c. Meningkatkan pelayanan bagi pengunjung untuk memanfaatkan taman
nasional baik untuk penelitian, wisata, pengambilan gambar dan penulisan untuk publikasi maupun kegiatan lainnya.
d. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar taman
nasional antara lain dengan menyediakan lapangan kerja, memacu terciptanya jasa angkutan dan akomodasi serta mendorong pembangunan di
berbagai sektor lainnya.
2.2. Kawasan Penyangga
Kawasan penyangga adalah suatu zona yang dialokasikan untuk tujuan sebagai pagar efektif bagi taman nasional dari gangguan masyarakat. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998, daerah penyangga adalah wilayah yang berada di luar kawasan taman nasional, baik sebagai kawasan hutan lain,
tanah negara bebas maupun tanah yang dibebani hak, yang diperlukan dan mampu menjaga keutuhan kawasan taman nasional.
Penetapan tanah negara bebas maupun tanah yang dibebaskan dengan suatu hak sebagai daerah penyangka ditetapkan oleh Menteri setelah mendengar
pertimbangan Bupati yang bersangkutan. Penetapan daerah penyangga dilakukan dengan tetap menghormati hak-hak yang dimiliki oleh pemegang hak. Sementara
itu pengelolaan daerah penyangga yang bukan kawasan hutan tetap berada pada pemegang hak dan tetap memperhatikan ketentuan yang ada yaitu secara ekologis
masih mempunyai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.
Direktorat Perlindungan Hutan dan Pengawetan Alam menjelaskan bahwa kawasan penyangga merupakan suatu alat untuk:
a. Menentukan pemenuhan berbagai keperluan dasar masyarakat disekitarnya
baik untuk makan, uang maupaun kesenangan atau rekreasi. b.
Menyelamatkan potensi taman nasional dari berbagai macam ganguan baik oleh manusia, ternak, maupun pencemaran lingkungan.
c. Mengembangkan dan membina hubungan antara masyarakat dengan
alamnya yaitu mengusahakan adanya integrasi antara manusia dengan alam pada tingkat yang lebih baik.
d. Melindungi manusia dan daerah pertanian, perkebunan, perikanan,
kehutanan dan sebagainya dari gangguana satwa liar. e.
Meningkatkan kondisi sosial ekonomi melalui usaha tani yang intensif dan kesadaran masyarakat terhadap usaha pelestarian alam dan lingkungannya.
f. Menumbuhkan, mengembangkan organisasi swadaya masyarakat dalam
kaitannya dengan usaha-usaha pelestarian sumberdaya alam. Menurut Soekmadi 2005 daerah penyangga suatu taman nasional dapat
dibagi menjadi dua macam yaitu daerah penyangga fisik dan daerah penyangga sosial. Daerah penyangga fisik maksudnya ditujukan untuk membentengi potensi
taman nasional dan melindungi masyarakat dari gangguan yang datang dari taman nasional dimana juga diharapkan untuk dapat dimanfaatkan sebagai areal
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat sekitar. Daerah penyangga sosial yaitu daerah penyangga yang merupakan wilayah binaan dimana sebagian besar
kehidupan anggota masyarakat masih bergantung pada keberadaan potensi sumberdaya taman nasional.