Analisis Kepadatan Populasi Gajah

hijauan pakan, proper use, dan kebutuhan hijauan sebagai pakan satwa per ekor per hari. Nilai proper use diperoleh dengan cara menetapkan nilai dari lahan atau habitat tersebut. Daya dukung = A x B x C D Dimana : A = produksi hijauanhari kghari B = proper use C = luas permukaan yang ditumbuhi hijauan pakan satwa m 2 D = kebutuhan pakan satwaekorhari kgekorhari Produksi hijauan pakan per hari diperoleh dari hasil pengukuran setiap pemanenan hijauan. Dalam penelitian ini pemanenan dilakukan pada umur 40 hari pada musim hujan dan 60 hari pada musim kemarau. Bagian tanaman yang dapat dimakan satwa tersebut disebut proper use dan faktor yang paling berpengaruh terhadap proper use adalah keadaan tofografi lapangan karena sangat membatasi ruang gerak satwa. Dalam penelitian ini proper use yang digunakan adalah 60-70 persen. Luas permukaan yang ditumbuhi hijauan pakan gajah merupakan luas dari masing- masing tipe vegetasi yang menyediakan pakan gajah, sedangkan kebutuhan pakan gajah merupakan kebutuhan pakan per ekor gajah per hari yang dihitung berdasarkan bobot badan. Dalam penelitian ini kebutuhan pakan adalah 10 dari bobot badan. Bobot badan gajah Sumatera berkisar dari 2500 kg hingga 3000 kg per ekor.

3.8.10. Analisis Kepadatan Populasi Gajah

Penghitungan terhadap kepadatan populasi gajah di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode penghitungan tidak langsung. Metode ini terdiri dari: a. Metode estimasi jumlah total kotoran yang ditinggalkan dalam satuan luas tertentu Yanuar 2000 b. Metode estimasi kepadatan gajah dari hasil perkalian jumlah total kotoran dengan laju urai kotoran dibagi dengan laju produksi kotoran Dekker et al. 1991; Dawson 1993. c. Estimasi jumlah kotoran atau kepadatan kotoran per km 2 Barnes dan Barnes 1992; Barnes 1996. Kepadatan populasi gajah baru dapat dihitung setelah laju urai kotoran diketahui, sedangkan laju produksi kotoran gajah Sumatera, menurut Santiapillai dan Suprahman 1986 berkisar antara 16 – 18 kali per hari. Dengan demikian jumlah gajah dalam satuan kilometer persegi dapat diketahui dengan menghitung dari rumus Dekker et al. 1991; Dawson 1993; Barnes 1996; Hedges and Lawson. 2006. E = N x LUK LPK Dimana: E = jumlah gajah per km 2 N = jumlah kotoran per km 2 LUK = laju urai kotoran hari LPK = laju produksi kotoran kalihari Metode estimasi kepadatan kotoran adalah ektrapolasi dari korelasi linier antara kepadatan kotoran yang sesungguhnya dengan jumlah kotoran yang ditemukan sepanjang transek Obot et al. 2005 ; Hedges and Lawson. 2006. Jumlah kotoran per km 2 merupakan banyaknya kotoran gajah yang ditemukan dalam tiap transek penelitian. Dalam penelitian ini jumlah kotoran ditemukan di enam lokasi Air Tenang, Air Riki, Air Senaba, Batu Ampar, Air Sabai dan Simpang Tiga. Laju urai kotoran menunjukkan berapa lama kotoran gajah terurai semuanya. Penghitungan laju urai dalam penelitian ini menggunakan hasil penelitian Rizwar et al. 2001. Sedangkan laju produksi kotoran menunjukkan berapa kali gajah menghasilkan kotoran dalam satu hari. Laju produksi kotoran gajah dalam penelitian ini sebanyak 18 kali per hari Santiapillai dan Suprahman 1986

3.8.11. Analisis Tekanan Penduduk dan Persepsi Masyarakat