5.2. Lokasi
Taman Nasional Gunung Leuser memiliki luas 1.095.692 ha merupakan daerah suaka terbesar di Indonesia bahkan di Asia. Secara geografis Taman
Nasional Gunung Leuser berada di sebelah barat Sumatera Bagian Utara yang terletak diantara 2
50’ – 4 10’ Litang Utara dan 96
35’ – 98 30’ Bujur Timur.
Kawasan jangkauan meliputi wilayah lebih dari 100 km memanjang Bukit Barisan. Secara administratif wilayahnya mencakup Daerah Istimewa Nanggroe
Aceh Darrusalam dan Propinsi Sumatera Utara.
Gambar 5. Peta Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser
Sumber: http:www.dephut.go.id 2006.
Di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser ini terdapat Suaka Margasatwa yaitu Gunung Leuser, Kleut, Sekundur, Langkat Barat dan Langkat
Selatan serta Kappi. Kemudian diperluas lagi dengan kawasan hutan mintakat
penyangga di luar Taman Nasional dan mintakat penyangga di dalam Taman Nasional yang meliputi Tamiang Selatan Aceh Timur, Sibayak I Deli Serdang,
Sibayak II Tanah Karo, Sinabung Tanah Karo, Sembala Barat Aceh Tenggara, Dolok Sembelin Dairi, Kluet Aceh Selatan, Hulu Kluet Kluet
Utara-Aceh Selatan. Daerah Pantai Barat Tapak Tuan – Blang Pidie Aceh Selatan, Bener Gayo dari Tranggon sampai Lesben Aceh Tenggara.
Gugusan Bukit Barisan yang terdapat di dalam kawasan Taman Nasional merupakan rangkaian dari tiga puncak gunung berapi yang tertinggi di Sumatera.
Dataran rendah yang sampai ke pantai hanya daerah Kluet Laut dan Sekundur Laut. Oleh karena bagian terbesar diantaranya banyak lipatan-lipatan seperti
Lembah Alas Reman yang membagi Suaka Gunung Leuser menjadi dua bagian yaitu bagian Timur dan Barat.
Gambar 6. Pegunungan di Kawasan TNGL
Sumber: http:www. leuserfoundation.org 2006.
Dari Hutan Taman Nasional Gunung Leuser ini terdapat banyak aliran sungai dan air yang selalu mengalir sepanjag tahun. Sungai-sungai tersebut
meliputi daerah pantai barat dari Bakongan ke Blang Pidie dan Meulaboh Bakongan, Kluet, Krueng, Baru, Krueng susoh, Krueng Bates dan Krueng
Tippa, Daerah Gayo Luas Trippa dan Lesten, Daerah Aceh Timur Lesten, Tumpur, Tumiang, Daerah Langkat, Sekundur dan Sei Besitang, Sei Lepan, Sei
Batang Serangan, Sei Musam, Sei Bahorok, Sei Berkail, Sei Wampu, Sei Bekulap, dan Sei Bingai, Daerah Alas Weihni Gumpang, Waihni Marpunga,
Lawe Kompas, Lawe Bengkuang.
Gambar 7. Sungai Alas di Aceh Tenggara
Sumber: http:www. leuserfoundation.org 2006.
Air Sungai tersebut mengalir sepanjang tahun, bahkan saat musim kemarau sehingga menjadi sumber areal perkebunan, persawahan dan
perladangan. Di dalam Komplek Taman Nasional Gunung Leuser ini dijumpai pula dua danau yaitu Danau Bangko dengan luas 100 ha dan Danau Kawah seluas
10 ha, keduanya berada di daerah Suaka Kluet dan Suaka Kappi Timur Marpunga.
5.3. Letak dan Batas
Secara organisatoris pengelolaan, dan pengawasan Taman Nasional Gunung Leuser Rayon Bahorok berada pada zone peralihan yaitu 600 sd 1500 m
dari permukaan laut. Peralihan ini dimaksudkan sebagai peralihan zone dataran rendah dan pegunungan. Kemiringan perbukitannya berkisar 15 sampai 40 persen.
Pada kemiringan tersebut kemampuan tanah secara umum memiliki kedalaman efektif 30 – 60 cm, tekstur kasar, drainase tidak pernah tergenang, erosi tidak ada
dan faktor pembatasnya permukaan bebatuan. Sedangkan dataran rendahnya memiliki kemiringan dua sampai 15 persen dan nol sampai dua persen.
Kedalaman efektifnya 60 – 90 cm dan tidak terdapat faktor pembatas BPN Kabupaten Langkat.
Di wilayah Kabupaten Langkat, dijumpai berbagai jenis penggunaan tanah antara lain perkampungan pemukiman, sawah yang diusahakan satu kali
setahun, sawah yang diusahakan dua kali setahun, tegalan, kebun campuran, perkebunan besar, perkebunan rakyat, hutan lebat, hutan belukar, hutan sejenis,
semak, rawa, alang-alang dan tambak ikan. Perkampungan ditemui mulai dari tepi pantai sampai pada ketinggian 500
meter dari permukaan laut. Persawahan ditemukan pada ketinggian nol sampai tujuh meter dari permukaan laut dan lebih 500 meter diatas permukaan laut.
Sawah yang panen satu kali dalam setahun terdapat pada ketinggian nol sampai tujuh meter dan lebih 100 meter diatas permukaan laut. Sedangkan sawah yang
dua kali panen dalam satu tahun terdapat pada ketinggian tujuh sampai 100 meter diatas permukaan laut. Secara umum juga didapatkan tegalan pada ketinggian nol
atau lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut dengan tanaman untuk kebutuhan sendiri baik dalam bentuk tanaman maupun tanaman muda.
5.4. Keadaan Iklim
Sesuai dengan sistem klasifikasi yang ditetapkan oleh Schmidt dan Fergusson kawasan ini termasuk dalam tipe curah hujan A, sedangkan rata–rata
curah hujan adalah 4.673 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Sedangkan suhu minimum adalah 20 derajat C, suhu maksimum berkisar 28 derajat C.
Kisaran suhu rata– rata 25 derajat C, kelembaban nisbi 72 persen minimum dan kelembaban nisbi maksimum 92 persen.
Angin bertiup dengan kecepatan sedang dan kadang bertiup dengan kuat disertai badai dalam waktu singkat yang menyebabkan kerusakan dengan
tumbangnya pohon–pohon misalnya angin bahorok. Di daerah yang lebih tinggi seperti daerah pegunungan kecepatan angin lebih besar dan bertiup ke satu arah
sehingga menimbulkan perubahan bentuk tajuk pohon. Di daerah Gunung Leuser, awan atau kabut meningkat semakin ke atas
pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Kabut ini mempunyai pengaruh yang sedemikian rupa terhadap iklim pada ketinggian 1.700 sampai 2.300 m dari
pada laut, kabut semakin berkurang.
5.5. Kekayaan Flora dan Fauna
Taman Nasional Gunung Leuser kaya akan berbagai jenis flora dan fauna. potensi dari flora dan fauna merupakan sumber biodiversitas yang wajib