Keasaman pH Tanah Kandungan Karbon Kandungan Nitrogen

Air Riki , Air Senaba, dan Simpang Tiga. Analisis kandungan unsur hara tanah disajikan pada Tabel 19. Tingkat kesuburan tanah yang rendah sampai dengan sangat rendah. Jenis tanah didominasi oleh jenis tanah podsolik, warna kuning, namun ada pula tanah dengan warna merah kecoklatan. pH-tanahnya mencapai 4,8 – 5,1, kelas struktur tanah ini sedang hingga kasar, mutunya kuat, dan tipe strukturnya butiran dan kubus, dengan kelas tekstur geluh lempung pasiran dan geluh pasiran. Konsistensinya dari mulai basah agak lekat, lembab teguh, hingga kering agak keras. Kondisi ini menunjukkan bahwa tanah tidak pernah mengalami pengelolaan. Ada beberapa aspek yang penting di dalam kesuburan tanah yaitu keasaman tanah, kandungan organik, kandungan nitrogen, kandungan fosfor, dan kapasitas tukar kation. Tabel 19 Kandungan unsur hara lokasi I hutan sekunder Air Tenang, lokasi II hutan primer Batu Ampar dan lokasi III semak belukar dan padang rumput Air Sabai Unsur Hara Lokasi I Lokasi II Lokasi III pH H 2 O 4,8 5,1 5,1 pH KCl 3,6 4,0 3,8 C Organik 0,17 0,26 0,20 N total 0,02 0,02 0,02 CN 9 13 10 P tersedia ppm 0,4 0,6 0,4 K 2 O ppm 97 86 91 Ca me100 g 1,11 0,83 0,91 Mg me100 g 1,22 0,37 1,22 K me100 g 0,18 0,16 0,18 Na me100 g 0,20 0,28 0,29 KTK me100 g 4,93 5,81 4,98 Sumber: Hasil Analisis Balai Penelitian Tanah Bogor 2007

5.3.6.1. Keasaman pH Tanah

Tabel 19 memperlihatkan bahwa tanah pada kawasan habitat gajah tergolong ke dalam tanah masam sangat kuat dan masam kuat. Perbedaan kemasaman tanah di tiga lokasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tergantung jenis dan besarnya bahan organik yang berasal dari tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Jenis tumbuhan yang tumbuh di tanah pada lokasi I yang merupakan hutan sekunder muda banyak terdapat alang-alang Imperata cylindrica, pada lokasi II hutan primer dan sekunder tua banyak ditumbuhi pohon, sedangkan lokasi III juga merupakan semak belukar banyak ditemui jenis semak dan rumput. Bahan organik dalam tanah di lokasi I, II dan III berasal dari bagian berbagai jenis tumbuhan seperti semak, rumput-rumputan termasuk resam dan daun-daun jenis pohon yang gugur pada musim kering. Proses dekomposisi daun-daun dari pohon terutama jenis daun lebar lebih cepat dibandingkan dengan jenis rumput atau alang-alang, karena jenis alang-alang ataupun rumput yang memiliki daun berbentuk pita mengandung serat yang tersusun dari lignin dan selulosa sehingga proses dekomposisi lebih lama.

5.3.6.2. Kandungan Karbon

Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa kandungan karbon C tanah di kawasan HPT PLG Seblat 0,17 di lokasi I, 0,26 di lokasi II dan 0,20 di lokasi III. Menurut kriteria sifat kimia tanah, kandungan C dalam tanah lokasi I, lokasi II dan lokasi III sangat rendah. Kandungan C dalam tanah merupakan salah satu parameter penting dalam hubungannya dengan produktivitas tanah. Menurut Soepardi 1983 bahwa produktivitas tanah yang baik bila kadar C berkisar antara 8 sampai dengan 16.

5.3.6.3. Kandungan Nitrogen

Hasil analisis tanah juga menunjukkan bahwa kandungan N tanah pada lokasi I, lokasi II, dan lokasi III di kawasan HPT PLG Seblat hanya 0,02 sangat rendah. Kandungan bahan organik tanah akan mengalami proses perombakan oleh sejumlah mikroorganisme menjadi senyawa yang lebih sederhana dan disertai dengan terbentuknya senyawa organik. Nitrogen tanah yang terdapat dalam bentuk komplek organik oleh mikroorganisme diubah menjadi bentuk N anorganik sehingga tersedia bagi tanaman Tisdale dan Nelson 1985. Hasil mineralisasi N selama proses amonifikasi akan mengalami beberapa keadaan berbeda. Nitrogen-amonium dapat diubah menjadi nitrit atau nitrat, diabsorbsi tanaman, dimanfaatkan oleh tanaman, maupun digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan sumber N Soepardi 1983.

5.3.6.4. Kandungan Fosfor, Kalsium, Magnesium, Sodium dan Potasium