengorganisasian diri setelah terjadinya gangguan. Dengan demikian panarchy selain kreatif juga konservatif melalui keseimbangan dinamika antara perubahan cepat dan memori, serta antara gangguan, diversitas dan dinamika hubungan lintas skala. Keberlanjutan berlangsung pada saat yang bersamaan dengan waktu perkembangan Holling, 2001. Untuk mengantisipasi tantangan yang dihadapi saat ini diperlukan perspektif, konsep dan alat mengenai dinamika sistem kompleks dan implikasinya terhadap keberlanjutan. Hal ini menuntut perubahan kebijakan yang sebelumnya ditujukan untuk mengontrol perubahan dalam sistem yang diasumsikan stabil, menjadi pengelolaan kapasitas sistem sosial-ekologis untuk menghadapi, beradaptasi dan membentuk perubahan. Pengelolaan ekosistem yang berhasil membutuhkan monitoring dan pemahaman ekologis serta kapasitas institusi untuk merespon umpan balik dari lingkungan Hanna et al., 1996, Berkes and Folke, 1998, Danter et al., 2000 dan kemauan serta persepsi politis yang memungkinkan pola pengelolaan tersebut terjadi. Dengan merespon dan mengelola umpan balik dari ekosistem kompleks adaptif, maka pengelolaan adaptif berpotensi untuk mencegah kesalahan pengelolaan sumberdata alam yang akan mengancam keberadaan berbagai aktivitas sosial dan ekonomi Holling and Meffe, 1996.