Var ia bles S
im ila
ri ty
A ir Sabai Simp an g Tiga
A ir Se naba Air Riki
Bat u Amp ar A ir Te nan g
83.86
89.24
94.62
100.00
I ndek Kea neka ragaman
Gambar 20 Dendrogram indeks keanekaragaman tingkat vegetasi dari masing- masing lokasi penelitian.
Nilai keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi dari berbagai tingkat vegetasi diduga berbanding lurus dengan keanekaragaman fungsinya
sebagai habitat gajah. Lokasi- lokasi yang tinggi keanekaragaman jenis tumbuhan pada tingkat tumbuhan bawah, semai, dan pancang; fungsi habitat
utamanya sebagai tempat mencari makan karena menurut Eltringham 1982 gajah lebih banyak mengkonsumsi tumbuhan pakan pada tingkat tersebut.
Sedangkan nilai keanekaragaman jenisnya tinggi pada tingkat tiang dan pohon, berfungsi sebagai pelindung cover, antara lain sebagai tempat berlindung,
beristirahat dan menjalin hubungan sosial.
5.6.3. Keseragaman Jenis Tumbuhan
Indeks keseragaman jenis tumbuhan tiap tingkat vegetasi disajikan pada Tabel 23. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa Air Riki memiliki
indeks keseragaman tertinggi untuk tumbuhan bawah J’=0,975. Tingkat semai Indeks tertinggi ditemukan pada lokasi Air Sabai J’=0,978. Tingkat pancang
indeks keseragaman tertinggi terdapat di Air Tenang J’= 0,965. Pada tingkat tiang, indeks keseragaman tertinggi adalah Air Sabai J’=1,036. Lokasi Air
Senaba mempunyai indeks keseragaman tertinggi pada tingkat pohon J’=1,057.
Tabel 23 Indeks keseragaman jenis tumbuhan tiap tingkat vegetasi pada seluruh lokasi penelitian
Lokasi Penelitian
Indeks Keseragaman J’ Tumbuhan
bawah Semai
Pancang Tiang
Pohon Air Tenang
0,915 0,973
0,965 0,949
0,938 Air Senaba
0,950 0,964
0,952 0,905
1,057 Simpang Tiga
0,954 0,964
0,960 0,955
0,967 Air Riki
0,975 0,918
0,946 0,903
0,938 Air Sabai
0,963 0,978
0,939 1,036
0,938 Batu Ampar
0,720 0,947
0,957 0,902
1,053 Indeks keseragaman ini berhubungan erat dengan kelimpahan dan
jumlah jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu komunitas. Bila jumlah individu jenis tumbuhan di dalam satu komunitas penyebarannya lebih merata, dalam
arti tidak ada kesenjangan dalam kelimpahannya, dapat dikatakan komunitas tersebut lebih seragam dan mempunyai indeks keseragaman maksimum.
Berdasarkan hasil penghitungan indeks Simpson’s untuk indeks keseragaman evenness, di dapat hasil bahwa indeks evenness yang paling besar
adalah tingkat pohon J’=1,057 dan indeks terendah adalah tumbuhan bawah J’=0,720 hal ini berhubungan dengan jumlah jenis dan indeks keanekaragaman
tertinggi untuk tingkat pohon terdapat di Air Senaba dan terendah untuk tumbuhan bawah terdapat di Batu Ampar.
5.6.4. Kesamaan Komunitas
Pengamatan kesamaan komunitas dilakukan pada enam lokasi yang dianggap mewakili sebagian dari habitat gajah di HPT PLG Seblat. Ke enam
lokasi pengamatan tersebut mempunyai kondisi vegetasi yang relatif sama. Lokasi Air Tenang, Air Senaba dan Air Riki merupakan tipe vegetasi hutan
sekunder. Batu Ampar merupakan tipe vegetasi hutan primer. Sedangkan Air Sabai dan Simpang Tiga merupakan tipe vegetasi semak belukar dan padang
rumput. Terbentuknya vegetasi semak belukar merupakan akibat gangguan terhadap ekosistem hutan yang berlangsung cukup lama, mengingat adanya
kegiatan looging di masa lalu dan kemudian di susul dengan penggunaan lahan untuk areal perkebunan dan pembuatan jalan yang digunakan untuk membawa
hasil perkebunan. Keanekaragaman tipe komunitas vegetasi habitat gajah di lokasi
penelitian dapat dianalisis dengan membandingkan indeks kesamaan komunitas antara komunitas-komunitas yang diamati. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa secara umum tipe komunitas vegetasi habitat gajah di lokasi penelitian bisa dikatakan relatif sama. Hal ini dapat dilihat dari nilai indeks yang
dihasilkan untuk semua tingkat vegetasi lebih dari 25. Menurut Meuller- Dombois dan Ellenberg 1974 indeks kesamaan komunitas Jaccard antara
25 hingga 50 menunjukkan bahwa komunitas yang dibandingkan merupakan bagian dari asosiasi vegetasi yang sama. Nilai tersebut diukur
berdasarkan kehadiran jenis dalam suatu komunitas. Kesamaan komunitas vegetasi disajikan pada Lampiran 7.
Tumbuhan bawah memiliki kesamaan dari seluruh lokasi penelitian. Derajat kesamaan komunitas terbesar dimiliki lokasi Air Senaba dan Simpang
Tiga 85,88. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa lokasi Air Senaba dan Simpang Tiga mempunyai kesamaan pada vegetasi tumbuhan bawah.
Lokasi Air Senaba dan Batu Ampar memiliki indeks kesamaan terbesar 77,72 untuk vegetasi tingkat semai. Sedangkan pasangan lokasi Air Tenang
dan Air Riki hanya 36,72. Pada tingkat pancang indeks kesamaan komunitas terbesar terdapat pada pasangan lokasi Air Senaba dengan Simpang Tiga
82,64. Indeks kesamaan komunitas tertinggi pada tingkat tiang sebesar 79,60
terdapat di lokasi Simpang Tiga dengan Air Sabai. Sedangkan lokasi Air Tenang dan Air Senaba memiliki indeks kesamaan komunitas tingkat tiang terendah
32,64. Lokasi Air Riki dengan Batu Ampar memiliki indeks kesamaan komunitas tertinggi untuk tingkat pohon sebesar 74,30, sedangkan indeks
kesamaan komunitas terendah untuk tingkat pohon terdapat pada pasangan lokasi Simpang Tiga dengan Air Riki.
Secara umum dapat dikatakan bahwa dari indeks kesamaan komunitas, keenam lokasi penelitian yang dianalisis sebagai representasi dari habitat gajah
menunjukkan adanya kesamaan similarity antara komunitas-komunitas yang diteliti. Adanya kesamaan komunitas ke enam lokasi penelitian disebabkan
karena lokasi habitat gajah di HPT PLG Seblat merupakan areal eks konsesi HPH PT. Maju Jaya Raya Timber yang sudah berakhir masa konsesi pada
tahun 1999. Struktur tegakan dapat juga dilihat dari kerapatan pohon dan pola
penyebaran menurut kelas diameternya. Pola penyebaran kerapatan menurut kelas diameter dapat menggambarkan kondisi ekosistem hutan yang
bersangkutan. Hasil analisis kerapatan menurut kelas diameter untuk setiap lokasi penelitian disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24 Kerapatan pohon per hektar menurut kelas diameter Lokasi
Penelitian Kerapatan Pohonha Menurut Kelas Diameter cm
20-30 cm 30-40 cm
40-50 cm 50 cm
Air Tenang 101
84 30
4 Air Senaba
90 57
24 9
Simpang Tiga 69
73 20
9 Air Riki
87 84
30 4
Air Sabai 81
52 31
7 Batu Ampar
100 84
37 11
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kerapatan pohon yang berdiameter 20 – 30 cm tertinggi terdapat di Air Tenang 101
pohonha. Kerapatan pohon terendah adalah yang berdiameter 50 cm masing- masing terdapat di Air Tenang dan Air Riki sebanyak 4 pohonha.
Dari komposisi jenis tumbuhan mempunyai struktur kualitatif yang berbeda. Lokasi Air Tenang, Air Sabai, Simpang Tiga, Air Riki menyediakan
banyak tumbuhan sumber pakan dari jenis rumput pendek short grasses, semak dan herba serta beberapa jenis pakan kesukaan gajah seperti: Angiopteris avecta,
Nephrolepis exaltata, Axonopus compressus, Colocasia gigantea, Cynodon dactylon, Desmodium dichotonum, Gleichenia linearis, Tithonia diversifolia,
Achasma megalocheilas, Cyperus compressus, Ichnanthus vicinus, Imperata cylindrica, Panicum repens, Paspalum conjungatum, Nephelium lapaceum,
Dillenia excelsa, Alstonia pneumetophora, Garcinia parvifolia, Pithecellobium jiringa, Arthocarpus elasticus, Mallotus paniculatus, Macaranga gigantea,
Arthocarphus heterophyllus, Peronema canescens, dan Macaranga pruinosa. Gajah menggunakan lokasi ini sebagai tempat untuk aktivitas
makan. Lokasi Batu Ampar dan Air Senaba mempunyai struktur kualitatif
vegetasi yang dapat dikatakan memenuhi beberapa fungsi habitat, yaitu sebagai lokasi makan, beristirahat dan berlindung serta menjalin hubungan
sosial, karena terdapatnya jenis-jenis tumbuhan pakan kesukaan seperti: Cyperus compressus, Ichnanthus vicinus, Imperata cylindrica, Tithonia
diversifolia, Nephelium lapaceum, Angiopteris avecta, Garcinia mangostana, Dacryodes rostrata, Arthocarpus elasticus, Mallotus paniculatus, Albizzia falkata
, Acacia mangium, dan Macaranga pruinosa, Cynodon dactylon, Desmodium dichotonum, Setaria geniculata, Carex fragrans, Artocarphus heterophyllus,
Arthocarpus elasticus, Santiria laevigata, Nephrolepis exaltata auct , Digitaria ciliaris, Paspalum conjungatum, Vitex pubescens, Macaranga gigantea, dan
Garcinia parvifolia, kerapatan tumbuhan pada tingkat tiang dan pohon yang cukup tinggi, pohon-pohon dengan diameter besar dan bertajuk cukup rapat
yang memungkinkannya sebagai naungan. Pohon-pohon yang digunakan untuk menggosok-gosokkan badan gajah
sesudah aktivitas berkubang rubbing trees juga tersedia, terlihat dari bekas atau tanda lumpur yang menempel pada batang pohon bekas gosokan badan
gajah. Hal ini menunjukkan bahwa kubangan gajah terdapat di sekitar lokasi ini. Diagram profil vege tasi di lokasi istirahat dan lokasi berkubang disajikan pada
Gambar 21 dan Gambar 22.
5.7. Tumbuhan Pakan Gajah