Gambar 1. Proses Pembuatan Roti Berdasarkan Metode Pembuatan Adonan Sumber : Mudjajanto dan Yulianti, 2005
2.1.5. Metode Pembuatan Adonan Roti
Secara prinsip pembuatan adonan roti dapat dibagi ke dalam tiga metode Mudjajanto dan Yulianti, 2005, yaitu sebagai berikut.
Metode Langsung Straight Dough
Metode Tidak Langsung Sponge Dough
Metode Cepat No Time Dough
Penimbangan bahan
Fermentasi Pengadukan
Penimbangan bahan Penimbangan bahan
Pengadukan Pengadukan
Sisa bahan
Pengukuran, penimbangan, dan
pembulatan adonan Pengukuran dan penimbangan
Pengembangan singkat
Pembentukan adonan Pembulatan adonan
Pengadukan kembali
Peletakan adonan dalam cetakan Fermentasi
Fermentasi
Pengistirahatan adonan dalam cetakan Pembakaran
Pembakaran
a. Metode tidak langsung sponge dough Metode tidak langsung merupakan suatu teknik pembuatan roti melalui
dua tahap, yaitu pembuatan spongebiang dan pembuatan doughadonan. Dalam pembuatannya, bahan dibagi dua kemudian dicampur kembali menjadi satu. Saat
ini metode tidak langsung jarang digunakan. Ciri-ciri metode ini adalah pengadukan dua kali, yaitu pengadukan
pertama untuk membuat biang dan pengadukan kedua untuk mencampur biang dan bahan lainnya. Selain itu, fermentasi peragian dilakukan selama 3 – 6 jam
dengan suhu 26 – 28° C, resep tidak ada penambahan, serta hasilnya cukup bagus dan berdaya tahan sekitar satu minggu.
b. Metode langsung straight dough Pembuatan roti metode langsung dicirikan dengan pencampuran semua
bahan, lalu diaduk menjadi satu. Ciri lainnya adalah penggunaan gula lebih banyak agar fermentasi berlangsung lebih cepat, penggunaan susu bubuk lebih
sedikit, waktu fermentasinya 1,5 – 3 jam, hasilnya cukup bagus, dan daya tahan roti sekitar lima hari.
c. Metode cepat no time dough Cara ini hampir sama dengan metode langsung. Perbedaannya terletak
pada komposisi bahan, terutama ragi lebih banyak karena waktu fermentasi lebih singkat. Ciri metode ini diantaranya pengadukan satu kali dan peragian hanya
0 – 45 menit. Selain itu, pada resep metode cepat ada penambahan ragi dan bread improver untuk mempercepat pengembangan, hasilnya cukup bagus, dan daya
tahannya hanya tiga hari.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam metode cepat adalah perlu penambahan pelunak remah roti crumb softener karena waktu fermentasi sangat
cepat. Jika tidak ditambah, roti yang dihasilkan berpori-pori besar. Hal lainnya yang perlu diperhatikan yaitu pemakaian air dan ragi ditambah, pemakaian gula
dikurangi, suhu ruangan cukup tinggi sekitar 31 – 33° C, dan suhu adonan 30° C.
2.2. Perilaku Konsumen