Kerentanan, Kondisi SES dan Pengembangan Pencaharian

terjadi secara cepat dan lambat. Dan ada dinamika ekonomi berisi struktur mata pencaharian, struktur pendapatan, kondisi aset kapital. Karakteristik internal ini akan keluar sebagai resiliensi untuk menghadapi tekanan politik, kebijakan dan alam. Karakteristik internal itu dapat diperkuat dengan intervensi-intervensi prioritas, melalui perubahan pada dinamika ketiga aspek, yaitu sosial, ekologi dan ekonomi. Implikasinya masyarakat di Kawasan Segara Anakan terutama nelayan dapat memperbaiki taraf hidupnya, karena mereka memang sangat tergantung dan berkepentingan dengan sumberdaya laguna. Namun demikian masyarakat nelayan relatif marginal secara ekonomi sehingga posisi sosialnya diantara masyarakat yang lain juga kurang diperhitungkan sebagaimana tercermin dalam analisis stakeholder bahwa nelayan merupakan stakeholder primer.

5.6.4. Strategi Implementasi Kebijakan

Berdasarkan hasil-hasil kajian, studi literatur dan FGD yang dimaksudkan untuk melengkapi penelitian disertasi ini, terdapat beberapa strategi yang perlu dipertimbangkan dan diperkirakan dapat meningkatkan efektivitas model peningkatan resiliensi sebagaimana dideskripsikan di atas. Strategi-strategi tersebut adalah: pengerukan laguna secara reguler, pemberian berbagai insentif, pembangunan infrastruktur ekonomi, pengembangan SDM, pembuatan sudetan dan pengembangan usaha budidaya perikanan di lahan mangrove yang terbengkalai. 1. Penggabungan dua atau beberapa bentuk intervensi Empat bentuk intervensi utama yang disarankan melalui model yang dirumuskan dalam disertasi ini menurut hasil penelitian lain akan lebih efektif apabila dilaksanakan secara simultan. Ini terutama terkait dengan potensi eksternalitas negatif dan atau sisi lemah dari masing-masing strategi tersebut. Sebagai contoh, upaya pengerukan selama ini sudah dilakukan dan membawa dampak posisitf terhadap aspek social maupun ekologis. Namun, pengerukan laguna, sebagimana dibahas dalam disertasi ini, juga memunculkan sejumlah masalah, misalnya konflik terkait ‘disposal’. Oleh karena itu, penggabungan strategi ini dengan strategi lain secara simultan, misalnya dengan pengembangan budidaya menjadi relevan. Perebutan tanah disposal hasil pengerukan dapat dikurangi apabila sebagian masyarakat telah mendapatkan peluang ekonomi lain yang tidak membutuhkan disposal, misalnya kegiatan budidaya. Dengan analogi yang sama, penggabungan-penggabungan strategi harus dilihat sebagai bagian penting dari upaya penerapan strategi-strategi sebagaimana diusulkan melalui disertasi ini. 2. Minimalisasi eksternalitas negatif dari penerapan intervensi Seperti diungkapkan di atas, penerapan strategi apapun, selain berpotensi memperbaiki karakter internal dalam sistem SES di Segara Anakan juga dapat menimbulkan dampak atau eksternalitas negatif. Selain dengan menggabungkan dua strategi atau lebih, penanganan eksternalitas negative juga dapat dilakukan dengan menerapkan perencanaan komplementer lain, yang tidak disebutkan dalam daftar strategi yang direkomendasikan. Sebagai contoh, pembuatan sudetan dampak negatif yang dapat ditimbulkannya adalah berubahnya fungsi ruang di sekitar Kecamatan Kalipucang, Pangendaran dan sekitarnya; pengerukan laguna Pengerukan sedimen disposal area di Kawasan Segara Anakan kurang lebih 600 ha, yang bertujuan untuk memperluas penampang air Segara Anakan dan mengembalikan fungsi sebagian kawasan Segara Anakan sebagai sumber nutrisi untuk biota perairan. Untuk pembuatan sudetan, dampak negatif tersebut dapat disiasati dengan atau melalui perbaikan DAS bisa berupa penghijauan, pencegahan erosi, mengembangkan hutan rakyat, perbaikan terasering, peningkatan daya tangkap air di areal permukiman dan pertanian, penerapan drainase ramah lingkungan, dan pembuatan embung-embung kecil. 3. Memfasilitasi ko-evolusi sistem sosial ekologis yang positif Sebagaimana dipaparkan dalam analisis sejarah, output dari interaksi antara dinamika ekologis yang terjadi di Segara Anakan, termasuk yang terkait dengan proses sedimentasi dengan kondisi sosial masyarakat adalah penyesuaian-penyesuaian gradual ko-evolusi, baik di sisi alam maupun sisi manusianya, baik kearah positif maupun negatif. Detil dari strategi-strategi yang diusulkan melalui disertasi ini dapat diarahkan untuk memfasilitasi perubahan-perobahan positif tersebut. Artinya, strategi-strategi umum tersebut dapal implementasinya peru dirinci lagi dan dipilih interpretasi operasionalnya sehingga output positif dapat terjadi secara maksimal. Misalnya, terkait strategi pengembangan SDM, salah satu interpretasi yang relevan adalah pengembangan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat untuk lebih mampu beradaptasi melalui pengembangan usaha di bidang pertanian, yang telah terbukti mampu menyelamatkan masyarakat dari dampak yang lebih besar dari adanya penyusutan laguna. 4. Penataan ruang Prasyarat utama yang diperlukan untuk penerapan strategi-strategi di atas adalah penataan ruang. Dampak positif yang diharapkan dapat dimaksimalkan sedang dampak negatif dapat diminimalkan apabila implementasi strategi tersebut telah memperhitungkan sisi keruangan yang disusun atas dasar berbagai pertimbangan, termasuk sistem sosial ekologis, politis maupun aspek-aspek relevan lainnya. Aspek politis penting yang perlu dipertimbangkan adalah tindak lanjut penetapan kawasan Pangandaran, Kali Pucang, Segara Anakan dan Nusa Kambangan Pacangsanak sebagai Kawasan Strategis Nasional dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Tata ruang dan implikasi penerapan strategi akan memungkinkan terlaksananya pola penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan sebagaimana dimaksudkan dalam tujuan penerapan- penerapan strategi tersebut di atas.