Luas habitat gajah
Kebutuhan luas lahan pertanian
Laju Pertambahan
penduduk Tekanan
terhadap habitat
+ Tingkat
Pendidikan Masyarakat
- Jumlah
Penduduk +
+ -
Persepsi terhadap gajah
dan habitat +
+
-
Kelahiran Kematian
+ +
- Perburuan
+
Gambar 32 Diagram umpan balik dinamika masyarakat. 5.12 .2. Deskripsi Model pada Diagram Alir
a. Sub Model Populasi Gajah
Sub model populasi gajah menggambarkan dinamika jumlah gajah Sumatera yang ada di kawasan PLG Seblat. Menurut Dephutbun 2000 populasi
gajah liar 100-200 ekor, dengan asumsi 30 dari populasi merupakan gajah produktif, sex ratio 1:1, dan gajah betina melahirkan 1 ekor anak tiap 4 tahun
Sukumar 1989. Diharapkan jumlah perkembangan gajah liar maximum per tahun sebanyak 30100 x 200:2:4 = 8 ekor, hal ini dengan kondisi habitat yang
ideal kualitas dan kuantitas. Rizwar et al. 2001 menyatakan bahwa populasi gajah di kawasan Air Seblat - Air Rami sekitar 50 ekor. Soule 1987
menyatakan bahwa minimum viable population untuk jangka pendek ukuran populasi berjumlah 100-200 ekor. Menurut Blake dan Hedges 2004 belum ada
estimasi yang pasti mengenai ukuran populasi gajah di Indonesia. Perkembangan populasi gajah secara alami dipengaruhi oleh angka
kelahiran dan kematian. Besarnya kelahiran ga jah setiap tahunnya dipengaruhi oleh indikator gajah produktif, sex ratio, persen kelahiran, ratio ketersediaan
hijauan pakan dan produksi hijauan pakan gajah, serta kebutuhan hijauan pakan.
Demikian juga kematian gajah yang ada di kawasan PLG Seblat disebabkan oleh kematian alami, dan perburuan oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka
dapat disusun sub model dinamika populasi gajah di kawasan PLG Seblat seperti disajikan pada Gambar 12.
b. Sub Model Hijauan Pakan Gajah Sumatera
Sub model hijauan pakan gajah memberikan gambaran perkembangan jumlah hijauan yang ada di kawasan PLG Seblat yang memiliki luas 6.865 ha.
Banyaknya hijauan pakan gajah yang ada di kawasan PLG Seblat tergantung dari produktivitas hijauan dan pengurangan jumlah hijaua n yang disebabkan oleh
konsumsi gajah dan konsumsi oleh herbivora lain yang ada di kawasan PLG Seblat, dan hijauan mati secara alami.
Besarnya produksi hijauan pakan gajah di kawasan PLG Seblat dipengaruhi oleh tipe vegetasi yang terbagi dalam hutan primer, hutan sekunder,
dan semak, luas lahan efektif dan produksi hijauan per hektarnya. Banyaknya konsumsi hijauan pakan oleh gajah sangat ditentukan oleh besarnya populasi
yang hidup dan kerusakan lahan di kawasan tersebut. Sukumar 2003 menyatakan bahwa konsumsi hijauan pakan per ekor per hari 10 dari bobot
badan atau sekitar 250 kg-300 kg per ekor per hari. Gambar sub model hijauan
pakan gajah di kawasan PLG Seblat disajikan pada Gambar 13. c. Sub Model Masyarakat
Sub model masyarakat memberikan gambaran dinamika masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan PLG Seblat, yang mempunyai pengaruh terhadap
kondisi habitat, perkembangan populasi gajah dan hijauan pakan gajah yang tumbuh di kawasan PLG Seblat. Sub model masyarakat tersebut terdiri atas
indikator jumlah penduduk yang tinggal di sekitar kawasan tersebut, yang besarnya dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian, indikator tingkat pendidikan
masyarakat dan persepsi masyarakat, tekanan penduduk dipengaruhi oleh jumlah petani, laju pertambahan penduduk, proporsi manfaat dari usaha tani, proporsi
pendapatan dari non tani dan luas lahan pertanian, dan fraksi penduduk yang menjadi petani. Banyaknya anggota masyarakat yang menjadi petani akan
mempengaruhi jumlah kelompok petani. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang
menunjukkan bahwa dari enam desa penelitian hanya ada tiga desa yang memiliki kelompok tani desa Cipta Mulya, Air Pandan dan Suka Makmur yang
merupakan desa transmigrasi. Sedangkan tiga desa lainnya tidak memiliki kelompok tani.Jumlah kelompok petani yang ada di tiga desa penelitian sebanyak
6 kelompok yang masing- masing beranggotakan rata-rata 25 orang tiap kelompok, laju kelahiran 0,66 dan laju kematian sebesar 0,15. Gambar sub
model masyarakat di sekitar kawasan PLG Seblat disajikan pada Gambar 14.
5.13. Simulasi Pemodelan Dinamika Populasi Gajah