Struktur Pemodelan Dinamika Populasi Gajah Sumatera Sub Model Populasi Gajah

Sebagian besar kegiatan masyarakat diorientasikan pada upaya menjamin keberlangsungan kehidupan ekonomi keluarga. Pertimbangan-pertimbangan ekonomi jangka pendek yang dilakukan secara kolektif telah menimbulkan sikap apatisme pembiaran terhadap kegiatan-kegiatan yang mengancam habitat gajah. Semenjak kawasan hutan yang semula dianggap merupakan warisan nenek moyangnya ”diformalkan” sebagai suatu kawasan terlarang menjadi HPT PLG Seblat, masyarakat menyikapi kawasan tersebut bukan lagi miliknya sehingga mereka tidak perlu merasa bertanggung jawab terhadap pelestarian kawasan tersebut. Menurut Suminar et al. 2001 apatisme terhadap suatu kawasan sangat dipengaruhi oleh terbatasnya pengetahuan tentang fungsi dan peranan hutan yang selama ini telah dimiliki masyarakat di sekitar kawasan habitat gajah. Minimnya pengetahuan tersebut akan berdampak pada diversitas orientasi nilai bagi masyarakat yang dapat di lihat dari perilaku pada masyarakat di sekitar kawasan habitat gajah.

5.12. Struktur Pemodelan Dinamika Populasi Gajah Sumatera

Pemodelan dinamika populasi gajah Sumatera di kawasan HPT PLG Seblat memberikan gambaran mengenai perkembangan jumlah populasi gajah setiap tahunnya. Pemodelan dinamika populasi gajah menggambarkan interaksi antara komponen populasi gajah, ketersediaan hijauan yang merupakan pakan gajah dan komponen masyarakat. Masing- masing komponen mempunyai gugus formula sendiri-sendiri, namun saling terkait antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu pemodelan dinamika populasi gajah disusun dalam tiga sub model di antaranya sub model populasi gajah, sub model hijauan pakan gajah dan sub model masyarakat. Antara sub model penyusun model saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara ketiga sub model tersebut. Sub model populasi gajah mempunyai hubungan timbal balik dengan sub model hijauan pakan gajah, artinya sub model populasi gajah akan mempengaruhi sub model hijauan pakan gajah dan begitu juga sub model hijauan pakan gajah juga mempengaruhi sub model populasi gajah. Sub model masyarakat akan mempengaruhi sub model populasi gajah yaitu dengan adanya tekanan penduduk masyarakat dan persepsi masyarakat. Demikian juga sub model masyarakat akan mempengaruhi sub model hijauan pakan gajah yaitu berkurangnya ketersediaan pakan gajah akibat dari pembukaan lahan oleh masyarakat yang ada disekitar kawasan PLG Seblat. Gambaran hubungan antara ketiga sub model penyusun pemodelan dinamika populasi gajah Sumatera disajikan pada Gambar 11.

a. Sub Model Populasi Gajah

Populasi gajah ditentukan oleh pertumbuhan gajah menjadi dewasa dan gajah yang mati mati alami dan mati perburuan. Pertumbuhan gajah menjadi dewasa akan ditentukan oleh kelahiran gajah dan persen hidup dewasa. Sedangkan kelahiran gajah akan ditentukan dari betina siap bunting dan persen kelahiran. Kematian gajah ditentukan oleh faktor kematian alami dan kematian karena perburuan. Populasi gajah betina ditentukan oleh faktor populasi gajah dan persen gajah betina. Jumlah gajah betina siap bunting akan ditentukan oleh populasi gajah betina dan persen betina siap bunting. Persen kelahiran merupakan rasio dari ketersediaan hijauan yang ditentukan oleh faktor kebutuhan hijauan pakan dan jumlah hijauan pakan gajah yang tersedia.

b. Sub Model Hijauan Pakan Gajah Sumatera