Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

1.4. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi yang berharga terutama tentang hal-hal yang mempengaruhi keselamatan kawasan konservasi TNGL sebagi sumber yang dapat mempengaruhi kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan bagi usaha pengembangan Taman Nasional Gunung Leuser baik untuk pelestarian produk bukan kayu maupun kayu. Sedangkan bagi pengelola Taman Nasional Gunung Leuser, dapat berperan sebagai alat penilai alternatif-alternatif pendayagunaan sumber-sumber anggaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taman Nasional

Taman nasional berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan RI No. 687KPTS-II1989 didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti dan atau zona-zona lain yang dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata dan rekreasi. Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990, taman nasional adalah suatu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi Sembiring, 2001. Tujuan utama taman nasional adalah menjaga keutuhan keterwakilan ekosistem yang berarti melindungi ekosistem itu dari kerusakan dan merehabilitasi kembali apa yang sudah terlanjur rusak, selain itu harus ada upaya menghilangkan sebab kerusakan dan menghentikan kegiatan perusakan. Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata, sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan taman nasional meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Memperbaiki fungsi kawasan konservasi semaksimal mungkin sesuai dengan daya dukungnya. b. Menciptakan hubungan antara konservasi dan kepentingan pembangunan melalui pengembangan budidaya pertanian dan perikanan dari aneka ragam jenis yang ada sebagai sumber plasma nutfah. c. Meningkatkan pelayanan bagi pengunjung untuk memanfaatkan taman nasional baik untuk penelitian, wisata, pengambilan gambar dan penulisan untuk publikasi maupun kegiatan lainnya. d. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar taman nasional antara lain dengan menyediakan lapangan kerja, memacu terciptanya jasa angkutan dan akomodasi serta mendorong pembangunan di berbagai sektor lainnya.

2.2. Kawasan Penyangga

Kawasan penyangga adalah suatu zona yang dialokasikan untuk tujuan sebagai pagar efektif bagi taman nasional dari gangguan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998, daerah penyangga adalah wilayah yang berada di luar kawasan taman nasional, baik sebagai kawasan hutan lain, tanah negara bebas maupun tanah yang dibebani hak, yang diperlukan dan mampu menjaga keutuhan kawasan taman nasional. Penetapan tanah negara bebas maupun tanah yang dibebaskan dengan suatu hak sebagai daerah penyangka ditetapkan oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Bupati yang bersangkutan. Penetapan daerah penyangga dilakukan dengan tetap menghormati hak-hak yang dimiliki oleh pemegang hak. Sementara itu pengelolaan daerah penyangga yang bukan kawasan hutan tetap berada pada pemegang hak dan tetap memperhatikan ketentuan yang ada yaitu secara ekologis masih mempunyai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.