Kondisi Habitat Gajah Sumatera

5.2. Kondisi Habitat Gajah Sumatera

Daerah penyangga buffer zone Taman Nasional Kerinci Sebelat TNKS adalah salah satu habitat gajah Sumatera yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sampai ekosistem sub alpin serta beberapa ekosistem yang khas rawa gambut, rawa air tawar dan danau yang masih tersisa di Pulau Sumatera dengan kondisi topografi yang relatif datar sampai landai dengan ketinggian 500 - 3.805 m dpl dan Temperatur udara 07° - 28° C, dengan curah hujan Rata-rata 3.000 mmtahun. Kegiatan pengelolaan konservasi gajah Sumatera dititik beratkan di dalam kawasan penyangga dengan pengelolaan secara kerjasama antar pihak atau manajemen kolaboratif collaborative management antara Balai Konservasi Sumberdaya Alam Hayati Propinsi Bengkulu BKSDA, Bengkulu, dan Conservation Response Unit CRU, dan berbagai pihak lainnya. Namun demikian kawasandaerah penyangga TNKS belumlah ideal bagi upaya perlindungan, pelestarian dan peningkatan populasi gajah Sumatera. Selain berbagai aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas habitat, sebagian besar kawasan tersebut juga telah terfragmentasi secara permanen. Pembukaan kawasan hutan disebabkan oleh pemekaran areal pemukiman disertai pembangunan sarana-prasarana pendukungnya dan konversi lahan hutan menjadi lahan perkebunan, pertanian, perusahaan dan bentuk lain penggunaan lahan. Tingginya aktivitas manusia yang mengakibatkan terbatasnya ruang gerak gajah Sumatera. Kegiatan sebagai upaya perlindungan, pelestarian dan peningkatan populasi gajah Sumatera saat ini hanya dapat dilakukan di kawasan Hutan Produksi Terbatas HPT fungsi khusus Pusat Latihan Gajah PLG Seblat dan mengusahakan untuk dapat memperluas kawasan konservasi sebagai habitat gajah menjadi 18.503 ha menuju TNKS. Semakin meningkatnya aktivitas manusia seperti, pencurian kayu, perambahan hutan, kebakaran hutan dan perburuan gading gajah, akan mengakibatkan penurunan daya dukung habitat gajah dan populasi gajah di kawasan Seblat. Berdasarkan kondisi saat ini existing condition, maka pengelolaan habitat gajah Sumatera sebagai bagian dari rencana pengelolaan sumberdaya alam hayati berkelanjutan menjadi hal yang sangat penting dan harus dilaksanakan dengan baik oleh seluruh pihak terkait. Dalam rangka pengelolaan habitat dan upaya penyelamatan gajah Sumatera di kawasan Seblat, maka dibutuhkan database yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan acuan untuk pengelolaan habitat gajah Sumatera. Database mengenai daya dukung habitat gajah Sumatera antara lain; karakteristik sumber air, karakteristik kubangan, karakteristik lokasi mengasin, struktur dan komposisi vegetasi, produksi pakan, palatabilitas pakan, distribusi pakan gajah, distribusi dan estimasi populasi gajah berdasarkan kepadatan kotoran gajah, daya dukung habitat gajah Sumatera, tekanan penduduk dan persepsi masyarakat pada kawasan HPT PLG Seblat dan sekitarnya. 5.3. Komponen Daya Dukung Habitat 5.3.1. Kualitas dan Kuantitas Air Minum Gajah Sumatera