menganalisanya. Penilaian risiko ini didasarkan pada hubungan antara exposure assessment yang di dalamnya terkait kemungkinan dan kejadian yang
timbul dengan karakterisasi dari bahaya dan efek yang timbul. Sebagai contoh untuk memperkirakan kasus ciguatera yang terjadi pada dua golongan
masyarakat yang berbeda yaitu masyarakat atoll di kepulauan Pasifik dan masyarakat di United Kingdom. Untuk kasus yang terjadi di kepulauan Pasifik
dapat dikatakan kemungkinan dari bahaya ciguatera tersebut memiliki peluang yang tinggi, sedangkan untuk kasus yang terjadi di United Kingdom,
dapat dikatakan memiliki peluang yang rendah. Hal ini disebabkan masih kuatnya hubungan epidemiologi pada masyarakat atoll di kepulauan Pasifik,
dimana bahaya ciguatera harus diterima sebagai kenyataan pada kehidupan sehari-hari sedangkan untuk masyarakat di United Kingdom, peluang terjadinya
bahaya tersebut jarang terjadi dari ikan-ikan karang yang diimpor Sumner et al. 2004.
2.7.2 Semi-quantitative risk assessment
Semi-quantitatif risk assessment dapat dilakukan dengan cara memadukan analisis risk assessment secara kuantitatif dan kualitatif dan mengekspresikannya
ke dalam bilangan numerik. Pada level rendah, sedang, dan tinggi tersebut kita dapat mengekspresikannya dalam angka-angka numeric sebelum data-data
tersebut diolah lebih lanjut, dengan kata lain analisis ini merupakan gabungan dari analisis kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisa bahaya yang ada
Sumner et al. 2004.
2.7.3 Quantitative risk assessment
Analisis bahaya ini dapat dilakukan dengan mengekspresikan semua kemungkinan bahaya atau risiko ke dalam bilangan numerik.
Quantitative risk assessment QRA digunakan untuk tujuan yang spesifik dan memberikan perkiraan risiko secara numerik. Penggunaan risk assessment
sangat penting dan sudah dikenal di berbagai negara. Selama beberapa tahun ini di dunia terjadi peningkatan risiko dalam hubungannya dengan
keamanan pangan secara umum dan keamanan dari produk-produk perikanan Sumner et al. 2004. Konsep quantitative risk assessment ini telah digunakan
oleh Lindqvist and Westoo 2000 untuk menganalisis konsumsi ikan asap di Swedia. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa konsumsi
ikan asap di negara tersebut dapat menyebabkan penyakit dengan kemungkinan sebanyak 47-2800 kasus atau bahaya dengan nilai tengah 168
.
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian “Evaluasi Risiko Semi-quantitative Kadar Histamin Ikan Tuna pada Proses Pembongkaran di Transit dan Pengolahan Produk Tuna Loin Beku”
dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2009, bertempat di PT Mulia Sejahtera Mandiri transit 14, PT Makmur Jaya Sejahtera
Muara Baru - Jakarta Utara, dan Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta BPMPHPK DKI Jakarta.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: daftar penilaian higiene tempat pembongkaran ikan transit dan daftar penilaian kelayakan dasar
Unit Pengolahan Ikan UPI yang mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan No. PER.011DJ-P2HP2007
tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Lampiran 3 dan 4, risk assessment spreadsheet yang mengacu pada
Ross and Sumner 2002 Lampiran 28 dan 29, cool box, pisau, talenan, timbangan digital, homogenizer, water bath, labu ukur 100 ml dan 50 ml,
gelas piala, tabung erlenmeyer, magnetic stirer, corong kaca, kertas saring, kolom kromatografi panjang 20 cm dan diameter 7 mm, tabung reaksi, pipet mikro,
pipet volumetrik, pipet tetes, kuvet, spektrofluorometer, cawan conway, buret, cawan petri, botol pengencer, bunsen, pH indikator, autoklaf, inkubator,
alat penghitung koloni coloni counter, dan stopwatch. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
sampel daging ikan tuna yellowfin Thunnus albacares atau ikan tuna big eye Thunnus obesus dari berbagai kualitas mutu, yaitu mutu A, B, C, D,
sampel ikan tuna pada proses pembentukan loin dan produk akhir tuna loin beku serta es curai. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kadar histamin,
antara lain: metanol pro analys, glass wool, resin
penukar ion
dowex 1-x800-100-mesh, aquades, larutan HCl 1 N dan 0,1 N, NaOH 1 N, histamin. 2 HCl, larutan ortoptalatdikarboksilaldehide OPT 0,1, dan
H
3
PO4 3,57 N. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kadar