Validasi Model Sintesis Hasil

Penurunan ukuran populasi gajah dapat menyebabkan terjadinya kepunahan gajah. Indrawan et al 2007 menyatakan populasi kecil mudah terancam kepunahan melalui berbagai faktor, seperti lingkungan dan demografi stokastik, tidak berfungsinya fungsi sosial social dysfunction, dan kemerosotan genetik. Pada umumnya populasi kecil berfluktuasi turun ke arah nol. Untuk menghindari resiko kegagalan pengelolaan populasi, maka pengelolaan populasi seharusnya dilakukan di atas ukuran minimum populasi yang layak. Kecenderungan pertumbuhan populasi merupakan indikator kelestarian populasi satwaliar.

5.13.6. Validasi Model

Uji validasi kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dikembangkan dapat diterima secara akademik atau tidak. Uji ini sekaligus untuk menghindari struktur model yang salah model of seldom. Caranya adalah dengan melakukan validasi output model, yaitu dengan membandingkan ouput model dengan data empirik Barlas 1996. Pada pengujian validasi kinerja ini digunakan uji statistika AME absolute means error. Barlas 1996 menyatakan suatu model dinyatakan baik bila nilai AME maksimal 10. Validasi suatu model dapat juga berdasarkan realibility dengan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Hasil simulasi diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0,995 dan AME 0,5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa model yang di bangun dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dari dinamika populasi gajah Sumatera. Uji validasi model berdasarkan Cronbach’s Alpha disajikan pada Lampiran 21.

5.13.7. Sintesis Hasil

Berdasarkan pola-pola hasil simulasi, terlihat bahwa sub model populasi gajah dan sub model hijauan pakan dalam bentuk decline, dan sub model penduduk dalam bentuk growth. Bentuk ini menurut Barlas 1996 merupakan bentuk umum dari model pemanfaatan sumber daya alam natural resource. Peningkatan jumlah penduduk dalam pemanfaatan sumber daya alam baik yang dapat diperbaharui renewable resource maupun tak dapat diperbaharui non renewable resource secara terus menerus akan mengarah pada over use dan menyebabkan pertumbuhan menjadi nol, atau bahkan menurun. Hasil simulasi yang di bangun menunjukkan bahwa faktor jumlah penduduk yang terus meningkat dalam melakukan aktivitas perambahan hutan, perburuan, dan konversi lahan merupakan faktor yang sangat menentukan daya dukung habitat terhadap populasi gajah. Jika asumsi laju pertambahan penduduk dari enam desa terus meningkat dari 3 hingga 7 per tahun, maka kebutuhan lahan terus meningkat dan daya dukung habitat hanya mampu menampung gajah sampai tahun 2036 sebanyak 3,96 ekor68,65km 2 . Rendahnya kepadatan populasi menyebabkan populasi lebih rentan terhadap kepunahan dibandingkan populasi besar. Oleh karena itu agar perkembangan populasi gajah dapat dipertahankan, maka pemerintah harus secara dini mempersiapkan langkah- langkah startegis sebagai tindakan untuk mencegah penurunan daya dukung habitat gajah. Disamping itu juga perlu dilakukan penguatan kelembagaan dan penegakan hukum law enforcement agar langkah strategis dapat dilakukan tepat sasaran, efektif dan efisien.

5.14. Kebijakan Pengelolaan Gajah Sumatera