Interpretasi Hasil Analisis Peluang Pembelian Produk

Tabel 85. Model Regresi Logistik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peluang Pembelian Produk Bakery Tradisional. Variabel B S.E. Wald df Sig. Odds Ratio Pendapatan -0,003 0,001 17,162 1 0,000 0,997 Pekerjaan 1,932 0,827 5,455 1 0,020 6,901 Pendidikan 0,071 0,156 0,204 1 0,652 1,073 Umur -0,153 0,056 7,424 1 0,006 0,858 Status 3,779 1,141 10,964 1 0,001 43,775 Frekuensi 0,636 0,300 4,500 1 0,034 1,888 Domisili -1,636 0,912 3,214 1 0,073 0,195 Constant 4,623 2,275 2,878 1 0,090 101,756 Sumber : Data Primer. Bandung, Mei 2006. Diolah Berdasarkan Tabel 85 faktor- faktor yang berpengaruh nyata terhadap peluang pembelian produk bakery tradisional yaitu pendapatan, pekerjaan, umur, status perkawinan, dan frekuensi pembelian. Kelima variabel tersebut memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai alpha a = 0,05. Sementara itu, variabel yang tidak berpengaruh nyata dalam pembelian produk bakery tradisional adalah pendidikan dan domisili. Variabel tersebut memiliki nilai Sig. yang lebih besar dari nilai alpha a = 0,05. Sehingga perubahan yang terjadi pada variabel pendidikan dan domisili tidak berpengaruh terhadap peluang pembelian bakery yang dilakukan oleh konsumen.

7.4.2. Interpretasi Hasil

Hubungan antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y dilihat berdasarkan nilai odds ratio. Nilai odds ratio merupakan ukuran asosiasi yang memperkirakan peluang terjadinya respons Y = 1 dalam hal ini konsumen memiliki kecenderungan pembelian produk bakery modern dengan dipengaruhi oleh variabel bebas tertentu. Interpretasi yang dilakukan yaitu risiko terjadinya peristiwa Y = 1 pada kategori X j = 1 adalah sebesar exp ß j kali risiko terjadinya peristiwa Y = 1 pada kategori X j = 0. Nilai exp ß j merupakan nilai odds ratio dari masing- masing variabel. Sementara itu tanda pada nilai parameter ß j menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y. Tanda positif menunjukkan hubungan yang searah. Peningkatan pada variabel bebas X akan menyebabkan peningkatan peluang terjadinya Y = 1. Sebaliknya untuk tanda negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan arah. Tabel 85 menunjukkan nilai odds ratio dan intersep parameter untuk masing- masing variabel berdasarkan hasil pengolahan dengan model regresi logistik. Variabel pendapatan merupakan variabel yang berpengaruh nyata terhadap peluang pembelian produk bakery tradisional. Nilai odds ratio untuk variabel pendapatan adalah 0,997 yang berarti jika pendapatan semakin tinggi, peluang konsumen untuk melakukan pembelian produk bakery tradisional menurun sebesar 0,997 kali. Sehingga dengan pendapatan yang lebih tinggi konsumen lebih berpeluang untuk membeli produk bakery modern karena harga produk bakery modern lebih mahal dibandingkan dengan harga produk bakery tradisional. Variabel kedua yang berpengaruh nyata terhadap peluang pembelian produk bakery tradisional adalah pekerjaan. Nilai odds ratio variabel pekerjaan adalah 6,901 dengan intersep 1,932. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki pekerjaan lebih cenderung untuk melakukan pembelian produk bakery tradisional. Dengan kata lain konsumen yang tidak memiliki pekerjaan lebih cenderung membeli produk bakery modern. Hal ini disebabkan karena konsumen yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga membeli produk bakery modern untuk digunakan sebagai makanan selingan dan sebagai makanan pengganti pada saat sarapan pagi. Variabel ketiga yang berpengaruh nyata terhadap peluang pembelian produk bakery tradisional adalah umur. Intersep persamaan untuk variabel umur adalah -0,153 dan nilai odds ratio sebesar 0,858. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah umur konsumen maka konsumen cenderung untuk melakukan pembelian produk bakery tradisional turun sebesar 0,858 kali dibandingkan pembelian produk bakery modern. Konsumen yang lebih dewasa menilai bahwa produk bakery modern memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan produk bakery tradisiona l. Hal ini turut dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh konsumen yang lebih dewasa. Variabel keempat yang berpengaruh nyata terhadap peluang pembelian produk bakery tradisional adalah variabel status perkawinan. Intersep persamaan variabel status perkawinan adalah 3,779. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pembelian produk bakery tradisional pada konsumen yang sudah menikah lebih tinggi dibandingkan dengan peluang pembelian bakery tradisional pada konsumen yang belum menikah. Peluang pembelian produk bakery tradisional pada konsumen yang sudah menikah sebesar 43,775 kali dibandingkan dengan konsumen yang belum menikah. Kondisi ini disebabkan karena konsumen yang belum menikah membelanjakan sumber daya yang mereka miliki untuk kebutuhan pribadinya. Sementara pada konsumen yang sudah menikah, sumber daya yang dimiliki tidak hanya dibelanjakan untuk kepentingan pribadi tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Variabel kelima yang berpengaruh dalam pembelian produk bakery tradisio nal adalah frekuensi pembelian rata-rata produk bakery per bulan. Nilai intersep persamaan variabel ini adalah 0,636. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering konsumen melakukan pembelian produk bakery dalam satu bulan maka peluang pembelian terhadap produk bakery tradisional semakin tinggi. Ketika frekuensi pembelian produk bakery bertambah, maka peluang pembelian produk bakery tradisional akan meningkat sebesar 1,888 kali. Peningkatan tersebut terjadi karena konsumen mempertimbangkan sumber daya ekonomi yang dimilikinya. Semakin sering konsumen melakukan pembelian produk bakery maka proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli kebutuhan lain akan berkurang. Selain itu faktor harga produk bakery modern yang lebih mahal juga menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian yang dilakukannya. Variabel pendidikan tidak berpengaruh nyata dalam pembelian produk bakery. Karena nilai Sig. variabel pendidikan sebesar 0,652 yang lebih besar dibandingkan dengan nilai a = 0,05. Apapun pendidikan konsumen, peluang pembelian mereka terhadap produk bakery modern atau produk bakery tradisional lebih dipengaruhi oleh preferensi mereka terhadap produk. Meskipun pendidikan mereka lebih tinggi, jika konsumen lebih menyukai produk bakery modern atau produk bakery tradisional maka mereka akan tetap membeli produk tersebut. Variabel domisili tidak berpengaruh nyata dalam pembelian produk bakery karena nilai Sig. variabel ini sebesar 0,073 yang lebih besar dari nilai a = 0,05. Dari mana asal kota responden tidak mempengaruhi peluang pembelian terhadap produk Kartika Sari Bakery. Konsumen yang berasal dari luar kota akan cenderung membeli produk pisang bolen karena produk ini merupakan produk khas dan unggulan dari Kartika Sari Bakery. Tujuan mereka melakukan pembelian produk adalah untuk dijadikan sebagai buah tangan oleh-oleh ketika berkunjung ke Kota Bandung. Sehingga variabel domisili yang menunjukkan asal kota konsumen tidak berpengaruh dalam peluang pembelian produk bakery. Pembelian produk pisang bolen yang dilakukan oleh konsumen dari luar Kota Bandung lebih dipengaruhi oleh citra Kartika Sari Bakery sebagai penghasil produk pisang bolen.

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN