Pengembangan Partisipasi Masyarakat Partisipasi Masyarakat 1. Definisi Partisipasi

ditujukan bagi kegiatan proyek dari pada membagi-bagikan asset kepada masyarakat tanpa kontribusi yang berarti. Upaya dalam mengefektifkan peran serta masyarakat dalam pembangunan menurut United Nation Environment Programme ada lima pokok yaitu Harahap, 2001: 1. Mengindentifikasi kelompok masyarakat yang tertarik atau bakal dipengaruhi suatu kegiatan. 2. Menggapai kelompok masyarakat dengan memberikannya informasi tentang permasalahan, alternatif, dan keputusan yang perlu. 3. Mengembangkan dialog dalam bentuk pertemuan, lokakarya, dengar pendapat, kontak perorangan, surat menyurat, pembentukan tim kerja, dan lain-lain. 4. Mengasimilasi berbagai pendapat ini dalam suatu kesimpulan. 5. Memberi umpan balik tentang peran serta tadi. Supaya masyarakat mau ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan, perlu adanya suatu upaya pemberdayaan masyarakat. Terdapat empat strategi dalam pemberdayaan masyarakat yaitu: 1. Strategi Fasilitasi Strategi ini digunakan jika kelompok atau sistem yang menjadi target mengetahui ada suatu masalah dan membutuhkan perubahan dimana ada keterbukaan terhadap bantuan dari luar dan adanya keinginan pribadi untuk terlibat. Para agen peubah diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang bertugas membuat kelompok target menjadi sadar terhadap pilihan-pilihan dan keberadaan sumber-sumber. Strategi ini dikenal juga sebagai strategi kooperatif dimana agen peubah dan klien masyarakat bersama-sama mencari penyelesaian. 2. Strategi Edukatif Strategi ini membutuhkan waktu pelaksanaan yang relatif lebih lama khususnya dalam bentuk transfer pengetahuan dan keahlian. Pendekatan ini memberikan suatu pemahaman dan pengetahuan baru dalam mengadopsi suatu perubahan. Segmentasi merupakan faktor yang penting agar pesan mudah dimengerti dan diterima oleh kelompok yang berbeda. Karakteristik demografi usia, jenis kelamin, pendidikan, kondisi sosial dan ekonomi merupakan pengkategorian yang umumnya digunakan. 3. Strategi Persuasif Strategi ini berupaya membawa perubahan melalui kebiasaan dalam berperilaku dimana pesan disusun dan dipresentasikan. Pendekatan ini mengacu pada tingkat reduksi dimana agen peubah mempergunakan emosi dan hal-hal yang tidak rasional untuk melakukan perubahan. Persuasi umumnya digunakan jika target tidak sadar terhadap kebutuhan perubahan atau mempeunyai komitmen yang rendah terhadap perubahan. 4. Strategi Kekuasaan Strategi ini dalam prakteknya membutuhkan agen peubah yang mempunyai sumber-sumber untuk memberi bonus atau sangsi pada target serta mempunyai kemampuan untuk memonopoli akses. Strategi kekuasaan efektif digunakan ketika komitmen terhadap perubahan rendah, waktu singkat, dan perubahan yang dikehendaki lebih kepada perilaku dari pada sikap.

2.10. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian mengenai taman nasional sudah cukup banyak dilakukan. Penelitian tersebut terutama mengenai penilaian manfaat dari suatu taman nasional terhadap lingkungan disekitarnya baik itu berupa lingkungan fisik maupun terhadap lingkungan sosial bagi masyarakat sekitar. Taman nasional sebagai sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat yang berada disekitarnya atau biasa disebut sebagai masyarakat yang tinggal di dalam kawasan penyangga juga bertindak sebagai agen regulator dalam menjaga kelangsungan ekosistem. Beukering et.al. 2003 dalam penelitiannya di Taman Nasional Gunung Leuser, menemukan bahwa telah terjadi deforestasi dan kerusakan terhadap hutan hujan yang menyebabkan penurunan pada fungsi dan jasa ekologis. Selain itu juga dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi di dalam dan disekitar TNGL. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui total nilai ekonomi Total Economic Value TEV dari ekosistem Leuser dengan menggunakan model dinamis. Selain itu untuk mengevaluasi konsekuensi ekonomi dari deforestasi dan konservasi serta memisahkan nilai ekonomi dari stakeholder utama dan wilayah- wilayah yang terkait. Model simulasi dinamis yang digunakan untuk penilaian ekonomi, diterapkan untuk mengevaluasi TEV dari TNGL untuk periode 2000 sampai 2030. Tiga skenario yang digunakan adalah konservasi, deforestasi, dan pilihan penggunaan yang selektif selective use. Hasil yang diperoleh dalam bentuk jenis manfaat, alokasi dari manfaat di antara stakeholder dan daerah distribusi manfaat. Manfaat ekonomi diantaranya adalah sebagai sumber penyedia air, perikanan, pencegahan banjir dan tanah longsor, pertanian, sumber listrik tenaga air, pariwisata, biodiversiti, kontrol karbon, pencegahan kebakaran, produk bukan kayu dan kayu. Stakeholder terdiri dari anggota komunitas lokal, pemerintah setempat, industri perkebunan dan perkayuan, pemerintah pusat dan komunitas internasional. Tingkat diskonto yang digunakan adalah 4 persen dimana akumulasi TEV dari ekosistem Leuser untuk periode 30 tahun adalah US 7 milyar untuk deforestasi, US 9,5 milyar untuk konservasi, US 9,1 milyar untuk skenario penggunaan selektif. Kontribusi utama dalam skenario konservasi dan penggunaan selektif adalah suply air, pencegahan banjir, pariwisata dan pertanian. Pendapatan dari produk kayu penting dalam skenario deforestasi. Kemudian ketiga skenario tersebut dibandingkan manfaatnya untuk kategori stakeholder kecuali industri perkebunan dan perkayuan. Sam Beckman 2004 melakukan penelitian mengenai keseimbangan pengelolaan interaksi antara masyarakat dan kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Bentuk interaksi antara masyarakat dan kawasan konservasi menentukan dan mencerminkan kesejahteraan kedua pihak ini. Sebelumnya masyarakat disekitar kawasan konservasi dianggap sebagai gangguan saja. Namun ternyata terdapat banyak manfaat yang didapatkan dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi, baik dari sisi konservasi maupun kemasyarakatan. Ketergantungan masyarakat disekitar Taman Nasional Alas Purwo TNAP pada sumberdaya alam di kawasan ini semakin tinggi. Bentuk interaksi