sehingga suhu pusat produk mencapai -18
o
C. PT Makmur Jaya Sejahtera memiliki 2 ruang ABF dengan kapasitas masing-masing ruang sebesar 10-15 ton.
Ruang ABF tersebut dilengkapi dengan alat pengatur dan monitor suhu yang terdapat di bagian luar ruang ABF sehingga dapat dilihat dengan mudah.
Monitoring suhu ABF dilakukan setiap jam oleh operator. Pengawasan dan verifikasi dilaporkan dalam Form 6. Record of cold storage and air blast freezer
temperature Lampiran 19. Berdasarkan record tersebut diketahui bahwa rata-rata suhu ruang ABF I dan II masing-masing sebesar -24
o
C dan -32,5
o
C. Keuntungan pembekuan menggunakan ABF adalah dapat digunakan untuk
membekukan segala macam produk dengan bentuk dan ukuran yang berlainan serta mudah dalam pengoperasiannya. Sedangkan kekurangan pembekuan
menggunakan ABF adalah memerlukan sejumlah besar udara untuk memindahkan sejumlah panas, waktu pembekuan yang relatif panjang, dan membutuhkan
ruangan yang lebih besar Johnston et al. 1994.
4.1.2.17 Pengecekan checking
Proses pengecekan dilakukan pada produk tuna loin beku yang sudah dikemas sebelum dilakukan proses pengepakan. Proses ini dilakukan dengan cara
melihat ada tidaknya kotoran dan tulang yang melekat pada produk tuna loin beku. Selain itu juga dilakukan pengecekan pada kondisi plastik OTR, apabila
terjadi kebocoran pada plastik OTR, maka harus dilakukan penggantian plastik dan pemvakuman ulang.
4.1.2.18 Penimbangan III, pengemasan, dan pelabelan weighing II, packing,
and labelling
Penimbangan III dilakukan untuk memperoleh berat akhir produk tuna loin beku yang akan dikemas dalam master carton. Proses penimbangan
dilakukan menggunakan timbangan digital yang telah dikalibrasi dan dilakukan secara manual oleh pekerja. Berat produk dicatat dalam laporan timbang.
Monitoring dan
verifikasi kalibrasi
timbangan dilaporkan
dalam Form 12. Record of internal calibration Lampiran 21. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan diketahui bahwa master carton yang digunakan untuk pengepakan produk tuna loin beku memiliki kapasitas sebesar 30 Lbs atau sekitar
13,59 kg. Selanjutnya dilakukan proses pengemasan produk dengan cara
membungkus produk tuna loin beku menggunakan plastik vakum yang telah diberi label kemudian dilakukan pemvakuman. Label yang digunakan berisi
informasi mengenai jenis produk, informasi gizi nutrition fact, komposisi produk ingredients, petunjuk penanganan, nama perusahaan, dan asal
negara. Selanjutnya produk tuna loin beku dimasukkan ke dalam master karton. Pada proses penyusunan produk dalam master carton, dilakukan pemberian busa
tipis kedap air. Penggunaan busa bertujuan untuk menghindari benturan dan mengurangi risiko kerusakan produk serta mencegah kebocoran plastik vakum
selama proses distribusi dan transportasi ke negara tujuan ekspor, karena apabila terjadi kebocoran, maka produk tuna loin beku akan mengalami penurunan mutu.
Pada bagian luar master carton juga terdapat label yang berisi informasi mengenai nama perusahaan, spesifikasi produk, asal negara, nomor approval, ukuran, berat,
dan tanggal produksi. Setelah master carton penuh kemudian direkatkan menggunakan lackband bening berukuran besar.
4.1.2.19 Penyimpanan dalam cold storage
Menurut standar proses pengolahan tuna loin beku di PT Makmur Jaya Sejahtera, penyimpanan produk tuna loin beku dilakukan dalam cold storage
dengan suhu operasi sebesar -25
o
C ± 1
o
C untuk mempertahankan suhu pusat ikan
≤ -18
o
C. Penyusunan produk dalam cold storage harus dilakukan dengan rapi menggunakan alas berupa pallet untuk sirkulasi udara dan agar master carton
tidak bersentuhan langsung dengan lantai cold storage. Penyusunan produk di dalam cold storage disesuaikan dengan jenis produknya. Antara produk yang
satu dengan yang lain jaraknya diatur sedemikian rupa agar sirkulasi udara di cold storage dapat berjalan dengan baik. PT Makmur Jaya Sejahtera memiliki
2 ruang cold storage yaitu cold storage I untuk penyimpanan bahan baku beku frozen fish dengan kapasitas sebesar 400 ton dan cold storage II
untuk penyimpanan produk akhir dengan kapasitas sebesar 600 ton. Ruang
cold storage tersebut dilengkapi dengan alat pengatur dan monitor suhu yang terdapat di bagian luar ruang cold storage sehingga dapat dilihat dengan mudah.
Monitoring suhu cold storage dilakukan setiap jam oleh operator. Pengawasan dan verifikasi dilaporkan dalam Form 6. Record of cold storage and
air blast freezer temperature Lampiran 19. Berdasarkan record tersebut
diketahui bahwa rata-rata suhu ruang cold storage I dan II masing-masing sebesar -20
o
C dan -20,5
o
C. Penyimpanan produk dalam cold storage dilakukan dengan menerapkan sistem First In First Out FIFO yaitu produk yang
pertama kali dimasukkan dalam cold storage maka harus dikeluarkan pada urutan pertama juga.
4.1.2.20 Pemuatan stuffing