Identifikasi Tekanan dan Gangguan Penyebab Kerentanan

Hasil observasi dan FGD yang melibatkan masyarakat lokal secara partisipatif di Laguna Segara Anakan memberikan gambaran tentang seluruh komponen asat alam di lokasi penelitian, meliputi : 1 laguna, 2 mangrove, 3 ekosistem pesisir, 4 oceanografi, 5 pantai, 6 air bersih, 7 lahan pekarangan dan perkebunan, 8 pertanian, 9 perikanan, dan 10 peternakan. Tabel 64 berikut menunjukkan skor yang merepresentasikan kondisi aset alam di desa-desa di Kecamatan Kampung Laut. Rendahnya skor aset alam mencerminkan buruknya kondisi sumberdaya alam, dan rendahnya dukungannya bagi perkembangan sistem sosial ekonomi komunitas masyarakat Segara Anakan, yang mayoritas mengantungkan kehidupan di sektor pertanian dan perikanan, dua sektor ekonomi yang sangat tinggi tinggi ketergantungannya terhadap SDA. Tabel 64. Kondisi Aset Alam di Kawasan Laguna Segara Anakan No Aset Alam Desa Panikel Ujunggagak Ujungalang Klaces 1 Laguna 1 1 2 1 2 Mangrove 1 1 2 1 3 Ekosistem pesisir 2 2 2 2 4 Oceanografi 1 1 1 1 5 Pantai 0 0 0 0 6 Air bersih 1 1 3 3 7 Lahan pekarangan 2 2 1 1 8 Pertanian 2 2 1 2 9 Perikanan 1 1 2 1 10 Peternakan 1 1 1 1 Jumlah 12 12 15 13 Keterangan : 0 = tidak ada aset alam 1 = kondisi aset alam yang bisa dimanfaatkan hanya sebagian kecil saja 2 = kondisi aset alam yang bisa dimanfaatkan sebagian saja 3 = Kondisi aset masih bisa dimanfaatkan dengan baik Sumber : Data Primer 2010 Kondisi aset alam ini sangat menentukan keberlanjutan penghidupan masyarakat di Laguna Segara Anakan, terutama nelayan yang sangat bergantung pada luasan dan kondisi laguna. Skor aset alam yang kurang dari 16 dari total skor yang ada menunjukkan bahwa kondisi aset alam ini perlu mendapat perhatian khusus karena berhubungan dengan daya dukung dan nilai manfaat bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat. Degradasi lingkungan yang terjadi berupa penyusutan laguna akibat sedimentasi yang terjadi secara terus menerus dengan cepat. Demikian pula halnya dengan ekosistem mangrove, yang secara jumlah sepertinya makin meluas namun kondisinya kurang mendukung untuk penangkapan sumberdaya ikan.

5.2.4.2. Aset Manusia

Kondisi aset manusia yang diidentifikasi dalam analisis ini mencakup komponen-komponen kemampuan, keterampilan dan kapasitas sumberdaya manusia dengan mengacu pada Dharmawan 2006. Komponen-komponen tersebut mempunyai arti yang sangat penting untuk mengolah empat aset penghidupan lainnya. Kondisi yang baik pada komponen-komponen tersebut memungkinkan manusia sebagai pembentuk masyarakat mampu mengembangkan strategi pemanfaatan berbagai jenis sumberdaya secara optimal. Selanjutkan, pemanfaatan optimal akan mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya lainnya. Dalam hal ini, faktor-faktor penting yang pada umumnya menentukan kondisi aset manusia adalah pendidikan dan kesehatan. Dalam penelitian disertasi di laguna Segara Anakan ini, teridentifikasi sejumlah faktor penting sumberdaya manusia, yang meliputi aspek pendidikan fisik dan sosial seperti keterampilan, pengetahuan, kemampuan untuk berusaha dan kesehatan yang memungkinkan seseorang melaksanakan strategi penghidupan serta mencapai tujuan penghidupan mereka. Tabel 65 memperlihatkan hasil pengukuran skor yang merepresentasikan kondisi dari aspek-aspek tersebut. Tabel 65. Kondisi Aset Manusia dengan Indikator Pendidikan dan Kesehatan di Kawasan Laguna Segara Anakan No. Aset manusia Desa Panikel Ujunggagak Ujungalang Klaces 1 Pendidikan a Fisik a1 Sarana prasarana 2 2 2 3 a2 Biaya sekolah 2 2 2 2 a3 Jumlah guru 1 1 1 2 b Sosial b1 Kesadaran 2 2 2 2 b2 Partisipasi 2 2 3 2 b3 Pendidian masyarakat 1 1 1 1 b4 Keterampilan berusaha 2 1 1 1 2 Kesehatan a Sarana prasarana 2 2 2 3 b Tenaga ahli 1 1 1 2 c Pelayanan 2 2 2 2 d Kesadaran masyarakat 2 2 2 2 e Partisipasi masyarakat 2 2 2 2 Jumlah 21 20 21 24 Keterangan : 0 = tidak ada, 1 = buruk, 2 = sedang, 3 = baik Data Primer 2010 Indikator pendidikan baik fisik maupun sosial menunjukkan kecendeungan kurang. Secara fisik ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan untuk tingkat SMA hanya ada di desa Klaces sebagai ibukota kecamatan. Pendidikan dasar meliputi PAUD, SD dan SMP cukup minim. Sebagai contoh, kondisi sekolah dasar, hanya SD induk saja yang memiliki fasilitas lengkap. Selebihnya untuk SD filial, kondisinya cukup memprihatinkan. Tenaga guru yang masih honorer, dengan latar pendidikan SMP atau SMA tentunya mempengaruhi kualitas pendidikan SDM ke depannya. Kondisi aset manusia dilihat dari indikator kesehatan yang teridentifikasi meliputi : 1 Sarana dan prasarana, 2 Tenaga ahli, 3 Pelayanan, 4 Kesadaran masyarakat, dan 5 Partisipasi masyarakat. Di Kecamatan Kampung Laut hanya terdapat 1 unit Puskesmas di Desa Klaces, termasuk tenaga Dokternya 1 orang. Bidan serta dukun bayi telah ada di semua desa. Potensi manusia baik yang diperoleh sebagai hasil pengembangan diri, melalui pendidikan maupun potensi yang terkait dengan kualitas kesehatan, daya tahan, kecerdasan dan faktor-faktor genetis lainnya merupakan bagian dari sumberdaya yang tak ternilai. Di tingkat rumah tangga, ukuran sumberdaya manusia meliputi jumlah dan mutu tenaga kerja yang ada. Tingkat sumberdaya manusia di tiap keluarga bervariasi sesuai tingkat keterampilan, pendidikan, kepemimpinan dan kondisi kesehatan. Dalam hal partisipasi masyarakat terhadap kesehatan di semua desa temasuk dalam kategori sedangcukup sedangkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan masih burukkurang. Hal ini ditunjukkan dengan kesadaran masyarakat menangani sampah domestik dengan kebiasaan membuang sampah ke laguna. Tingkat konsumsi ikan masyarakat memang tinggi, mengingat hampir tiap hari bisa dikatakan makan ikan ataupun kerang. Namun hal ini juga memicu terjadinya kelahiran bayi dengan kelainan.

5.2.4.3. Aset Sosial

Aset sosial yang dimaksudkan dalam pendekatan CLSA adalah sumberdaya sosial yang bermanfaat dan digunakan masyarakat untuk mencapai tujuan penghidupan mereka, yang umumnya bersifat intangible, tidak mudah untuk diukur karena berkaitan dengan perubahan struktur dan proses, namun nilai memiliki nilai manfaat bagi masyarakat.