Dampak Kebijakan Pemerintah Matrik Analisis Kebijakan

c. Factor Transfer FT Nilai yang menunjukkan perbedaan harga privat dengan harga sosial yang diterima produsen untuk pembayaran faktor-faktor produksi yang diperdagangkan. nilai ini memperlihatkan adanya kebijakan pemerintah terhadap produsen dan konsumen yang berbeda dengan kebijakan pada input tradable. 2. Kebijakan Input-Output a. Effective Protection Coefficient EPC Koefisien proteksi efektif adalah analisis gabungan antara koefisien output nominal dengan koefisien input nominal. Besarannya menunjukkan sejauh mana kebijakan pemerintah bersifat melindungi atau menghambat produksi domestik secara efektif. b. Net Transfer NT Transfer bersih adalah selisih antara keuntungan bersih yang benar-benar diterima produsen dengan keuntungaan bersih sosialnya. c. Profitability Coefficient PC Koefisien keuntungan adalah perbandingan antara keuntungan bersih yang benar-benar diterima produsen dengan keuntungan bersih sosialnya. Nilainya menunjukkan dampak insentif dari semua kebijakan harga output, harga input, dan faktor domestik. d. Subsidy Ratio to Producer SRP Rasio subsidi produsen adalah proporsi dari penerimaan totap pada harga sosial yang diperlukan jika subsidi sebagai satu-satunya kebijakan yang digunakan untuk menggantikan seluruh kebijakan. 2.9. Partisipasi Masyarakat 2.9.1. Definisi Partisipasi Secara umum partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan dalam suatu pelaksanaan kegiatan. Menurut Mubyarto 1984, partisipasi dapat diartikan sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan diri sendiri. Partisipasi disini umumnya dikaitkan dengan upaya mendukung program pemerintah. Terdapat dua jenis definisi partisipasi yang beredar di masyarakat. Pertama adalah definisi yang diberikan oleh perencana pembangunan formal di Indonesia dimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah dukungan rakyat terhadap proyek pembangunan yang dirancak dan ditentukan tujuannya oleh perencana. Kedua adalah definisi yang berlaku universal dimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kerjasama yang erat antara perencana dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Menurut definisi ini tinggi rendahnya partisipasi masyarakat tidak hanya diukur dengan kemauan masyarakat untuk menanggung biaya pembangunan, tetapi juga dengan ada tidaknya hak rakyat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan dibanguan di wilayah mereka Soetrisno, 1995. Definisi lain menurut Hadi 1995 menyatakan bahwa partisipasi masyarakat merupakan proses dimana masyarakat ikut serta mengambil bagian dalam pengambilan keputusan. Ditinjau dari segi kualitas, partisipasi dianggap sebagai masukan kebijakan, strategi, komunikasi, media pemecahan publik, dan terapi sosial. Menurut Soetrisno 1995 dari sudut pandang sosiologis, partisipasi yang diartikan hanya sebagai dukungan masyarakat terhadap program pembangunan yang sudah dirancang dan ditetapkan tujuannya sebelumnya bukan merupakan partisipasi masyarakat melainkan mobilisasi masyarakat dalam pembangunan. Mobilisasi masyarakat dalam pembangunan hanya dapat mengatasi permasalahan pembangunan dalam jangka pendek. Pengertian partisipasi masyarakat yang sebenarnya diharapkan dalam pembangunan adalah keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat secara aktif baik secara moril maupun materil dalam program pembangunan untuk mencapai tujuan bersama yang didalamnya menyangkut kepentingan individu.

2.9.2. Jenis, Tipe, dan Tahapan Partisipasi

Partisipasi merupakan masukan dalam proses pembangunan dan sekaligus juga sebagai keluaran atau sasaran dari pelaksanaan pembangunan Harahap, 2001. Partisipasi dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, tipe dan tahapan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dibagi lima. Pertama, ikut memberikan masukan dalam proses pembangunan, menerima imbalan atas masukan tersebut, dan menikmati hasil pembangunan. Kedua, ikut memberikan masukan dan ikut menikmati hasil pembangunan. Ketiga, ikut memberikan masukan dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil pembangunan. Keempat, menikmati hasil pembangunan tanpa memberikan masukan. Terakhir,